h

184 41 30
                                    

Anak tunggal keluarga Kim kini sedang melamun setelah belajar sekilas. Ia bingung mau melakukan kegiatan apa yang bermanfaat. Ingin bernyanyi namun di bawah sedang ada tamu, padahal suaranya tidak akan terdengar sampai sana. Arwah yang selalu di kamarnya pun sedang pergi entah kemana.

"I need you right now~" Pemuda itu mulai bernyanyi hanya mengambil satu baris lirik saja. Hm, saking bosannya dia.

"Kenapa? Kangen gue ya?" Seungmin terlonjak kaget. Tiba-tiba saja arwah gadis itu muncul di belakangnya.

"Siapa yang kangen, dih?" Seungmin membuang muka dari Yeji.

"Nyebelin banget sih, julid terus sama gue. Cocok banget lo bentuk geng julid bareng Hyunjin."

"Lo yang mulai ya! Ngagetin terus kerjaannya, udah lenyap aja sana!" Ia mengibaskan pergelangan tangannya untuk mengusir Yeji, "ah, ngomong-ngomong sampai kapan lo di sini? Kapan lo kembali di duniamu yang sesungguhnya?"

"Wah setelah kemarin lo nolak gue, sekarang lo ngusir gue?" Yeji tak terima dirinya diperlakukan seperti ini :(

Jadi sudah tau kan keputusan Seungmin di chapter sebelumnya yang sempat menggantung? Yap, dia menolak Hwang Yeji dengan alasan, "Buat apa balikan? Apa nggak takut kejadian itu terulang lagi? Begini aja lebih nyaman, lagian kalau balikan masa gue pacaran sama arwah? Ntar dikira hilang akal guenya."
Begitu.

"Kali ini serius, Ji. Sampai kapan kamu di sini? Ini bukan duniamu," Ia menatap Yeji agar kesan seriusnya terlihat, "selain permaafan dariku, apa lagi yang kurang?"

"Sebenarnya masih satu lagi..." gadis Hwang menunduk, takut atau malu ia mengatakan alasannya.

"Apa? Cepat katakan mumpung gue gabut." Bisa tidak pemuda ini berbicara dari perasaan, bukan logika.

"S-surat. Lo belum baca surat dari gue."

Seungmin mengerutkan dahi, surat apa? Ia tak pernah tahu tentang surat yang dimaksud Yeji.

"Setelah kita putus, gue sempat nulis surat buat lo karena gue takut ngomong sama lo."

"Dimana suratnya?" Dental cepat Seungmin menyahut.

"Laci meja belajar di kamarku..."

"Sana ambil! Biar gue baca." Sudahlah, laki-laki pujaannya itu menginginkan dirinya cepat-cepat lenyap dari pandangannya.

"Aku enggak bisa ngambil. Selalu nembus, mungkin cuma lo yang bisa," Yeji menatap Seungmin takut-takut.

Seungmin terus berpikir bagaimana caranya mengambil surat itu. Ia akui arwah Yeji memang membuat dirinya kerepotan. Dari awal ia merasa tak nyaman akan kehadirannya karena bagaimanapun Seungmin ini tipe orang yang penyendiri.

Akhirnya rencana menginap di kediaman rumah Hwang menjadikannya sedikit lega. Dengan beralasan mengajak bermain hinggal larut malam dan menginap, Seungmin berkesempatan memasuki kamar Hwang Yeji untuk mengambil surat tersebut. Semoga rencananya berjalan lancar.

"Setelah kau membaca surat itu, aku langsung menghilang..." bodoh, apa gunanya mengucapkan kalimat itu ketika Seungmin telah pergi dari kamarnya? Tapi kan Kim Seungmin memang menginginkan dirinya cepat-cepat lenyap.

●○●○●○●○


Manik Hwang Hyunjin berbinar, bibirnya terbuka seakan mengucapkan 'woah'. Bangga karena teman dekatnya itu tiba-tiba ingin menginap di rumahnya. Bagaimana tidak, ini suatu pencapaian Kim Seungmin yang tidak pernah menginap di rumah teman, bahkan merasa tidak nyaman jika singgah di rumah orang lain. Kali ini, tiba-tiba saja dia memohon untuk singgah di rumahnya. Katanya mumpung orang tuanya tidak ada di rumah, sedang ada urusan di luar daerah, sekalian saja rumahnya kosong.

EX -Seungmin🅇YejiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang