🌹Triple kill

57 23 1
                                    


"Jika kau bertanya, kenapa aku menyukaimu. Jawabku adalah, aku tidak tau"
.
.
.
.
.
.

Song : Rain in the springtime-Gfriend
.
.
.
.
.

Sudah terlambat, mari sama sama dieksekusi mati. Saat pertama kali masuk, Aaron melihat kami dengan tidak percaya.

Terlebih lagi matanya tertuju pada Vernon yang membalut kepalanya dengan bantal dalam keadaan tersenyum.

Dasar bodoh, dia pikir nggak bakal kelihatan apa?

Glukk...

Aku menelan ludahku kasar. Menantikan reaksi Aaron untuk ini.

"I-ini bukan seperti yang kau pikirkan" ucapku gagap. Mencoba menjelaskan semuanya.

Aaron tersenyum miring ke arahku "jadi ini teman wanita mu itu" tunjuk Aaron ke Vernon.

"I-itu sebenarnya---"di saat aku ingin menjelaskan. Tiba tiba saja Vernon menyilangkan tangannya didepanku.

"Jangan marahi dia, aku memang temannya" Ucapnya dengan berani, bahkan dia berani menatap mata Aaron yang tajam itu.

Aaron tersenyum sumringai "Teman wanitanya?"

"Walaupun aku bukan wanita, aku bisa menjadi wanita" celutuknya.

Dasar Vernon bodoh, aku hampir menangis saking lucunya.

Alih alih menggubris tingkah bodoh Vernon. Aaron malah menatapku dengan sorot dingin. Aku memilih melihat kearah lain, mencoba untuk tidak melihat sorotnya yang mengintimidasi itu.

"Lily, bersiaplah untuk menerima hukuman" ucapnya tiba-tiba. Membuatku membelalak dan langsung melihat kearahnya.

"T-tapi.. "

"Dan kau" Aaron menujuk Vernon.

"Aku sudah memperingatimu untuk tidak mendekati apalagi masuk ke rumahku" lanjutnya.

Vernon malah mendecak malas sembari melipat kedua tangannya.

"Iya, iya" jawab Vernon malas.

Aku yang melihat interaksi mereka yang terlihat cukup akrab. Langsung bertanya tanpa dikomandoi.

"kalian dekat?" tanyaku, membuat mereka mentapku secara bersamaan.

"mana mungkin!!" wahh... Ntah ini kebetulan atau tidak. mereka menjawab secara bersamaan. Membuatku terkejut dan mengerjapkan mata beberapa kali.

"Lalu, kenapa berbicara santai seakan-akan sudah mengenal lama?"

"Harusnya aku mengatakannya lebih awal, kami itu sekomunitas" jelas Vernon. Membuatku mengangkat alis sebelah, bingung dengan apa yang dikatakannya barusan. Apa jangan-jangan maksud ucapan Vernon adalah..

"Maksudnya pembunuh bayaran!!"

Vernon mengerutkan dahi bingung, sedangkan Aaron terlihat santai sembari menghela nafas bosan.

"J-jadi kau juga pembunuh bayaran?" tunjukku ke Vernon.

Mereka berdua saling menatap dengan wajah datar. Hingga akhirnya....

"Pffttt.... Bhahaha!!!!" Vernon tertawa keras hingga memegang perutnya yang merasa sakit karena tertawa.

Sedangkan di seberang sana, Aaron hanya tersenyum menahan tawanya.

Sebenarnya ini ada apa??

"Kenapa tertawa? Jelaskan, apa maksudnya ini!!" tanyaku penuh penasaran.

Death Is Love [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang