Mentari mulai meninggi meski waktu baru menunjukkan pukul sepuluh pagi. Pancaran cahayanya membuat mata setiap insan menyipit. Fey masih duduk di meja makan sendirian karena papa dan kakaknya sudah berangkat ke kantor. Sedangkan mamanya sibuk merapikan meja makan.
"Kamu hari ini kuliah?" tanya Ria pada anak gadisnya yang tengah menyantap sarapan.
"Kuliah. Kenapa, Ma?"
"Jangan pulang telat. Nanti malam Ben sama keluarganya mau makan malam di rumah kita," tutur Ria sambil mengangkat piring-piring kotor untuk dibawa ke dapur.
"Ya ya, Fey pulang awal nanti. Kok terus, sih, makan malam sama keluarga Ben itu?" tanya Fey dengan nada agak kesal.
"Loh, kamu ini gimana, sih? Papanya Ben itu kan sahabat baik papa kamu. Jadi wajar aja kita sering makan malam bersama. Kok kamu malah sewot begitu?" Ria menatap penuh selidik ke arah putrinya itu.
"Hm." Fey bergumam pelan lalu beranjak menuju kamar.
Setelah tiga puluh menit bersiap, akhirnya Fey berlari menuruni anak tangga. Derap langkahnya yang berisik membuat Ria berkacak pinggang di ruang tengah.
"Berangkat, Ma." Fey hendak mencium tangan mamanya, tapi mamanya malah bersiap untuk mengomel.
"Berapa kali harus mama bilang? Jangan lari-lari. Heran banget mama sama kamu. Padahal dulu waktu hamilin kamu mama ngidamnya model cantik yang anggun loh. Ini kok jadi lahir macem begini." Ria mengomel panjang lebar, tapi Fey tak menghiraukannya. Gadis itu langsung mencium tangan mamanya dan pergi.
Jalanan hari ini terlihat sangat padat. Fey sampai merasa mengantuk selama perjalanan ke kampus. Berkali-kali ia melirik ke kiri hanya untuk memperhatikan para pejalan kaki yang berlalu-lalang. Kendaraan-kendaraan yang ada di depan seolah sedang parkir, sangat sedikit pergerakan yang terjadi.
Setelah tiga puluh menit melewati kemacetan kota, akhirnya Fey sampai di kampus. Gadis itu berjalan dengan tangan yang sibuk memainkan ponsel. Jemarinya asik membuka akun instagram milik Nantha. Ia masih kesal dengan pria itu akibat tragedi memamerkan cicin pertunangan tempo hari.
"Heh! Gini doang songong si Nantha! Kemana-mana juga cantikan gue!" Fey menggerutu saat ia melihat foto tunangan Nantha di ponselnya.
Langkah Fey sampai di depan kelas, tapi matanya masih fokus pada layar ponsel. Kakinya terus terayun menuju ke bangku yang ada di sebelah Hana. Fey bahkan sama sekali tidak memalingkan pandangan dari benda pipih itu.
"Kepoin apaan lo sampai segitunya?" tanya Hana penasaran pada Fey yang kini sudah duduk di sebelahnya.
"Noh! Lo liat tunangan si Nantha! Kemana-mana juga cantikan gue lah!" Fey berucap dengan yakin dan percaya diri.
"Astajim! Gini doang dibanggain sama si Nantha! Kirain tunangan dia udah wah, eh taunya cuma oh!" balas Hana saat ia sudah melihat foto tunangan Nantha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Why Me? [Sudah Terbit]
Romance#1 - romancekomedi (16/06/21) #1 - whyme (07/07/21) #2 - novelromance (01/11/21 "Maaf, Om. Saya gak sengaja." "Om? Setua itukah saya?" Pertemuan singkat yang membuat Ben jatuh hati dengan kecantikan dan sikap menggemaskan gadis yang ia tak sempat ta...