d

232 53 16
                                    

Seungmin sibuk menggerakkan pergelangan tangannya, menciptakan tulisan yang ditakut oleh makhluk sejenis Hwang Yeji di beberapa lembar kertas HVS. Rencananya akan ia tempelkan di sekitaran dinding kamar mandi serta pintu kamar mandi dengan tujuan arwah gadis itu tak bisa masuk ke dalam kamar mandinya.

"Nulis apaan tuh?" suara yang tiba-tiba muncul mengagetkan Seungmin.

"Kaget anj– kapan lo balik?" Ia mengurungkan niatnya untuk mengumpat.

"Barusan banget," Sepertinya Yeji mengenal tulisan di beberapa lembar kertas itu.

"Ngapain lo nulis begituan?"

"Bakal gue tempel di situ tuh," Jari telunjuknya mengarah ke pintu kamar mandi yang letaknya ada di seberang posisinya saat ini.

Yeji tertawa, "Biar gue kepanasan gitu? Arwah seperti gue gak mempan dikasih begituan soalnya tujuan gue di dunia ini bukan buat ganggu orang-orang."

Seketika Seungmin kecewa. Tubuhnya disenderkan di punggung kursi yang saat ini ia duduki. Percayalah, itu bersamaan dengan Yeji yang melemparkan tubuhnya di atas kasur.

"Hhh capek..." keluh gadis jangkung itu sambil memejamkan mata.

"Hantu bisa capek juga ternyata?" Pemuda itu juga memejamkan matanya sambil melontarkan pertanyaan retoris.

"Lega banget rasanya bisa keluar dari sini. Kok bisa ya? Gue bisa ngelakuin banyak hal setelah lo bisa liat gue," katanya dengan penuh kerandoman.

Seungmin tak menggubris. Otaknya masih memikirkan tentang Yeji yang menyasar di tempatnya.

"Tau gak? Waktu gue pulang ke rumah terus masuk ke kamarnya Hyunjin, gue liat dia lagi galau gitu. Kirain mikirin Ryujin, taunya lagi liatin foto gue sama dia. Disitu gue gak bisa nahan tawa lah anjing." Yeji membenarkan posisinya yang semula rebahan menjadi duduk bersila di atas kasur empuk milik pemuda yang diketahui adalah mantannya.

"Loh, Hyunjin gak bisa liat lo?" Langsung saja badannya ia putar agar bisa melihat Yeji.

Yeji menggeleng, "Semuanya gak bisa liat gue kecuali lo."

"Kenapa?"

"Yaa... Nurut kesepakatan awal, ada yang gue pengen sampaikan ke lo. Padahal waktu itu gue berharap keluarga gue bisa liat kehadiran arwah putri keraton."

"Kenapa lo gunain kesempatan itu cuma buat gue? Kenapa urusan lo malah sama gue? Kenapa lo gak milih menyampaikan sesuatu ke keluargamu?"

Hwang Yeji bungkam seribu bahasa. Dalam hati ia sangat menyesal juga telah memilih keputusan yang salah. Salahkan saja hatinya yang telah jatuh terlalu dalam kepada sosok pemuda kalem dan pintar.

"Aku– karena itu penting banget buat hubungan kita..."

"Hubungan apa? Kan kita udah berakhir." Tanpa menunggu respon lawan bicara, pemuda itu langsung pergi meninggalkan Yeji seorangan dengan alasan bermain di rumah Lino, kakak kelasnya di sekolah serta temannya saat di rumah.

Sudah pasti Seungmin sangat kecewa dengannya. Ucapannya yang terakhir itu seolah menunjukkan penyesalan karena pertikaian kedua belah pihak.

Mengungkit-ungkit kesalahan di masa lalu, Seungmin sangat membenci hal itu.

●○●○●○●○

"Mungkin aja dia emang di samping lo, cuma lo-nya aja yang ga bisa lihat wujudnya." Hyunjin setenga percaya setengah tidak percaya mendengar pernyataan Seungmin. Setelah menceritakan kejadian yang menurutnya aneh tadi pagi.

