b

366 61 36
                                    

Setelah beberapa minggu Hwang Hyunjin tidak masuk sekolah karena masa pemulihan, kini raganya telah kembali hadir di sekolah.

Teman-teman kelasnya seperti Jisung, Felix, Seungmin, dan Jeongin tentu saja bahagia menyambut kehadiran Hyunjin. Sangat disayangkan sekali orang yang disambut dengan hangat malah merespon dengan dingin.

Iya, ekspresi Hyunjin berkurang sangat banyak. Otaknya merasakan ada perbedaan yang signifikan di hari-harinya.

Yang setiap pagi berangkat ke sekolah bersama seorang perempuan, sekarang hanya sendiri.

Yang hari-harinya selalu mendapat omelan dari perempuan yang rupanya mirip dengannya, sekarang tidak. Sepi.

Yang biasanya ada kartun Tom & Jerry dadakan, sekarang tidak ada.

Ternyata hilangnya satu karakter di kehidupan begitu berarti dalam pengaruh jalannya kehidupan setelahnya.

Bibir berisi itu sedikit membuka, seperti akan mengucapkan sesuatu namun terhambat.

"Min?"

Pemuda kurus itu menoleh ke arah Hyunjin, "Apa?"

"M- maaf..." katanya bergetar.

Seungmin mengerutkan dahinya, "Lo belum gangguin gue, kenapa minta maaf?"

Biasanya Hwang Hyunjin sering menjahili Seungmin lalu meminta maaf. Jika tidak, mungkin ia sudah habis dipukuli dengan buku setebal 600 halaman.

"Yeji-" Belum sempat menyelesaikan kalimatnya, dia sudah terisak terlebih dahulu.

Hyunjin menangis tanpa suara di pojokan kelas. Separuh jumlah siswa laki-laki di kelasnya memilih tinggal di kelas untuk bermain game yang sedang viral, among us. Game yang dipercaya bisa merusak pertemanan, namun mereka tetap memainkannya. Katanya pengen sekali-kali pertemanannya rusak karena game, bukan perempuan. Beruntung siswi-siswi sudah meninggalkan kelas dan pulang, jika tidak hancur sudah imagenya di mata gadis-gadis.

Ini seperti membuka lukanya kembali saat membahas almarhum gadis itu. Tapi Seungmin memaklumi, toh tujuan Hyunjin pasti baik.

"Kalau waktu itu gue gak maksa dia buat minta maaf ke lo pasti dia masih hidup."

Pemuda Kim itu diam-diam melukiskan senyum di bibir tipisnya, diam-diam Hyunjin peduli juga. "Bukan salah lo, semuanya udah skenario dari Tuhan."

"Tapi kan skenario bisa diubah..."

"Gak papa. Gue udah ikhlas kok," tangannya menepuk-nepuk bahu Hyunjin yang bergetar.

●○●○●○●○

Intro lagu dari salah satu band rock terkenal di Korea Selatan membuat Kim Seungmin yang sedang rebahan mau tak mau harus mencari ponselnya.

"Hm?"

"Lo nggak kesini?"

"Gak."

"Nenek nunggu lo dari-"

"Gue gak kesana, kepala gue agak pusing."

"Yaudah."

Jadi, hampir setiap hari sepulang sekolah biasanya Seungmin main ke rumah neneknya. Karena rumahnya selalu sepi, kedua orang tuanya sibuk bekerja, daripada di rumah hanya bosan kenapa tidak ke rumah neneknya yang lebih ramai banyak keluarga sedarah di sana.

EX -Seungmin🅇YejiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang