Selama enam belas tahun hidup dan berpijak di bumi, Jennie alias Nini bahkan tidak pernah memakai sepatu yang benar-benar bagus untuk sekolah, tidak pernah menguncir rambut karena pasti akan di acak-acak juga oleh Choi Ro Min. Juga tidak pernah memiliki tubuh ramping dan cantik seperti ini.
Memiliki teman pun satu, itu juga hilang-hilangan entah kemana --- seperti teman musiman.
Satu minggu berlalu, dan ia sudah terbiasa dengan kehidupan yang sedikti fancy walau tak senorak Choi Ro Min. Ia tau bahwa dirinya terjerembab ke dalam dunia Webnovel yang kemarin-kemarin ia baca, tapi sepertinya ia tidak memiliki karakter atau bisa jadi tercipta sendiri.
Jennie namanya, ya mulai sekarang setidaknya nama ia juga bagus seperti waktu lahir, tidak lagi dipanggil 'Nini'. Yang Jennie bingung hanyalah, bagaimana bisa ia tidak memiliki peran di sini? Dan bisa jadi memang karakter nya tercipta sendiri begitu saja, salah satu buktinya adalah wajah.
Wajah 'Nini' dengan Jennie memang ada kemiripan dan sepertinya ini gambaran Lim Janice bila cantik dan kaya.
Jadinya, Jennie jadi tidak mau kembali ke kehidupan nya itu yang penuh dengan drama. Gadis itu akhir-akhir ini menikmati kehidupannya yang baru, memiliki banyak teman biarpun paling nempel dan dekat dengan hanya Irene dan Lisa, hidup nyaman tentram, dan kebutuhan terpenuhi.
Tapi sampai saat ini pun Jennie tidak tau dimana orangtuanya, seharusnya 'Kim Jennie' memiliki orangtua bukan? Pastilah orangtuanya ini konglomerat atau pengusaha kaya, terlihat dari lingkungan hidup anaknya ini.
"Lis, Rene, orangtua aku kemana, ya? Kok aku gak pernah lihat" tanya Jennie blak-blakkan, pasalnya biarpun ia mengatakan kalau dia datang dari dunia lain pun dua temannya itu hanya terbahak dan menganggap nya gila.
"Rene, kamu denger kan? Teman kita nih pura-pura bodoh atau apa sih" Lisa terbahak hingga membuat kasur yang ketiganya tempati bergoyang sedikit.
"Yah, lucu, lucu" sahut Irene masih sibuk dengan cat kukunya.
"Aku kan hanya tanya ya.Tinggal jawab aja sih" balas Jennie menarik telinga Lisa hingga sang pemilik mengumpat.
"Kan kamu sendiri tuh yang minta kami berdua buat tinggal bersama sama di rumah ini, karena kamu ngerasa gak dianggap di keluarga kamu." jawab Irene, gadis itu lalu menutup wadah cat kuku nya dan mulai meniup-niup jarinya hati-hati
Jennie tersentak, begitukah? Apa memang ia ditakdirkan tidak dapat berbahagia dengan keluarga walaupun di dua dunia? Jennie meringis, tak ada bedanya dengan kehidupan lalu.
"Tapi ya memang bener sih, kasihan aku liat kamu dibanding-bandingkan terus sama kakak-kakak tiri kamu itu, jadi yaa aku juga mau tinggal bersama, Jen" ungkap Lisa yang mana makin membuat Jennie penasaran.
"Rumah ini tuh patungan uang kita bertiga yang jumlahnya, ya kamu tau lah ya kita gak mungkin hanya dikasih dua juta seminggu,jadi lumayan besar buat kita bertiga." lanjut Irene.
Kedua sahabat barunya itu menjelaskan seolah-olah memang Jennie sedang amnesia. Mereka tanpa protes menjelaskan dengan detail.
"Tapi bedanya kalo keluarga aku sama Irene gak ada masalah apa-apa dan uang juga jalan terus tiap minggu, hehe." Lisa berujar sembari mengacungkan jari telunjuk dan tengahnya bentuk damai.
Irene mendengus "Hey, tapi uang Jennie juga jalan terus tiap minggunya, kok." bantah dia.
Jennie terkekeh, ya sudahlah ia juga tidak terlalu peduli. Memiliki teman seperti Lisa dan Irene juga hidup lebih dari cukup sudah membuatnya nyaman. Cewek itu menarik nafas panjang lalu menggulir layar ponsel pink nya, ia sedikit tersentak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unknown Character [revision on progress]
Romance[some scenes may a mature content] Baca novel romantis dan sad ending emang sedih banget, terlebih lagi, alurnya terngiang-ngiang di kepala sampai-sampai ngelakuin hal sesuatu aja mood jadi down banget, iya kan?. And hell!, Nini bangun di kehidupan...