Hyunjin bangun dari tidurnya, tidak sengaja tangannya menyampar figura kakak adik kembar yang tengah berpose seperti sepasang kekasih
–tangan Hyunjin memeluk bahu sempit Yeji dari belakang, sedangkan salah satu tangan Yeji menyentuh surai pendek Hyunjin– yang beruntungnya lapisan kaca itu tidak pecah karena langsung tertangkap oleh karpet tebal di bawahnya. Melihat rupa perempuan berwajah tegas membuatnya bernapas tak beraturan. Salah satu telapak tangannya meraup wajah yang mampu memikat para gadis seusianya. Dadanya sesak, ingatan kecelakaan lampau itu terputar, seperti melihat film dokumenter.

Bangun tidur langsung teringat adiknya yang telah meninggalkan semua orang secara mendadak membuat Hyunjin harus mengawali hari dengan kesedihan serta kerinduan.

Hyunjin merogoh saku celananya dan mengeluarkan lipatan putih yang diketahui adalah selembar kertas, memberinya kepada Seungmin. Yang dituju kebingungan.

"Apaan?" tanyanya.

"Surat. Buat Yeji." Mendengar itu, pemuda yang tingginya hampir menyusul Hyunjin terkejut.

"Ah, maaf. Maksudnya– entah ini firasat atau ilusi gue kalo Yeji masih di sekitar kita... Karena gue masih merasa bersalah sama lo, gue nulis surat buat Yeji terus dititipin ke lo."

Padahal Seungmin sudah mengira bahwa Hyunjin bisa melihat keberadaan saudaranya yang masih ada di sini. Dia pikir Hyunjin akan kecewa dengan Yeji akan pilihannya, atau bahkan dia kecewa maupun iri dengan dirinya lantaran keputusan sang gadis.

●○●○●○●○

Setelah berjam-jam Yeji ditinggalkan seorang diri di dalam kamar, akhirnya pemilik ruangan bernuansa biru langit pulang juga.

Baik, Hwang Yeji siap menghadapi suasana canggung yang akan terjadi dan juga diacuhkan seolah-olah keberadaannya tak terlihat –memang tak terlihat di mata orang lain kecuali Seungmin.

Tapi dugaannya salah.

Seungmin mendekati Yeji dimana gadis itu sedang duduk di atas lantai dingin sembari memeluk kedua lututnya, tubuhnya menghadap ke balkon kamar. Sehingga kini Seungmin ada di belakang Yeji.

"Surat dari Hyunjin," katanya dingin dengan mengulurkan lipatan kertas yang dari tadi tidak ada niatan untuk dia buka hanya sekedar melihat isinya. Seungmin bukan orang kepo seperti kalian ya :D

"Surat? Hyunjin tau gue–"

" Cuma punya firasat aja," pungkas pemuda kelahiran September.

Seungmin berbalik badan yang setelahnya mendudukkan pantatnya di pinggir kasur dengan posisi menghadap di mana titik keberadaan Yeji.

Matanya bisa melihat jelas arwah gadis itu yang sedang sibuk membaca secarik kertas titipan si kembaran.

Otaknya berpikir, kenapa dirinya tidak dapat menyentuh arwah gadis itu dengan kata lain tembus, sedangkan Yeji bisa memegang benda-benda.

Ya, sebelum memberikan kertas kepada Yeji, Seungmin bermaksud meminta perhatiannya dengan mencolek bahu sempit itu. Namun tangannya hanya merasakan udara, bukan tulang belikat yang dilapisi kulit tipis.

Jika kenyataannya Seungmin bisa menyentuh Yeji, dia ingin memeluk arwah sang gadis, tapi Seungmin sangat munafik. Hatinya yang terluka sangat merindukan sosok penyebab luka itu muncul.

EX -Seungmin🅇YejiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang