Fey mengelap punggung tangan kirinya yang terluka. Tidak begitu parah, tapi mengeluarkan sedikit darah.
"Nyerempet apa lo sampai kayak begini?" Hana meraih tangan Fey dan membersihkannya menggunakan alkohol.
"Pas jalan tadi kebentur ujung meja. Gak taunya luka." Fey menahan perih saat Hana mulai mengolesi obat pada lukanya.
"Mejanya aman gak?"
"Han, lo kok nyebelin, sih!" Fey tahu bahwa Hana akan mengejeknya karena ceroboh.
"Gue heran banget sama lo, sumpah! Tante Ria ngidam apa ya waktu hamilin lo sampai-sampai lahir manusia macem begini." Hana masih mengomel sambil meletakkan kotak P3K pada tempatnya.
"Mana gue tahu! Sana tanya sama mama gue," sahut Fey dan mengerucutkan bibirnya.
"Mau ke kelas gak?"
"Iyalah! Masak baru gini doang gue bolos. Noob banget!" Fey berjalan mengikuti Hana yang sudah meninggalkannya.
Jam pelajaran kosong. Karena dosen pengganti Bu Sindi belum ada. Penghuni kelas bersorak ria, menikmati masa-masa kekosongan ini.
Fey dan Hana memutuskan untuk duduk di kantin menikmati siomay Kang Umar. Tak lupa mereka membawa buku pelajaran Bu Sindi untuk sekedar dibaca-baca.
Sesekali Fey dan Hana membolak-balik halaman buku tersebut. Karena banyak hal yang mereka tak paham akibat cara mengajar Bu Sindi.
"Permisi. Sorry ganggu, meja yang lain penuh. Numpang duduk boleh gak?" Dua orang pria berdiri tepat di sebelah Fey.
"Kak Nantha, silakan kak, silakan! Duduk aja!" Fey berucap dengan antusias, membuat kedua pria itu tersenyum menatapnya.
"Fey, ya?" tanya Nantha dan membuat Fey ingin meloncat kegirangan.
"Kakak tahu nama aku? Astaga! Kakak berarti kenal aku? Gak nyangka loh!" Fey berucap dengan sangat gembira membuat Hana menatapnya malu.
"Iya, gue taunya pas lo jatuhin keranjang jajanan kantin. Anak-anak pada heboh nyebut nama lo." Jawaban Nantha membuat wajah Fey yang tadinya girang berubah menjadi merah padam. Sedangkan Hana mengulum senyum dan pria yang tadi datang bersama Nantha berusaha menahan tawa.
"Kalian gak makan?" tanya Devan, teman Nanthan.
"Udah kenyang makan omongan netizen," celetuk Fey dengan nada sinis.
"Lo tersinggung?" Nantha menatap sekilas gadis yang duduk di sebelahnya itu lalu kembali fokus dengan makanan di hadapannya.
Fey tidak menjawab, ia membiarkan pertanyaan Nantha menguap di udara.
"Fey, gue minta maaf. Gue gak bermaksud nyinggung lo. Tapi kenyataannya begitu, 'kan?" Fey hanya melirik Nantha tanpa menjawab ucapan pria itu.
"Gak apa-apa, Kak. Fey memang suka begitu. Nanti juga dia bicara. Dia gak kuat diam lama-lama. Mulutnya bisa kram kalau gak bicara." Hana berucap dengan santai dan membuat Fey mendelik ke arahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Why Me? [Sudah Terbit]
Romance#1 - romancekomedi (16/06/21) #1 - whyme (07/07/21) #2 - novelromance (01/11/21 "Maaf, Om. Saya gak sengaja." "Om? Setua itukah saya?" Pertemuan singkat yang membuat Ben jatuh hati dengan kecantikan dan sikap menggemaskan gadis yang ia tak sempat ta...