< ..... >
At the library
‘ Now I'm vulnerable, so sad and alone. ’
.
.
.
.
.
📚, 📖
Sejak Jiro meneriaki Jyuto, remaja itu tak pernah mampir ke perpustakaan umum lagi meskipun ia pergi ke sana bukan sebab atas permintaan Saburo yang memintanya untuk meminjam buku. Itu murni keinginannya sendiri tanpa alasan yang jelas.
“Ah, senang sekali rasanya membaca!”
Raganya selalu membawa dirinya ke sana dan membaca berbagai macam buku random yang menurutnya menarik lalu Jiro menyesali pernah meledek Ichiro dengan ‘buku itu membosankan, kenapa niichan masih suka membaca 'sih?’ dan kini ia termakan perkataannya sendiri. Berakhir menyesal dan malu sendiri.
Beruntungnya Ichiro tak tahu kebiasaan barunya ini, meskipun Jiro tahu kakaknya itu tak akan meledeknya balik hanya saja ... melihat senyuman Ichiro yang memakluminya itu terkadang terasa memukul wajahnya. Ada rasa malu dan malu terus yang menjalar dibenaknya.
Kalau dihitung sudah 3 hari Jiro tak menemui pria Iruma itu walaupun sisi lain dari dirinya merindukan Jyuto yang jelas tak ingin diakuinya.
Sisa waktunya juga jadi tak terlalu full day karena seusai sekolah ia memilih langsung pulang, makan, bersantai sebentar dan menyendiri di kamarnya sambil melamun bersama lagu bising yang didengarkannya. Disituasi seperti ini juga Jiro melupakan semua pekerjaan rumahnya.
Ketika pikirannya sudah lelah diujung ... Jiro akan menidurkan dirinya sendiri. Dengan begitu, ia bisa sejenak mengistirahatkan pikirannya.
< ..... >
Ditatap benda persegi panjang tersebut dan deretan chat yang tak terbalas oleh seseorang di sana.
Mengingat perkataan Jiro tempo hari sudah jelas membuat otaknya berpikir dua kali lebih keras dari biasanya. Antara pekerjaan dan Jiro pun menjadi satu kesatuan di ruang kepalanya.
Ternyata Jiro membalas dendam memporak porandakan balik pikiran Jyuto dengan pernyataannya. Lalu Jyuto sendiri kebingungan, bagaimana ia menyikapi Jiro? Dan mengembalikan keadaan seperti semula?
Pulpen yang diketuk-ketuk ke meja menjadi kegiatan pendukung atas asumsi-asumsi kemungkinan yang tengah dipikirkannya.
Satu-satunya cara hanya lah berbicara terus terang padanya dan menyadari sikapnya yang tidak biasa pada Jiro.
Lalu ketika pria itu menatap Jiro dengan tatapan yang berbeda, dalam dan ada kesungguhan di sana.
Tanpa sadar dirinya sudah menaruh banyak atensi lebih pada Yamada middle bro itu.
“Daripada kau melamun begitu sampai ubanan mending temui saja langung bocah itu!” Seru seseorang yang berada di ruangan yang sama dengan Jyuto.
Jyuto terkejut dan hampir saja akan mengumpat.
“Aku lelah sekali tapi melihat kelakuanmu itu membuatku kesal.” Ucap seseorang itu lagi, sebut saja pria bermata panda ini, Doppo.
“Bagaimana ....”
“Kemarin kau baru saja curhat bagaimana aku tidak tahu?”
Sekarang benaknya sibuk ber- ‘ah iya juga’ ria, saking Jiro memenuhi kepalanya ... ia jadi lupa pada hal-hal kecil.
Akhirnya sudah diputuskan dengan cepat oleh Jyuto ... bahwa ia akan menemui Jiro nanti malam dan itu harus.
Namun baru Jyuto sadari ....
“Untuk menemuinya pasti sulit ... bahkan aku tak punya alamat rumahnya.”
“Selain menyebalkan ... kau juga cukup bodoh ya?” Doppo mengelengkan kepala tak habis pikir. Pria ini memilih mundur dan tak ikut campur.
Skip time >>
Kepulan asap yang keluar dari mulut pria bermata empat itu hampir membuat atmosfer di sekitarnya terlihat seperti kumpulan kabut.
Netranya tak teralihkan pada benda persegi panjang miliknya, di layar nampak sebuah balasan yang sudah lama ditunggunya.
‘Dari: Yamada Jiro
Kepada: SayaAku baik’
Ada rasa tak adil dan ingin marah, bagaimana bisa setelah sekian banyak chat yang dikiriminya dan Jiro hanya menjawab sesingkat itu?
“Sekarang aku merindukanmu ....” monolognya terdengar nelangsa.
Dirinya pun tak berniat membalas pesan super singkat itu karena terlalu lelah, padahal di sisi lain ia ingin sekali banyak bicara pada anak itu dan memeluknya erat, jadi, begininya kah Jyuto merindukan remaja 17 tahun itu?
Sekarang ia boleh menyerah, mungkin besok ... pria Iruma ini akan berusaha bagaimanapun caranya agar bisa bertemu Yamada Jiro, si wajah sayu dengan segala kejutan di dalamnya.
< ..... >
KAMU SEDANG MEMBACA
At the library; JyuJi
Genel KurguJiro paling benci jika Yamada bungsu selalu memintanya untuk meminjam buku di perpustakaan umum. Meksipun ia kesal disuruh, Jiro tetap melakukannya. Dan saat itu juga ... Rasa kesalnya bertambah ketika menemukan polisi kantor yang menurutnya konyol...