🐌 XIV 🐌

12 4 2
                                    

Buah mangga yang terlihat baik di luar, belum menjamin di dalamnya tidak akan busuk. Terkadang, apa yang dilihat mata itu menipu.

🐣🐣🐣

"Baik anak-anak, pelajaran kita selesai. Jangan lupa tugas kalian dikerjakan, deadline lusa harus sudah dikumpulkan. Bisa dimengerti?" ucap guru bahasa Indonesia saat hendak keluar. Mulutnya sibuk bicara, matanya memerhatikan muridnya satu persatu, namun tangannya sibuk membereskan buku-buku yang dibawanya.

"Mengerti, Bu!" sahut mereka satu kelas.

Seketika guru tersebut keluar setelah mengucapkan salam. Tak ketinggalan, teman-teman Cia segera berhamburan ke luar kelas dan menghampiri kelas tetangga. Pasalnya, sebelum meninggalkan kelas, guru bahasa Indonesia itu memberikan tugas yang dibilang cukup berat untuk dilakukan.

"Eh, Lu. Lo udah dapet pasangan?" tanya Cia, wajahnya panik takut jika tidak mendapatkan pasangan.

Seketika Candra datang dan langsung merangkul Lulu. Cia saat itu langsung paham, kalau Lulu berpasangan dengan Candra.

"Lulu sama gue, Ci. Lo belum ada pasangan?"

Cia menggeleng, menanggapi pertanyaan Candra.

Candra terlihat sedang mencari-cari, matanya sibuk memerhatikan satu persatu orang. "Gus!" pekiknya. Orang yang Candra panggil seketika menoleh. Cia membulatkan matanya tak percaya. Apa Candra berniat memasangkan dirinya dengan Bagus? Tidak salah sih, tapi kan? Ah, sudahlah.

"Kenapa?" tanya Bagus bingung sembari menghampiri Candra.

"Lo udah ada pasangan?"

"Oh, udah kok. Gue sama El--"

"Eh, Gus. Gue sama teman lo aja, ya. Tito. Bosen kali sama lo terus!"

Ucapan Bagus tersambar oleh gadis cantik pendatang baru yang hari ini bersekolah di SMA Bintang Angkasa.

"Ooh ... ya udah, gak masalah. Gue bisa cari lagi. Santai."

Pikiran Cia berputar, ia menggigit bibir bawahnya. Apa dia harus mengatakannya pada Bagus? Kenapa tidak Bagus saja. Ah, laki-laki itu memang tidak selalu peka dengan keadaan.

Sejenak Cia mengembuskan napas pasrah. Tidak ada jalan lain, inilah satu-satunya cara agar ia bisa memiliki pasangan.

"Pasangan kalian harus cewek-cowok. Tujuannya agar cerita pendek yang kalian buat mempunyai jiwa."

Cia mengingat ucapan guru tadi. Diperparah dengan genre cerita yang dipilihkan. Romance?!

"Gus, lo mau jadi pasangan gue, gak?!" ucap Cia secara cepat dan terkesan berteriak.

🐣🐣🐣

Cia kira, dirinya tidak akan pernah lagi ada dalam satu kendaraan bersama Bagus. Namun, takdir seolah mematahkan perkiraan itu.

Langit hampir saja gelap. Untung saja Bagus membawa mobil. Tetapi, kemacetan tidak bisa dihindari padahal sudah mau hujan. Sampai saat ini Cia belum juga mau bicara pada Bagus. Biasanya, ia yang paling cerewet. Entah kenapa Cia menjadi sensitif.

Bintik HitamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang