"MANA ADA!"Jennie berseru menggebu sekaligus menjadi tameng dirinya yang saat ini sedang malu habis begitu Mr. Jung menceritakan kejadian di malam sewaktu ia mabuk berat.
Jennie mendengus, bisa saja Mr. Jung mengarang cerita karena terlalu keras kepala dengan ajakan nikahnya.
Yah, tapi tentu saja Mr. Jung tidak menceritakan kegiatannya saat itu, hanya menceritakan inti percakapan nya yang mengeklaim Jennie, namun tetap saja dia malu habis-habisan.
Tetapi, Mr. Jung langsung menggeleng tegas "Cek cctv kamar saya kalau kamu tidak percaya. "
"Dih, ogah" ujar Jennie tidak sudi, matanya bisa ternodai kalau seperti itu. Duh, padahal dia sendiri yang mengalami kejadian nya.
Mr. Jung merengut kesal, kalau tidak ingat bahwa itu Jennie mungkin pria tersebut sudah memasukkan Jennie ke dalam blacklist orang-orang yang tidak punya sopan santun. Mr. Jung menghela nafas nya berat menghadapi anak remaja seperti perempuan di depannya itu.
Jennie merenung tentang keuntungan-keuntungan yang dapat ia ambil jika saja dirinya menikah dengan Mr. Jung.
"Kalau aku mau menikah dengan Mr. Jung....." Ujar Jennie menggantung kalimatnya karena ia penasaran dengan ekspresi wajah pria itu yang ternyata sedikit langsung mencerah.
"Bisa belanja terus gak?"
Mr. Jung mengangguk.
"Beli ponsel baru? Ponsel hologram nya Geotech?"
Mr. Jung kembali mengangguk.
"Apa saja boleh, apa saja dikabulkan kan?"
Mr. Jung mengangguk sebelum ia membuka mulutnya "Boleh, asal masih dibatas wajar. "
Jennie berseru dalam hatinya, hal seperti inilah yang ia nanti-nantikan saat di kehidupan lalu. Iri rasanya melihat pacar Choi Ro Min yang selalu membelikan apa saja untuk gadis itu atau kehidupan Choi Ro Min itu yang nyaris apa saja didapatkan nya melalui kuasa sang Ayah.
Nah, mumpung ada Pria jabatan tinggi yang menawarinya menikah, apalagi sebenarnya Jennie ini penggemar berat Mr. Jung, kenapa harus menolak?
"Tapi ada kontrak something nya, ya. " pinta Jennie pelan.
Mr. Jung merengut "Kenapa begitu?"
Jennie mengacuhkan pertanyaan Mr. Jung dan mulai menghitung sesuatu di jarinya.
"Mr. Jung kasih kebebasan untuk aku, aku juga gak ikut campur urusan Mr. Jung, nah tidak boleh ada skinship juga, Sekian itu saja"
Mr. Jung terdiam kemudian menggeleng "No, kalau begitu lebih baik kamu menolak saya"
Jennie mengerucutkan bibirnya "Kenapa, Paman?"
Mr. Jung menyugar rambutnya ke belakang "Kamu pikir menikah itu apa?, Kalau menikah ya berarti saya berhak atas hidup kamu begitu juga sebaliknya, ya kamu boleh buat menolak perkara skinship karena kamu belum siap, one more, saya tidak akan pernah main-main tentang pernikahan karena itu penting buat saya" tegas Mr. Jung yang mana membuat Jennie pusing sepuluh keliling.
Jennie menghela nafas panjang, lalu yang sering ia lihat di Webnovel itu apa? Pernikahan-pernikahan kontrak yang sangat lumrah dan Jennie sangat ketagihan dengan alur cerita seperti itu. Nyatanya Mr. Jung sama sekali tidak berniat melakukan pernikahan kontrak.
Snap!
Seketika ada sesuatu yang membuat Jennie tersadar, ah dasar dia bodoh. Shipper nya kan tidak boleh diganggu gugat dan apa-apaan tadi itu?
KAMU SEDANG MEMBACA
Unknown Character [revision on progress]
Romance[some scenes may a mature content] Baca novel romantis dan sad ending emang sedih banget, terlebih lagi, alurnya terngiang-ngiang di kepala sampai-sampai ngelakuin hal sesuatu aja mood jadi down banget, iya kan?. And hell!, Nini bangun di kehidupan...