M A F I A (1)

1.3K 87 1
                                    

Lee Haechan sedang memandang monitor di depannya dengan bersandar di kursi mobilnya menunggu aba-aba dari anak buahnya.

"bos target tidak sendiri" ucap taeyong yang sudah siap membidik musuhnya dari atap gedung di depan rumah musuhnya

"perlihatkan kepadaku"

Dan setelah itu layar monitor di depannya menunjukan musuhnya yang sedang menyiksa perempuan.
Haechan terus memandang layar di depannya, melihat wanita itu dia teringat seseorang di masa lalunya.

"bos?"

"bunuh pria keparat itu, dan jangan biarkan wanita itu terluka. aku akan kesana" Haechan memakai masker dan topinya keluar dari mobil masuk ke rumah musuhnya.

"tua bangka itu tidak melakukan penjagaan ternyata" kata haechan tersenyum dengan smirknya. Dia segera memasuki rumah itu dan mencari keberadaan musuhnya.

Disisi lain seorang wanita menunduk menangis menahan sakit akibat cambukan yang diberikan orang di depannya.

"dasar jalang sialan! karena ayahmu itu aku menanggung beban!"

"p-paman hiks.. hentikan.."

"DIAM!! aku harus menyiksamu agar kau mati di tanganku! karena aku tidak bisa membunuh ayahmu dengan tanganku sendiri!!"

plak
plak

Entah sudah keberapa cambukan yang dia dapatkan sehingga merasa dirinya sudah tidak bisa merasakan sakit, sampai akhirnya dia merasakan semua kesadarannya menghilang.

BRAK

Pintu ruangan itu terbuka menampakan seorang pria dengan pakaian serba hitam membawa pistol di tangannya.

"don't move or you die mr choi" dia melepas topi dan maskernya, menatap orang di depannya dengan tatapan tajam. Haechan menoleh ke arah wanita yang sudah pingsan tergeletak.

"siapa kau? mau apa kau?"

"kau tidak tau siapa aku?" kata haechan tertawa dengan smirknya "pengetahuanmu sangat sempit mr choi, seharusnya kau bermain lebih jauh lagi"

Orang yang di panggil mr. choi oleh haechan mengambil senjata dari balik sakunya.

"wahh wahh, ternyata kau juga menyimpan senjata? apakah itu juga senjata yang kau gunakan untuk membunuh anak dari rekanmu?"

"SIAPA SEBENARNYA KAU?!!" mr choi menodongkan pistol miliknya ke arah haechan

Haechan duduk di sofa yang ada di kamar itu bersandar menyalakan rokoknya "ada kata terakhir yang ingin kau ucapkan sebelum mati membusuk disini? Mana anak buahmu? padahal tanganku sudah gatal ingin berkelahi"

"APA MAUMU?!"

"mauku? dimana brankas uangmu? dimna harta milik orang lain yang kau sembunyikan?"

Mr. choi sudah siap menarik pelatuk senjatanya ke arah haechan "siapa suruhanmu? aku bisa membayar kau lebih banyak daripada orang yang menyuruhmu! dan jangan berani sentuh harta miliku atau kau akan mati!"

Haechan tertawa "aku? mati? anak buahku berjumlah lima orang sedang membidikmu dengan senjatanya sekarang. kau bergerak mendekatiku saja kau akan hancur berkeping-keping mr. choi" Haechan mematikan rokoknya "yak apa yang kalian lakukan? bidik dia!"

Setelah haechan mengatakan itu cahaya merah berjumlah lima mengarah ke arah mr. choi

"sekarang beri tau aku, dimana letak brankasmu choi siwon" haechan menekan katanya dan menatap tajam orang di depannya.

Choi siwon yang ketakutan dengan terpaksa memberi tau dimana letak brankasnya dan memberi tau sandinya.
Setelah itu haechan membuka brankasnya dan memasukan semua yang ada di sana ke tasnya.

Sebelum meninggalkan ruangan itu haechan menghampiri wanita yang tergeletak di lantai, menggendongny keluar dari kamar. Haechan menutup kamar itu dan menguncinya.

"YAK APA YANG KAU LAKUKAN?! AKUBSUDAH MEMBERIKAN SEMUANYA DAN KAU MENGURUNGKU DISINI!!!"

"aish berisik sekali, bunuh dia"

DOR! DOR! DOR!

Haechan tersenyum dan keluar dari rumah itu menuju mobilnya, seseorang di dalam membukakan pintu untuknya dan haechan memasukan wanita yang di gendongnya dengan hati-hati.

"siapa dia donghyuck-ah?"

Haechan memasuki mobil dan menoleh pada orang di tempat kemudi itu "diam saja hyung, jangan urusi urusanku dan cepat pergi dari sini sebelum polisi datang"

Johnny menghela nafas dengan kelakuan adik sepupunya itu dan menekan airphonennya "kalian cepat pergi, kita balik"

"baik bos" mereka menjawab dengan serempak kembali ke mobil mereka dan mengikuti mobil yang di kendarai haechan.

Haechan menatap wanita di sebelahnya dan merogoh sakunya mengambil ponselnya

"taeil hyung, bisa datang ke mansion? hmm terima kasih hyung" haechan mematikan ponselnya

Johnny yang mendengar adiknya menelfon sahabatnya melirik dari spion dan dapat dia lihat adiknya terlihat sangat khawatir pada wanita yang bahkan tidak di kenalnya.

Setelah melewati hutan lebat, akhirnya mereka sampai di mansion mewah yang terletak di tengah hutan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah melewati hutan lebat, akhirnya mereka sampai di mansion mewah yang terletak di tengah hutan.

Johnny memarkirkan mobilnya di bagasi dan haechan segera turun dari mobil menggendong wanita yang masih pingsan itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Johnny memarkirkan mobilnya di bagasi dan haechan segera turun dari mobil menggendong wanita yang masih pingsan itu.

Haechan memasuki kamarnya dan meletakan wanita itu di ranjangnya.
Taeil menghampirinya di kamar dan segera memeriksa keadaan wanita yang di bwa oleh haechan.

"hyung gimana?"

"lukanya cukup parah, dan.. mentalnya, mungkin setelah sadar dia akan mengalami trauma"

"ne hyung, gumawo.. bi tolong jaga dia, ganti pakaiannya"

"baik tuan"

Setelah itu dia dan johnny keluar kamar.

"siapa dia haechan-ah?"

"jangan urusi urusanku hyung" haechan duduk bersandar di sofa dan memejamkan matanya

Taeil menoleh pada johnny, sedangkan johnnya hanya mengangkat bahunya artinya dia tidak tau dan tidak ingin ikut campur urusan adiknya itu.

.
.
.
.
.

next ga?

M A F I A [ Lee Haechan ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang