''Kalian yakin dengan ini?'' Tanya sang gadis pada kedelapan orang yang tengah terduduk di ruang tengah dorm yang telah mereka huni hamper selama 4 tahun. Semuanya tertunduk, suasana kian dingin sedari tadi, sedang gadis Park itu menengadahkan wajahnya, mencoba menahan isak tangis karena tak satupun dari kedelapan gadis itu bersua mennjawab pertanyaannya.
''Maafkan kami Jihyo'' Nayeon akhirnya memberanikan diri untuk mengeluarkan kalimat yang sedari tadi tercekat.
Jihyo menghela nafas kasar, jujur bukan itu kalimat yang ingin dia dengar saat ini.
''Bisakah kita tetap serumah? Kenapa kalian ingin pergi dari dorm? Kita telah tinggal untuk waktu yang lama, bukankah kita adalah sebuah keluarga?''
Kelakar Jiyo, yang membuat kedelapan gadis di ruangan itu tertunduk kian dalam. Merasa bersalah atas pilihan mereka yang melukai hati lembut Jihyo.
Sebelum hari ini tiba Park Jin Young, pemimpin dari JYP Entertaiment telah membebaskan mereka untuk memilih tinggal sendiri atau tetap hidup bersama, hal itu karena usia karir mereka yang sudah cukup matang, terlebih pria paruh baya itu juga menyadari jika keinginan setiap member pasti berbeda, maka dari itu diapun membebaskan member Twice untuk mulai menata kehidupan pribadi masing-masing.
''Kita tetap keluarga Jihyo, aku keluar bukan berarti Twice bubar bukan?'' Kini Sana yang bersuara, Jihyo tak menanggapinya, hanya tarikan nafas dalam yang dia hembuskan, sedang di sampingnya sesosok objek rupawan menatapnya dengan sendu, seolah merasakan rasa sakit di hati Jihyo.
''Ayolah unnie, bukankah kita sudah berjanji untuk selalu bersama? Kenapa kalian semua memilih untuk keluar dari dorm sekarang? Apa setidak nyaman itu untuk tetap tinggal disini?''
Jihyo mengusap pipinya kasar, jujur hatinya terasa perih kala kedelapan membernya memilih untuk pergi dan menyisakan dirinya sendiri yang tinggal dalam dorm.
''Maaf unnie, tapi aku sudah memutuskan untuk kembali kerumah keluargaku'' Cicit Chaeyoung yang di angguki Dahyun, merasa bersalah pada Jihyo namun keluarganya bukan Twice saja, ada keluarga mereka yang lain yang selama ini jauh dan selalu dirindukannus. Jihyo sedikit mengerti alasan Chaeyoung ataupun Dahyun karena dirinyapun merindukan hal yang sama, beruntungnya mereka berdua yang memiliki keluarga yang tinggal di Seoul. Namun tetap saja hatinya tak membaik, perasaan takut ditinggalkan terus memenuhi isi hatinya.
''Jihyo kau tahu? semakin dewasa seseorang, semakin besar pula keinginannya untuk mendapatkan ruang privasi yang jauh lebih luas'' Jungyeon menepuk pundak lembut Jihyo lembut
''Bukankah kita sudah terbiasa saling menjaga privasi, unnie?'' Jungyeon tersenyum, mendengar sanggahan sang leader.
''Jika yang kau bicarakan adalah seorang manusia, maka ruang yang kau maksud belum cukup Jihyo''
''Aku tak mengerti maksudmu''
''Aku ingin mencari jati diriku yang sesungguhnya, mencari hal apa yang bisa kulakukan dengan baik seorang diri, aku ingin mengetahui tentang kehidupan dengan sudut pandangku, dan kurasa semua itu bisa ku cari jika aku mulai berani melangkah ke depan dengan kedua kakiku, lalu menempatkan kalian sebagai penopang, yang menjadi rumah untuk kembali kala lelah mulai membelengguku'' Myoui Mina, gadis anggun itupun menyuarakan pendapatnya, Jihyo bungkam tak mampu membalas perkataan kelewat indah itu.
''Kau juga harus mencobanya Jihyo, keluar dari rumah ini dan mencari kebahagiaanmu yang sesungguhnya di luar sana, oleh dirimu sendiri'' Cuap kembali Mina.
''unnie akan tetap tinggal disini?'' Setelah mengumpulkan keberaniannya sang maknae akhirnya menyuarahan pertanyaannya. Jihyo menghembuskan nafas kasar, sungguh Jihyo belum siap jika harus terpisah dari kedelapan gadis yang selalu membersamainya itu, namun dirinya juga tak bisa menahan keinginan tiap member, Jihyo harus tetap bijak dalam bersikap, begitu fikirnya dalam hati
KAMU SEDANG MEMBACA
Roter Faden : Benang Merah
FanfictionPark Jihyo gadis yang mengabdikan hidupnya selama 10 tahun demi menjadi seorang idol akhirnya mencapai cita yang selalu di impikannya, namun bukannya tenang, perjuangan Jihyo malah kian besar setelah dirinya di dapuk menjadi seorang leader dari grup...