Nissa yang biasanya selalu terlihat ceria, tapi tidak dengan hari ini. Hari ini Nissa tampak terlihat murung dan menyimpan kesedihan seraya memandang ke arah tanaman bunganya yang sudah mulai bermekaran, sebenarnya dari kemarin Nissa mencemaskan Naya sang kakak yang tak kunjung pulang kerumah hingga sampai detik ini.
Kemarin Nissa sudah berusaha untuk mencari keberadaan Naya kesana-kemari termasuk datang kesekolahnya. Namun, semua usaha Nissa sia-sia belaka karena ia tak berhasil menemukan keberadaan Naya. Nissa merasa ada jarak yang memisahkan antara ia dan sang kakak hingga ia tak pernah tau apa yang sedang terjadi pada Naya dan parahnya lagi Nissa juga tak pernah menyadari bila sang kakak kerap menyimpan semua masalahnya sendiri tanpa pernah mau berbagi.
Nissa jadi teringat apa yang pernah dikatakan Mama tirinya kemarin, kalo Naya sangat membenci dirinya. Nissa sebenarnya tak mau percaya omongan wanita itu, tapi kalimat itu selalu berputar-putar dikepalanya.
“Enggaakk....…enggaaakkk….....enggaaakkk….....semua omongannya itu pasti bohong,” teriak Nissa tiba-tiba. Untunglah keadaan rumah sedang sepi jadi tak ada orang yang mendengarnya.
“Pulang kak, Nissa kangen.”
“Pulanglah kak, semua orang mengkhawatirkan kakak. Kakak dimana? Apa tidur kakak nyenyak? Apa kakak sudah makan? Arkhh Nissa takut kakak kenapa-napa,” gumam Nissa sendu seraya sebelah tangannya menyeka air mata yang turun tanpa bisa ia cegah.
Saat Nissa masih sibuk menghapus air matanya, tiba-tiba ia mendengar ada suara mobil berhenti tepat didepan rumah, tapi dari suaranya Nissa tau itu bukan suara mobil sang Ayah maupun mama tirinya. Lantas mobil siapa yang datang menjelang sore begini, Nissa pun bergegas beranjak dari tempatnya duduk dan pergi ke depan untuk memastikan siapa yang datang.
Betapa terkejutnya Nissa saat ia membuka pintu dan dilihatnya Naya berada di depan rumah dalam keadaan baik-baik saja. Tanpa pikir panjang lagi Nissa langsung berlari menghampiri Naya lalu menghambur ke dalam pelukan sang kakak. Naya yang tak siap pun terkejut dengan pelukan tiba-tiba dari sang adik. Meski pada awalnya Naya enggan membalas pelukan Nissa, tapi tak ayal direngkuhnya juga sang adik, memang tak bisa dipungkiri kalo Naya teramat sangat menyayangi Nissa.
“Kak Nay dari mana aja? Kak Nay baik-baik aja kan? ” tanya Nissa setelah melepaskan pelukannya.
“Seperti yang lo liat gue baik-baik aja kok,” jawab Naya tersenyum lalu berjalan masuk ke dalam rumah diikuti Nissa.
“Nissa seneng deh akhirnya Kak Nay balik. Semua orang dirumah panik dan bingung cari Kak Nay.” Beritahu Nissa pada Naya.
“Hmm gimana keadaan di rumah selama gue pergi? Niko mana?” ujar Naya balik bertanya kepada Nissa.
“Di rumah baik-baik aja kok Kak. Niko ada di kamarnya lagi tidur,” sahut Nissa. Ia sebenarnya ingin menceritakan semua yang terjadi dirumah semenjak ia menghilang 3 hari yang lalu, tapi melihat raut wajah Naya yang tampak lelah membuat Nissa mengurungkan niatnya itu dan biarlah semuanya ia simpan saja.
“Syukurlah kalo gitu. Gue keatas dulu mau liat Niko abis itu istirahat sebentar.”
“Kakak gak mau makan dulu atau minum sesuatu gitu biar Nissa yang ambilin,” ujar Nissa menawarkan.
“Gak usah Niss gue mau langsung ke atas aja,” jawab Naya melangkahkan kaki naik menuju kamar sang adik meninggalkan Nissa diruang keluarga sendirian.
Setelah melihat keadaan Niko dan memastikan bahwa adiknya baik-baik saja Naya pun melangkahkan kaki ke dalam kamarnya.
“Hmm aku rindu suasana kamar ini,” gumam Naya pelan. Diletakkannya tas ransel yang sedari tadi menggelayut dipunggungnya. Naya langsung melemparkan diri ke kasur empuk kesayangannya untuk menghilangkan rasa penatnya. Sangking lelahnya tanpa sadar gadis yang memiliki senyum menawan itu tertidur lelap.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANAYA [On Going]
ChickLitSenyumannya itu hanyalah kepalsuan belaka. Kebahagiaannya itu hanyalah kepura-puraan saja. Semua yang terlihat tak sesuai kenyataan yang ada. Akankah ia mendapatkan apa yang seharusnya ia terima? "Kalo kalian gak tahu siapa gue, mending gak usah ngo...