Why Me? || Tiga

1.1K 213 30
                                    


Fey duduk di bangkunya dengan gelisah. Berkali-kali ia melirik ke ambang pintu kelas. Hana yang sudah ia minta datang lebih awal malah ngaret tiga puluh menit.

"Sialan tu anak ke kampus jalan kaki, ya!" Fey terus saja mengumpat sahabatnya yang tak kunjung menampakkan batang hidung.

"Fey!" Napas Hana tak beraturan. Ia langsung duduk dan meneguk air mineral yang ada di genggamannya.

"Lo ke sini jalan kaki? Atau jalan tangan? Atau naik kura-kura? Lamanya bikin gue tumbuh uban," tutur Fey melebih-lebihkan.

"Ketiduran," jawab Hana jujur.

"Permisi, tadi gue udah bangunin lo sebelum gue berangkat, Han!" Fey mendelik menatap Hana.

"Iya, tapi habis itu gue tidur lagi."

"Asem! Gue lumutan di sini, lo malah enak-enakan tidur di rumah. Pen gue bacok lo!" Fey terus saja mengomel.

"Ada apa, sih?" Hana malas berdebat dengan sahabatnya yang tidak mau kalah itu.

"Mana presentasi kita? Gue mau cek. Gue gak mau nanti pas di depan ada yang cacat," ucap Fey menatap remeh sahabatnya.

"Nyesel gue temenan sama lo! Gak ada sopan-sopannya. Nih!" Hana mengeluarkan laptop dari ransel yang ia bawa dan menyerahkannya pada Fey.

Tanpa rasa bersalah dengan ucapannya, Fey menerima laptop itu dan menekan tombol power. Sekilas ia melirik Hana yang sedang memainkan ponsel.

"Materinya mana?"

"Di otak gue. Mau lihat lo?" Hana menatap tajam Fey yang kini terlihat bingung.

"Gak lo print?"

"Gak! Habis-habisin kertas doang."

"Gimana gue belajar?" Fey memasang wajah memelasnya sedangkan Hana hanya membalas dengan mengangkat bahu.

Fey berusaha membuka file-file yang ada di laptop Hana. Benar saja, ia menemukan materi yang akan dipakai presentasi. Fey mulai membaca setiap kata yang tersusun rapi menjadi kalimat. Setiap paragraf ia pahami dengan cermat.

Ini bukan yang pertama kali Fey menghafal dalam waktu singkat. Karena sudah biasa jika Hana yang mengerjakan presentasi, maka Fey harus siap memahami materi presentasi dalam waktu singkat.

"Pagi, anak-anak," sapa Bu Ovi dengan sangat bersemangat.

"Pagi, Bu!" Para penghuni kelas menjawab dengan kompak.

"Baiklah, karena hari ini presentasi, kita langsung aja. Siapa yang mau maju pertama?" Bu Ovi mengedarkan pandangan, menatap seisi kelas yang tampak mengheningkan cipta.

"Lagi berdoa ya semuanya?" Bu Ovi masih mempertahankan senyumannya.

"Ibu hitung sampai tiga. Kalau gak ada yang mau maju, ibu akan kurangi masing-masing satu poin dari nilai kalian," ancam Bu Ovi dengan senyum miring.

"Satu."

"Dua."

"Ucup, Bu!" Sebuah suara terdengar dari arah belakang. Tapi semua mata tertuju pada mahasiswa yang bernama Ucup.

"Silakan, Ucup. Sama siapa kelompok kamu?" Bu Ovi bertanya dengan santai.

"Sama Bagas, Bu." Suara Ucup terdengar pasrah.

Presentasi mulai berlangsung. Fey dan Hana mengembuskan napas lega karena selamat dari kandidat pertama. Semua mahasiswa dan mahasiswi selalu menghindari maju pertama saat presentasi Bu Ovi karena alasan yang kuat.

Siapa saja yang maju pertama, akan mendapat banyak kritik dan pertanyaan menjebak dari Bu Ovi. Karena sebagai presentator pertama harus benar-benar siap dan matang. Jika ada sedikit celah, maka akan membuat Bu Ovi mengajukan pertanyaan yang sangat mematikan.

Why Me? [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang