Jennie mengendap-endap dibelakang wanita bersurai merah muda dengan blouse putih. Demi Sampanye sialan yang kemarin ia minum, Rose Park cantik sekali. Ya ia akui sebenernya Chaeyeon cantik juga.
Memang aneh si penulis. Mengapa tokoh-tokoh nya cantik-cantik?, Dan bahkan dirinya, biarpun hanya tokoh figuran yang tak pernah tampak dalam cerita. Jennie masih dilanda penasaran apakah dua sahabatnya ini memang dibuat seakan-akan sudah mengenalnya lama? Padahal ia baru saja muncul atau memang ia memakai tubuh Jennie Kim saja?
Namun, Lim Janice dan Jennie Kim juga mirip sekali, hanya saja Jennie Kim terlihat lebih classy. Tapi itu salah satu hal yang membuatnya yakin kalau tokohnya ini tidak diketahui dan memang tercipta sendiri.
Jennie, menggeram. Kepalanya jadi sakit memikirkan berjuta-juta hal yang tidak memungkinkan.
Dari beberapa meter Rose Park tampak riang berbincang dengan dengan teman-teman kerja nya. Mereka sedang memilah-milah make up yang cocok dengan kulit masing-masing.
Lima hari sebelum Mr. Jung bertemu Rose Park di depan gedung Elf Entertainment bagian industri per film an dan drama-drama terbaik milik Jeff Enterprise.
Rose Park memang salah satu dari sekian karyawan Mr. Jung, jadi sewaktu Jennie membaca nya pun ia hanya bisa ber 'Wow' ria juga guling-guling di kasur.
"Hei, anak hilang." ujar Lisa mengagetkan Jennie yang sedang membungkuk diantara kotak-kotak sepatu baru.
Jennie memasang wajah jengkel nya yang mana membuat Lisa hampir tertawa jahil.
"Eh, nanti ada Elf Art and Music di Hotel Roobert Seoul, pasti Paman Jae mengizinkan aku ikut! kalian mau juga, kan?"
"Iya."
"Tidak, terimakasih."
Lisa dan Irene mendelik ke arah Jennie yang sedang mencoba-coba sepatu. Gadis itu berbeda dengan Lisa yang malah sangat antusias ingin ikut bersama Irene.
"Ah, benar nih gak ikut?" Goda Irene.
Lisa berdehem "Soalnya kita ke spa dulu sebelum ke sana."
"Iya, lalu pake dress."
"Iyaa dansa sama laki-laki pula."
"Ketemu selebriti-selebriti nya Elf Entertainment!"
"Iya, duh! seru sekali pasti."
"Makanan nya banyak, pasti"
"Oh iya, Irene, kita juga rencananya mau ganti cat kuku kan? "
Jennie menoyor dua sahabatnya keras hingga mereka limbung ke tumpukan kotak-kotak sepatu.
"Fine! Aku ikut!" Ujarnya.
Irene dan Lisa mengaduh kesakitan karena siku mereka membuat beberapa kotak sepatu terjatuh berhamburan yang alhasil membuat beberapa dari selles promotion staff menghampiri ke tiganya.
Lisa mendelik ke arah Jennie yang sedang gelisah harus bagaimana.
Ada lima SPG yang sekiranya sedang menganggur dan panik begitu melihat barang-barang hasil susunan mereka jatuh dengan isi berserakan karena ulah gadis-gadis manja.
"Ah saya minta maaf ya ini tadi saya yang tidak sengaja menjatuhkannya." ungkap Jennie menundukkan kepala karena takut melihat salah satu SPG yang tengah menatap nya nyalang.
Wanita itu melirik Jennie sedari kaki hingga kepala menerawang bila ketiga gadis di depannya ini pastilah anak orang kaya yang akan mengadu pada orangtuanya.
Irene mendengus "Biasa aja dong liatnya, ada masalah sama matanya?!" Sungut ia .
Lisa berdehem kemudian membantu Jennie yang sedang merapihkan kotak-kotak sepatu tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unknown Character [revision on progress]
Romance[some scenes may a mature content] Baca novel romantis dan sad ending emang sedih banget, terlebih lagi, alurnya terngiang-ngiang di kepala sampai-sampai ngelakuin hal sesuatu aja mood jadi down banget, iya kan?. And hell!, Nini bangun di kehidupan...