Seungmin melirik sekitarnya untuk memastikan tidak ada orang berlalu di depan rumahnya.
"Lo ngikutin gue?" ia berbisik kepada Yeji. Kalau orang biasa melihat Seungmin saat ini, mungkin mereka mengira anak tunggal Direktur Kim sudah gila.
Yeji mengangguk tegas dan menurut Seungmin itu sangat mengemaskan, ehh?!
Seungmin melirik sekitarnya lagi, "Gak usah ikut, jagain rumah aja ya?"
Raut muka yang semula ceria menjadi sinis, "Emang gue apaan, hah?" Tak terima dirinya disamakan dengan penjaga rumah, seperti satpam, anjing–
Tampaknya laki-laki itu tak menghiraukan si gadis. Langsung saja Seungmin menaiki motornya dan memacu sampai ke tempat ia menimba ilmu.
?!
"Sejak kapan lo naik?" Seungmin terkejut. Sebelum turun dari kendaraannya, tak sengaja matanya menangkap sesuatu yang sedikit pudar dari pantulan spion."Dari rumah lah. Emang lo gak ngerasain?"
"Nggak."
"Min, ngomong sama siapa?" kebetulan Felix baru saja datang.
"Oh, gue baru latihan ngomong aja."
"Ck macam anak kecil aja latihan ngomong. Yok lah!" Felix merangkul bahu yang lebih tinggi darinya kemudian mereka berjalan menuju kelas.
●○●○●○●○
"YAKK!" Seungmin terperanjat yang membuat mulutnya mengeluarkan suara keras.
Yeji tiba-tiba saja muncul di hadapan Seungmin kala pemuda itu membaca buku kiat-kiat sukses mengusir roh jahat.
Bercanda.
Kala pemuda itu membaca buku sejarah sembari lesehan menghadap jendela tiba-tiba saja perempuan cantik muncul di luar jendela.
"Lo kalau mau muncul baik-baik dong caranya! Mau gue mati karena serangan jantung?!" Yeji hanya mempoutkan bibirnya saat mendengar ocehan Kim Seungmin.
"Seungmin ada apa? Tumben suara kamu kedengeran sampai bawah," wanita berkepala empat telah berdiri di ambang pintu kamar putranya.
Begini, kamar Seungmin berada di lantai tiga sudah tahu kan? Nah, kamar orang tuanya ada di lantai bawahnya. Sekian.
Nampaknya Seungmin terkejut lagi. Sepertinya para perempuan senang membuat dia terkejut.
"Eh? Gapapa kok, Ma. Tadi Yeji habis ngirim video pemenggalan kepala,"
Ibunya bingung, "Yeji?"
Hening sejenak, "Maksudnya Hyunjin, hehe..."
"Oh... Kirain Yeji bisa hidup lagi– ah sudahlah mama keluar." Ibu yang melahirkan Kim Seungmin memang sempat dekat dengan kekasih putranya. Dulu, terkadang Yeji memilih sarapan sekaligus membuat sarapan bersama bunda Kim. Sesekali berbelanja dengan beliau, bercandaan, menggosip. Yeji sudah dianggap seperti anak perempuannya.
Seungmin merasa lega, netranya melototi ke arah dimana arwah itu berada.
"Kangen main sama bunda..." Netra yang tadi menatapnya dengan tajam kini melemah. Kemudian kembali seperti semula ketika menyadari sesuatu.
"Durhaka banget. Sama bundanya sendiri gak kangen, giliran bunda orang lain lo kangenin?" cibir Seungmin.
"Kadang perasaan yang lebih besar akan sulit untuk diungkapkan," Air mata itu menetes membentuk garis vertikal basah di pipi. Ingin sekali Seungmin menyekanya, tapi mustahil. Tak akan bisa karena semua sudah berbeda.

KAMU SEDANG MEMBACA
EX -Seungmin🅇Yeji
Fanfiction"Sebenarnya ini salahku, melirik yang lain saat aku bersamamu" -🅴🆇 stray kids Hwang Yeji sangat menyesal.