c

301 59 36
                                    

Pulang dari klinik yang pastinya membawa buah tangan khas dokter. Terlihat sekali pemuda pucat itu ogah-ogahan menenteng tas kresek kecil karena isinya merupakan musuhnya sampai rasa pusing itu menghilang.

Seungmin berhenti di depan anak tangga paling dasar. Matanya melirik ke atas dimana anak tangga paling ujung menjadi penghubung lantai satu dengan lantai dua. Ia menghela napas panjang, "Ma, aku tidur di kamar tamu ya."

Sang ibu menghampiri putranya usai menutup pintu utama. "Kenapa? Kamar tamu kotor ntar kamu tambah sakit."

Mendengar kata "kotor" sudah menghilangkan niatnya untuk menempati ruang tersebut. Seungmin adalah remaja laki-laki yang sangat mencintai kebersihan dan membenci kotor. Bisa dilihat dari kebiasaannya saat masuk kelas, sebelum meletakkan tas di kursi, dia memastikan dulu tak ada debu yang menempel di kursi dan meja belajarnya. Kalau ada dia segera mencari kemoceng di ruang kelasnya.

Kamarnya yang terletak di lantai tiga membuatnya semakin menderita untuk pertama kalinya. Bagaimana tidak, kepalanya terasa sakit saat kakinya berjalan biasa. Sekarang ia harus menaiki belasan anak tangga di hadapannya. Itupun belum membawanya ke lantai kamar. Ia harus menaiki belasan anak tangga lagi untuk sampai di lantai tiga.

"Gue ngesot aja kali ya?" Nampak sekali Seungmin menimbang-nimbang ucapannya, "iya aja deh, daripada sakit."

Seungmin mulai merangkak menaiki anaknya tangga. Baru melalui empat anak tangga, pemuda itu menghela napas sebal. "Lama juga ya. Yaudah lah jalan biasa," monolognya sembari memaksa tubuhnya untuk tetap berdiri tegak walaupun kesakitan di bagian atasannya. Mari doakan Seungmin semoga sampai tujuan dengan keadaan selamat.

Dengan pandangan yang sedikit kabur, akhirnya Seungmin sampai di depan pintu kamarnya. Ia buka pintu kayu berwarna cokelat tua, dan betapa terkejutnya saat matanya menangkap sosok perempuan yang pernah menghianati dirinya.

Ngapain perempuan itu ada di dalam kamarnya dan bagaimana dia bisa masuk, itulah pertanyaan yang ada di benak Seungmin.

Tapi Yeji kan sudah meninggal....

Mata yang tadinya sipit menjadi bulat sempurna, tangannya bergetar menunjuk pojok kamar dekat jendela dimana wanita itu berdiri.

"Astaghfirullah–lo?!" Keduanya sama-sama terkejut saat dua pasang mata itu beradu pandang.

"Lah, dia bisa liat gue?"  batin Yeji.

Seungmin syok, kepalanya yang terasa sakit kini kian bertambah sakitnya. Tubuhnya yang lemas bersender di dinding.

"Seungmin, bisa liat aku?" semoga saja laki-laki itu bisa mendengarnya juga.

"Lo Yeji?" tanyanya balik tanpa menjawab pertanyaan yang dilontarkan arwah gadis.

Untung saja gadis jangkung peka dengan keadaan, buru-buru ia mencoba menjelaskan.

"Jadi gini– tenang dulu, Min." tungkai panjang milik gadis itu menghampiri laki-laki yang berdiri lemas.

"Stop jangan deket-deket! Muka lo kotor banyak darah!" jadi itu yang membuat Seungmin ketakutan dengan arwah sang gadis.

"Eh maaf maaf, bentar gue berubah dulu," hitungan detik saja kini rupawan cantik itu terlihat kembali tanpa darah dan luka-luka lainnya.

Seungmin masih tak percaya. Kenapa dia bisa melihat arwah? Anehnya pun matanya hanya bisa menangkap satu arwah, Hwang Yeji.

Berakhir keduanya duduk berhadapan di atas tikar tebal. Interaksi manusia dengan roh itu terjadi sebab sifat keingintahuan si manusia.

Mana bisa Seungmin tidak memiliki rasa tidak ingin tahu? Mengapa dirinya bisa melihat Yeji? Mengapa Yeji ada di sini? Apa semua orang bisa melihat Yeji?

EX -Seungmin🅇YejiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang