BAB 1 | I' inizio della storia

53 4 0
                                    

___ $€£ Osserva Eliana $££ ___

*
Tak ada senyum disini, semua Orang berduka, tangis pecah memenuhi suasana.

Dadaku sesak, mataku panas, melihat Orang yang ku sayangi terbujur kaku, di rubungi banyak Orang.
rasanya, ku tak percaya dengan semua ini. Melihatnya untuk yang terakhir kali.

Matanya sudah tertutup, suaranya sudah tak bisa ku dengar lagi, elusan tanganya di rambutku sudah tak bisa ku rasakan lagi.

Air mataku memang tak keluar, tapi dada ini sesak, seperti ditimbun beberapa beton.

Aku tak bisa lagi melihatnya, Aku tak kuat.
Aku berlari menjauh,
Aku menghampiri Ibuku yang sedang menangis tersedu, ku raih Ibu, ku peluk Ibuku, Aku menangis dalam pelukannya.

Suasana duka semakin berasa. Ya, keluarga ku telah kehilangan Orang sebagai panutan.

" Kau sudah tak punya ayah nak, " kata Ibuku sambil menyeka tangisnya dan mengelus kepalaku.

Aku tak tahu, kenapa ini begitu cepat, kenapa tuhan mengambilnya. Di sekelilingku ada kerabat-kerabat ku yang membantu mengurus jenazah Ayah dan ada Sahabat-Sahabat ku yang senatiasa menguatkan ku.

Tapi, Aku tak tahu setelah ini seperti apa, setelah kepergiannya.

___ 🍂 ___

Aku Eliana de Accardi, Ayahku bernama Accardi. Aku adalah anak bungsu dari tiga bersaudara.

Dulu....

keluargaku begitu harmonis, menjadi keluarga yang bahagia meskipun keadaan keluarga kami sederhana.

Tapi...

kini Ayahku telah pergi kejalan sang Ilahi.

Aku tinggal disebuah desa bernama San Giovanni, desa semasa kecilku, sebuah desa yang asri. Penduduknya mayoritas sebagai Pengembala Hewan ternak. Dan Aku juga sangat senang, dulu saat Aku ikut Ayahku untuk mengembala Dombanya.

Mungkin kini, setelah kepergiannya, semua akan berubah.

Jujur, Aku masih ingin Ayah ada disini lagi, tapi Aku tak bisa melawan Takdir.

___

Hari ini Aku bersiap untuk pergi ke Sekolah. Sebelumnya, kini Aku tengah sarapan bersama keluargaku.

" Verrera, nanti kau bersih-bersih Rumah, Ibu mau pergi mencari pekerjaan, " kata Ibu

victori, Ia adalah Ibuku, Ibu penyayang menurutku. Dulu sebelum Ayah meninggal, Ibuku tak pernah bekerja, Ibuku hanya diRumah, mengurusi Rumah dan Anak-Anaknya.

Kini, Aku sedikit merasa sedih, melihat Ibu yang ingin mencari pekerjaan, tapi bagaimana lagi..

Dan, Verrera adalah kakak pertamaku, Ia sudah lulus Sekolah dan kini Ia yang akan mengurus Rumah.

Aku sudah menyelesaikan sarapanku, rotiku sudah habis, kini tinggal berpamitan,

" Ibu, lia pamit Sekolah dulu, " ku gapai tangan Ibu lalu menciumnya.

" Iya sayang, hati-hati ya. Belajar yang rajin," tutur Ibu.

Aku mengganguk, lalu keluar Rumah.

Kalau kalian pikir, Aku tadi mengatakan lia. Panggilan kecilku adalah lia untuk Orang yang menurutnya, kalau memanggil Eliana kepanjangan.

Ku goes sepeda sederhanaku, menelusuri jalanan Pedesaan.

Di tengah perjalanan, Aku bertemu dengan teman-temanku. Kami sama-sama menaiki sepeda masing-masing.

" lia, apakah kau masih bersedih atas kepergian Ayahmu ."

Entah kenapa, tiba-tiba Varoni salah satu temanku menanyakan hal tersebut.

" Ehmmm... ya,sedikit ."

Aku menjawab dengan menahan kesedihan yang masih hinggap dalam diriku.

" Jangan pernah bersedih Eliana, kami ada untukmu, " Ronallo berkata sambil tersenyum padaku.

Aku pun membalasnya dengan senyuman. Di lain sisi, Aku bahagia memiliki mereka yang mengerti perasaan ku.

" Kan kita Sahabat, " varoni merangkul pundakku.

Ya...
benar..

karna kita Sahabat.

___ $€£ Osserva Eliana $€£ ___
2

___ $€£ Osserva Eliana $€£ ___2

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
osserva eliana ( REVISI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang