Memercayai Seseorang

5 0 0
                                    

Sekitar 6-8 tahun yang lalu, atau tepatnya ketika aku masih SMA, aku teringat dengan obrolan salah satu ustadz yang dulu selalu mengisi kajian di masjid sekolah. Beliau pernah berkata bahwa jangan pernah percaya kepada manusia, melainkan percayalah kepada Allah karena Allah takkan pernah berbohong dan mengecewakanmu. Dulunya juga aku percaya dengan omongan ini...

Sampai aku sadar...

"Bukannya mereka (ustadz) adalah manusia? Terus bagaimana cara manusia menemukan Sang Penciptanya?"

Akhirnya dengan penuh pembuktian di lapangan (termasuk kemarin ditolong sama Satpol PP balik ke rumah karena rantai motor putus), aku sadar bahwa bukanlah manusia yang berbohong dan mengecewakan kita.

NAMUN KARENA TIDAK SEMUA MANUSIA BERADA PADA "DUNIA" YANG SAMA.

Maksudnya? Seseorang yang kita anggap berbohong sebenarnya dia berkata jujur. Namun sayangnya dia berada pada dimensi yang berbeda dengan kita. Lantas bagaimana cara agar kita tahu dia mengarang cerita atau benar-benar berkata demikian?

HAL TERSEBUT SAMA SEPERTI KETIKA KITA PERCAYA KEPADA KEHADIRAN ALLAH LEWAT ORANG-ORANG YANG (DALAM DIRI KITA) PERCAYA BAHWA KATA-KATANYA TEPAT.

Kemarin (pas boker wkwk) aku jadi inget dengan peribahasa bahasa Indonesia, "tong kosong nyaring bunyinya." Awalnya aku percaya bahwa setiap tong kosong pasti nyaring bunyinya. Ternyata salah! Jika isinya berupa plastik yang berisi angin, itu sama saja dengan kosong. Semuanya bukan tentang volume, tetapi tentang kualitas isinya.

Tapi bagaimana kita tahu isinya apa?

Yaitu dengan membuka tutup sampahnya, atau kita percaya bahwa memang benar tong tersebut ada isinya.

Semuanya hanya tergantung bagaimana kita memercayai manusia, sama seperti bagaimana kita percaya bahwa Tuhan itu hadir dan menguasai semua takdir manusia.

Cinta, Rasa, dan AsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang