Mata kuliah bu Sabe akan segera dimulai, tetapi Hana tak kunjung menampakkan diri. Berkali-kali Fey menghubungi ponsel sahabatnya itu tapi tak mendapat respons. Langkah sepatu pantofel milik bu Sabe terdengar nyaring di ruangan yang sudah senyap ini. Fey mendesah malas karena hari ini ia harus melewati mata kuliah sendirian.
Bu Sabe mulai memaparkan materi di depan kelas. Jemari lentiknya tampak menulis beberapa poin penting di papan putih. Mimik wajahnya tampak serius kala menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh beberapa mahasiswa. Fey tampak memperhatikan, tapi rasa bosan mulai menghampiri kala ia merasa tak ada teman diskusi.
"Baiklah. Ibu cukupkan sampai di sini, ya." Bu Sabe mulai merapikan buku-buku miliknya yang ada di atas meja.
Dengan anggun guru berparas cantik dengan perawakan bak model itu melenggang pergi keluar kelas. Fey mengehela napas lega, mengikuti mata kuliah tanpa Hana ternyata terasa sangat hambar. Karena terbiasa bersama, kini saat tak ada Hana semua terasa tak seru bagi Fey. Beruntung hari ini hanya ada satu mata kuliah. Dengan malas Fey merapikan buku dan alat tulisnya. Saat memastikan sudah tak ada yang tersisa di atas meja, Fey meraih totebag-nya dan hendak pulang.
"Fey." Sebuah suara menghentikan langkah Fey yang akan keluar dari mejanya.
"Kak Bian?"
"Bisa ikut gue, gak? Kita nongkrong bentar." Pria dengan kaos maroon itu menampakkan senyum manis ke arah Fey.
"Berdua doang, Kak?" tanya Fey kaget.
"Iya." Bian menjawab dengan yakin dan membuat Fey bingung untuk mengambil keputusan.
"I-iya, Kak. Mau ke mana?" Fey sebenarnya ragu. Tapi ia tak enak jika menolak.
"Kita ke kafe deket kampus aja, ngobrol santai." Bian melangkah terlebih dulu saat sudah mendapat anggukan setuju dari Fey.
Ada sedikit rasa cemas dalam hati Fey, ia takut keputusannya ini akan membuat kesalah pahaman pada sahabatnya. Namun, Fey meyakinkan diri bahwa ia tak ada niat untuk merebut Bian dari Hana. Meski senyum pria itu mampu membuat jantungnya berdebar tak karuan.
Kedua remaja ini sudah duduk di kafe dekat kampus dengan masing-masing memesan milkshake coklat dengan topping ice cream. Fey terlihat gugup dan cemas. Sesekali ia mengedarkan pandangan melirik sekeliling. Ia seperti sedang melakukan perselingkuhan saat ini.
"Fey, gue butuh bantuan."
"Apa?" tanya Fey dengan menaikkan sebelah alisnya.
"Kasih tau gue se-"
"Kalian di sini? Berdua doang?" Sebuah suara membuat keduanya menoleh ke sumber suara.
Mata Fey membulat. Dengan susah payah ia menelan ludah untuk membasahi kerongkongannya yang mendadak terasa kering meski ia tadi sudah minum milkshake. Sorot tajam tampak terhunus dari mata Hana dan itu membuat Fey salah tingkah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Why Me? [Sudah Terbit]
Romance#1 - romancekomedi (16/06/21) #1 - whyme (07/07/21) #2 - novelromance (01/11/21 "Maaf, Om. Saya gak sengaja." "Om? Setua itukah saya?" Pertemuan singkat yang membuat Ben jatuh hati dengan kecantikan dan sikap menggemaskan gadis yang ia tak sempat ta...