2. Kantin

590 39 2
                                    

Kriingg

Seluruh siswa berhamburan keluar kelas menuju kantin saat bel istirahat berbunyi. Tidak terkecuali empat orang yang saat ini sedang duduk bersama di dalam kelas.

"Gila, Pak Agus. Ngasih pr banyak banget."

Seorang murid laki-laki dengan hp di saku seragamnya tersenyum simpul. Menatap tiga orang temannya yang berdiri dari tempat duduknya masing-masing.

"Lo kayak nggak tau Pak Agus aja." seorang temannya dengan name tag Arkana Reyhan memasukkan salah satu tangan ke saku celana, berjalan menuju pintu kelas.

"Pusing banget gue."

"Tapi lo pintar kimia, Farrel Fisaka." salah satu dari dua orang didepannya dengan rambut bergelombang menyahut malas.

"Lo juga pintar, Jondan Pusaka."

"Nggak sepintar lo sama Ryan."

Farrel terkekeh kecil. Berdiri kemudian merangkul bahu Jondan.

"Ayo kantin."

Ketiga murid laki-laki itu menoleh bersama, menatap teman mereka yang menampilkan wajah datar.

"Oke!"

Saat keempatnya sedang berjalan bersama menuju kantin, mereka berhenti ketika di cegat oleh dua orang adik kelas.

"Kak Ryan, i-ini buat lo."

Salah satu diantara dua adik kelas mereka menyodorkan sebatang coklat kepada laki-laki dengan rambut hitam kecoklatan.

"Makasih."

Sang adik kelas tersenyum kemudian pergi bersama temannya. Ryan memasukkan coklatnya tersebut ke dalam saku celana, melanjutkan perjalanan yang sempat terhenti.

"Lo popular banget."

Ryan menoleh pada Jondan yang sedang menatapnya.

"Padahal gue biasa aja."

"Sialan lo!"

*****

"Ayo ke kantin." Ara berdiri, menunggu jawaban dari tiga orang didepannya.

"Let's go! Ayo Mel, gue udah nggak sabar!" Vio berkata antusias, berdiri disebelah Ara bersama Alisa.

"Kayak lo penyabar aja." Melani berdiri dari duduknya, berjalan keluar kelas sambil sesekali memainkan rambutnya yang sengaja di gerai. Mereka berempat berjalan beriringan, menarik perhatian murid-murid yang berlalu lalang.

"Shit."

Melani mengumpat pelan ketika mereka tiba di kantin.

"Gila, ini kantin apa butik yang lagi diskon besar-besaran sih?" Vio melihat terkejut isi kantin. Karena ini pertama kali dirinya dan Melani menginjakkan kaki di kantin sekolah mereka.

"Mereka belum kesini." Ara memberitahu ketiga temannya. Di balas anggukan, keempatnya berjalan menerobos kerumunan dan duduk di meja yang berada di sudut kantin.

"Mau makan apa?" Alisa bertanya menawari.

"AAAAA GANTENG BANGET!!!"

"ARKAAAAANNN AKU PADAMUU!!!"

"FARREL KOK GANTENG SIIIHH?!!!"

"THE KING EMANG GANTENG-GANTENG AAAAA!!"

Melani, Ara, Vio, dan Alisa kompak menutup telinga saat para murid perempuan yang berada di kantin berteriak saling bersahutan.

"Apa-apaan sih tu cewek-cewek, alay." Melani menggerutu kesal.

Kemudian empat orang murid laki-laki berdiri di dekat meja yang sedang Ara dan teman-temannya duduki saat ini.

MAVIA (PROSES REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang