CHAPTER 6

143 106 36
                                    

Langkah demi langkah yang diambil Putri menggema di lorong panjang itu.
Entah sudah berapa lama Putri diam untuk mengumpulkan tenaga lalu mulai melangkah lagi

Ia lelah dan ingin segera duduk tapi jika dia duduk disini tidak akan ada yang tahu keberadaanya dan dia akan mati membusuk disini sampe mereka merenovasi ulang sekolah dan menemukan tulang belulang miliknya.

Putri menggelengkan kepalanya kuat-kuat,

'mungkin karena panas otak gue jadi ikut ngaco.'

...

Hosh hosh

Napas pendek pendek keluar dari mulut Erwin, 'Dimana sih dia?!'
Erwin mengacak acak rambutnya frustasi.

Kalau Ratu keburu bangun dan dia tau adiknya hilang, satu kelas ah tidak satu sekolah pasti akan heboh.

Erwin kembali berlari dan menanyai setiap orang yang dijumpainya.
Sebentar lagi jam pelajaran pjok akan selesai dan dia terpaksa masuk kelas untuk mengikuti pelajaran lain.

"Lo dimana Putri?"

...

"Putri!!"

Putri menengok ke belakang tapi tidak menemui siapa siapa...

"Putri!!"

Lagi-lagi Putri menengok ke belakang tapi nihil -tidak ada siapapun.

"Putri!!"

Kali ini dia dapat melihat siluet seseorang.

'Siapa?'

"Putri! Gue udah nyariin lo kemana mana loh!" Laki-laki itu mendekat dan kemudian berlutut kelelahan.

"Er-Erwin?"

"Hah? Iya gue Erwin!"

"Lo ngapain kesini?"

Erwin mengatur napasnya.

"Nyariin lo lah bego. Lo mau kemana?"

Mata Putri berbinar-binar, rasa hangat tiba-tiba menjalar ditubuhnya yang kedinginan. Ada yang mencarinya. Ada yang peduli padanya!

"Gue mau ke uk-"

"-Ratu pingsan!"

Krak

Putri merasakan dadanya sesak, pipinya panas seakan ada tangan yang menampar dirinya dan membantunya kembali ke kenyataan.

"Ratu?"

Putri mulai melanjutkan langkahnya ke uks dan meninggalkan Erwin yang kelelahan di belakang.

"Lo mau kemana?" Erwin menatap punggung Putri bingung.

"UKS!"

"Ratu udah dibawa ke kelas," Erwin berjalan mendekati Putri. "Ayo balik kekelas!"

Putri menepis tangan Erwin.

"Gue mau ke UKS bukan ke kelas."

"Hah? Kembaran lo lagi sakit itu!"

"Terus gue sehat?! Gue baik-baik aja?!"
Putri menatap Erwin.

Erwin baru melihat wajah Putri.

Pucat, wajahnya pucat pasi, matanya merah menahan air mata, bibirnya kering dan lidahnya putih.

"Dikelas pasti banyak orang kan! Ratu bakal baik-baik aja!"

Putri kembali melangkah maju tapi ditahan oleh Erwin.

"Kalo lo mau ke UKS sini gue anterin!"

Putri tertawa pahit mendengar nada khawatir disuara Erwin.

"Lo cuma pura-pura jadi pacar gue! Gausah sok peduli ke gue Erwin! Lo khawatir sama Ratu kan?"

Putri menyatukan kedua tangannya.

"Maaf karna udah buat lo gada di sisi Ratu sekarang! Maaf karna gue lagi lagi jadi penghalang hubungan lo!"

"Lo ngomong apa sih put?! Gue cuma mau bantuin lo ke UK-"

"Jangan..."

Erwin mendapati pipi pucat Putri sudah basah oleh air mata.

"Jangan ngasih gue alasan buat makin suka ke elo win! Gue bisa sendiri! Gue harus bisa!"

Putri menyeka air matanya dan tersenyum lembut,

"Jadi pergi temui Ratu!"

Kali ini langkah putri lebih cepat dan panjang, dia menggunakan sisa sisa tenaga yang masih ada dalam dirinya.

Erwin hanya mampu melihat punggung Putri semakin mengecil lalu menghilang di ujung lorong, tangannya yang tadi mau menahan Putri hanya menggantung sia-sia di udara. Matanya masih membulat.

"Sejahat itu ya gue di mata lo put?"

ATAKORAKA [JAN 2022]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang