Fey menikmati waktunya dengan rebahan sepanjang hari. Hari ini ia tidak ke kampus karena dosen yang harusnya mengisi kelas tidak bisa mengajar sebab ada urusan mendadak. Gadis berkulit putih itu sibuk memainkan ponsel, mencari kabar-kabar terkini yang bisa ia bincangkan pada sahabatnya saat bertemu.
Sebuah panggilan masuk membuat Fey menghentikan aktivitasnya dan menautkan kedua alisnya. Nama Ben terpampang jelas di layar ponsel gadis manis ini. Fey menarik napasnya kuat-kuat lalu menghembuskannya dengan kasar. Semua umpatan sudah siap untuk ia keluarkan. Fey menyeret icon telepon berwarna hijau itu ke atas, kemudian menempelkan ponselnya pada telinga kanan.
"Harus bagaimana saya sampaikan biar Om ngerti kalau saya tidak mau diganggu lagi!" Fey berucap dengan sangat keras tanpa memberikan kesempatan pada pria di seberang sana mengucapkan sesuatu.
Setelah ucapannya terhenti, Fey tampak mendengarkan dengan malas ucapan pria yang menelponnya itu.
"Saya sedang ada urusan dan saya tidak ada di rumah!" jawab Fey masih dengan nada yang tinggi.
Fey memutuskan sambungan telepon. Ia sangat kesal dengan sikap menyebalkan Ben yang dengan beraninya menelpon dan mengatakan ingin mengajaknya keluar. Semakin hari Ben semakin berusaha keras mendekatinya.
Sebuah pesan masuk menyadarkan Fey dari kekesalannya. Ia kembali menatap layar ponsel berwarna putih itu. Nama Ben kembali muncul di sana dengan sebuah pesan singkat yang dikirimnya.
Om Ben
15.46Saya tahu kamu di rumah. Kata Tante Ria, kamu seharian ini hanya rebahan di kamar.
"Sial! Ini orang nyebelin tingkat akut! Sampai berani-berani nelponin mama gue juga!" Fey menggerutu kesal setelah membaca pesan singkat yang dikirimkan oleh Ben.
Suara ketukan pintu membuat Fey melirik tanpa berniat membukanya. Ia hanya menunggu seseorang di balik pintu berucap.
"Sayang, di bawah ada Ben. Katanya mau ketemu kamu," suara Ria dari balik pintu membuat Fey membulatkan mata.
"Anjir! Ternyata dia ke sini!" Fey mengumpat dengan penuh penekanan.
"Fey! Cepetan turun dulu, ditungguin Ben, loh!" Ria kembali berteriak dan membuat Fey berdecak kesal.
Fey membuka pintu dan menatap mamanya yang kini berdiri di hadapannya dengan tangan yang sudah siap mengetuk kembali pintu kamar.
"Astaga! Penampilan kamu kayak wanita yang sering nongkrong sore-sore di depan komplek, Fey!" Ria berseru kaget saat melihat anak gadisnya dengan penampilan yang kacau.
"Mama samain aku sama orang gila di depan komplek? Jahat banget sama anak sendiri!" Fey menatap kesal ke arah mamanya.
"Kalau gak percaya, ngaca dulu sana!" Ria mendorong putrinya ke depan cermin yang ada di dalam ruangan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Why Me? [Sudah Terbit]
Romance#1 - romancekomedi (16/06/21) #1 - whyme (07/07/21) #2 - novelromance (01/11/21 "Maaf, Om. Saya gak sengaja." "Om? Setua itukah saya?" Pertemuan singkat yang membuat Ben jatuh hati dengan kecantikan dan sikap menggemaskan gadis yang ia tak sempat ta...