CHAPTER 14

79 34 34
                                    

"Selamat siang! Siapa disini yang sudah siap PR?" Tanya bu Ainun -guru paling galak diseantero SMA Agarasa.

Beberapa murid mulai mendengus kesal pasalnya baru saja bel masuk berbunyi, bu Ainun sudah ada di kelas, menagih PR pula.

Kalau guru galak sih masih gapapa, tapi ini sudah galak, on time pula lagi.
Mana dia mengajar Matematika.

Erwin memukul jidatnya cukup keras hingga Putri yang berada di depannya dapat mendengar itu. Karena terlalu sibuk memikirkan Putri dan Ratu dia lupa mengerjakan PR matematikanya.

"Ayo sini cepat kumpul PRnya!" Teriak Bu Ainun lagi.

"Mampus gue!"

Murid yang lain mulai mengeluarkan double folio berisi 25 soal beserta jawabannya yang diberikan bu Ainun 2 hari yang lalu. Sebenarnya banyak dari mereka yang mengerjakan tugas tersebut sewaktu istirahat, tapi Erwin tidak berada dikelas, dia sibuk dengan pemikirannya sendiri di taman tadi.

"Nih!" Putri menyerahkan selembar doublefolio ke meja Erwin yang hanya dibalas tatapan aneh dari Erwin.

"Buat apa!? Lo tau kan kalau bu Ainun selalu ngusir orang yang ga ngerjain PR! Gue masih bisa ke gudang buat cabut!" Tolak Erwin mentah-mentah.

Putri menarik kertasnya yang kebetulan belum diberi nama, dia mulai menggerakkan bolpoinnya, menuliskan nama Erwin.

"Ini mana dua lagi?" Tanya bu Ainun,
"Kalau ga siap tahu kan konsekuensinya!"

Putri maju kedepan dan memberikan tugas atas nama Erwin. "Ini punya Erwin bu, tadi saya cegat punya dia buat dicontek bu, punya saya ketinggalan soalnya." Ucap Putri dengan nada monoton.

"Udah sejuta kali ibuk dengar alasan itu! Pokonya ga ada kan! Keluar dari kelas saya sekarang!" Bu Ainun mengambil kertas ditangan Putri dengan kasar. Dia sudah lelah melihat murid-murid dengan kelakuan seperti ini.

Tanpa babibu, Putri langsung melesat bukan ke arah pintu kelas melainkan ke arah bangkunya dan mengambil ransel, semua barangnya sudah masuk ke tas sedaritadi. Dengan santai Putri melesat ke meja guru hendak menyalam guru berbadan cebol itu.

"Siapa yang suruh kamu pulang? Saya bilang keluarkan!?"

Putri menatap Ainun sekilas "Pelajaran ibuk yang terakhir hari ini, jadi ga ada gunanya saya di sekolah." Jawab Putri masih dengan nada monoton.

"Coba saja kamu keluar, bakal saya bawa kamu ke ruang BK!"

Putri menatap Ainun sekali lagi lalu mengambil ponselnya. Dia kemudian membuka aplikasi rekaman suara.

Bagi yang tidak selesai mengerjakan PR
Jangan harap bisa masuk kekelas ibu. Mau kalian dimana saja ibu ga peduli.
Intinya jangan masuk kekelas ibu sampai jam pelajaran ibu habis.

"Saya sudah rekam perkataan ibuk, jadi baik saya maupun ibu tidak perlu menjelaskan apa-apa lagi nanti." Putri menatap bu Ainun yang terdiam mendengar suaranya sendiri, dia mengambil kesempatan itu dan menyalam tangan Ainun.

"Kamu kembarannya Ratu kan?"

Ratu yang daritadi hanya diam menyaksikan kembarannya  mengerjap kaget. Begitu juga dengan Putri yang langsung membeku ditempat.

"I-iya bu!" Jawab Ratu.

"Pantes tadi ibu liat mirip, kok bisa beda banget sifatnya ya?"

Muka Erwin mengeras begitu dia melihat tangan Putri mengepal karena amarah.

"Kapan sih kamu bisa kaya Ratu?"

Putri membalikkan badannya menatap langsung ke mata bu Ainun, tadi matanya masih menunjukkan hormat tapi sekarang... rasa respectnya hilang digantikan emosi.

"Kapan ibu berhenti bandingin saya sama Ratu?"

Pertanyaan itu sukses membuat semua orang dikelas terdiam.

"Saya bukan Ratu buk! nama saya Putri! Mau ibu tunggu sampai kapanpun manusia gagal kaya saya ga bakal bisa sama kaya Ratu!"

...

ATAKORAKA [JAN 2022]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang