Death Is Love [On Going]

🌹Prolog

Tepat detik ini, aku dan kamu bertemu dalam kejadian yang tidak di sengaja.
Aku yakin, Tuhan telah mempermainku saat itu juga.

Lilac

"t-tolong jangan sakiti aku, hiks.. " aku menangis berharap dia mengasihaniku.

"bagaimana bisa aku tidak menyakitimu. Kau sudah mengetahui rahasiaku. Dari pada rahasia ku di ketahui semua orang. Bukankah aku harus membunuhmu? "

Pria itu tersenyum, kemudian memegang kedua tanganku dengan paksa, hingga aku tidak bisa melawan lebih.

"tolong jangan membunuhku, aku tidak akan membocorkan rahasiamu. Aku janji" aku memohon dengan air mata yang terus mengalir, seakan akan tau jika aku akan mati.

"janji? Aku tidak ingin mempercayai orang lagi. Sudah cukup basa basinya? " tanya pria itu, yang membuatku tangisku semakin menjadi jadi.

"kumohon.. hikss.."

aku terus memohon dan memohon. Berharap pria itu luluh dan berhenti untuk membunuhku.

Pria itu menunduk dan menghapus air mataku.

"jangan menangis. Lagi pula ini tidak akan sakit. Kau hanya perlu menutup mata"

Air mataku terus mengalir saat dia mengatakan itu. Aku menutup mataku, berharap dia menghentikan aksinya.

Dia mulai menarik pelatuk pada pistolnya dan mengarahkan tepat di kepalaku.

"tiga, dua, sat--"

"Aku akan menuruti apa maumu"

"menuruti apa yang kumau? Tapi yang kumau adalah membunuhmu"

" a-aku akan bersedia menjadi kacungmu. Terserah kau ingin melakukan apa padaku. Tapi kumohon, jangan bunuh aku"

"Baiklah, jika kau bersih keras. Apa boleh buat"