PROLOG: Recall

105 9 4
                                    

"Penghargaan album terbaik tahun ini diberikan kepada.."

Pria berumur awal 30an yang mengenakan setelan jas resmi dan berdiri ditengah panggung itu sengaja menggantungkan kalimatnya sebelum membuka amplop yang berada di tangannya. Sementara itu, suara musik menyerupai detak jantung menggema di hall. Menambah ketegangan para undangan yang hadir disana malam itu.

Wajah Raga dan para nominan lainnya muncul di layar besar di panggung sana. Tidak seperti nominan lain yang terlihat lebih santai—mungkin karena sudah sering masuk nominasi acara penghargaan musik, wajah Raga terlihat tegang. Walau lagu-lagunya dulu sering trending dan dirinya cukup terkenal di kalangan remaja, namun Ini adalah nominasi pertama yang didapatnya sepanjang karir bermusiknya. Acara musik ini juga menjadi acara musik pertama yang dihadirinya setelah memutuskan kembali bermusik. Raga berusaha mengulas senyum saat menyadari kamera tengah menyorotnya secara dekat—tapi tetap saja tidak berhasil menghilangkan wajah tegangnya.

Sang MC tersenyum kepada para hadiri sebelum sekali lagi mengulang kalimat pengantarnya, "Penghargaan album terbaik tahun ini diberikan kepada Nuraga untuk albumnya yang berjudul Recall" ucap sang MC penuh senyum yang segera diikuti dengan riuh tepuk tangan seisi hall.

Wajah melongo dan tidak percaya Raga muncul di layar besar. Dia baru tersadar setelah Bastian—yang juga penyanyi dan nominan untuk kategori yang sama—merangkul bahunya dan mengucapkan selamat. Panggilan dari MC yang memintanya untuk maju menerima piala penghargaan, membuat Raga bergegas bangkit dari duduknya dan berjalan menuju panggung di depannya.

Raga sudah tidak memperhatikan lagi bagaimana wajahnya saat berjalan melewati beberapa undangan menuju panggung. Biarlah kamera menyorot ekspresi apapun dari wajahnya. Yang Raga tahu hanya dirinya luar biasa bahagia dengan pencapaiannya malam ini.

Sang MC menyerahkan piala penghargaan kepadanya begitu dirinya tiba di atas panggung sebelum undur diri dan memberikan kesempatan pada Raga untuk memberikan pidato singkat.

Raga melemparkan tatapannya ke seisi hall—yang kesemuanya sekarang juga menatap balik kearahnya—sebelum berdeham pelan untuk menghilangkan ketegangan, "Album ini adalah album yang berarti sekali buat saya secara pribadi karena ini menjadi album pertama saya setelah memutuskan kembali bermusik" 

Raga menatap piala yang ada di tangannya selama beberapa detik sebelum menghela nafas dan melanjutkan kembali pidatonya, "Lewat penghargaan ini, saya ingin berterima kasih kepada keluarga, sahabat dan orang-orang yang sudah ikut terlibat dalam penyelesaian album ini. Juga kepada semua teman-teman yang tidak henti-hentinya mendukung saya dan mendengarkan karya-karya saya. Terima kasih banyak, tanpa kalian saya tidak akan bisa sejauh ini"

Suara tepuk tangan kembali bergemuruh, membuat Raga mengembangkan senyum tanpa sadar.

"Terakhir, saya juga ingin berterima kasih kepada salah satu teman baik saya, Agni. Dua lagu dalam album ini kita buat bareng-bareng sewaktu masih sekolah. Terima kasih banyak, Agni"

"Terima kasih banyak, Ni. Makasih karena bahkan setelah bertahun-tahun berlalu, dengan hubungan kita yang tidak sebaik dulu, lo tetap ngebantu gue buat ngeraih satu persatu mimpi gue" tambah Raga dalam hati. 

Hanya dalam hati karena tidak mungkin dia mengatakan hal itu terang-terangan di depan tivi nasional yang sedang siaran langsung. Bisa-bisa, setelah acara ini selesai, gosip-gosip sudah berseliweran dan informasi tentang Agni tersebar dimana-mana. Raga tidak ingin itu terjadi.

Raga kemudian menutup pidatonya dengan mengucapkan selamat malam seraya memundurkan tubuhnya dan sedikit menundukkan kepala kepada para undangan. Tepuk tangan kembali bergemuruh, mengiringinya berjalan hingga menghilang di balik backstage.

***



Hai. Selamat datang di cerita kedua ku.

Sejujurnya aku ragu buat publish cerita ini, entah kenapa engga pede aja sama cerita ini. Tapi setelah kufikir lagi, sayang aja udah ditulis beberapa part dan hanya jadi penghuni draft, jadi yaudah deh, di publish

Semoga berkenan 😊😊

RECALL (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang