Kejadian pada pesta perayaan panen dua minggu lalu, menggemparkan Desa Nanggungan. Warga desa terus saja membicarakan masalah yang masih hangat itu. Cerita-cerita yang beredar pun macam-macam. Ada yang mengatakan bahwa Fajar memaksa Ayu, mereka melakukan hubungan terlarang atas dasar suka sama suka, mereka sudah sering berbuat mesum, bahkan ada cerita lainnya yang mengatakan bahwa Ayu saat ini telah berbadan dua. Berita-berita itu tentu saja mencoreng nama baik masing-masing keluarga.
Pertemuan di antara keluarga Ayu dengan keluarga Fajar pun sudah dilakukan beberapa kali. Jarko, ayah Ayu, sangat murka dengan kejadian yang telah menimpa sang putri. Kali pertama Sutanto datang berkunjung bermaksud meminta maaf, ditolak mentah-mentah oleh Jarko. Pria itu berteriak sangat keras dan lantang saat mengusir Sutanto.
Pertemuan kedua terjadi tidak lama setelahnya, Sutanto ingin cepat menyelesaikan masalah ini agar warga tidak terus membicarakannya. Di pertemuan kedua pun, Jarko masih saja emosi sehingga permintaan maaf Sutanto atas nama Fajar tidak diterimanya. Malah Jarko berkali-kali mengucap sumpah serapah dan kutukan untuk Fajar beserta kedua orang tuanya yang dianggap tidak mampu mendidik sang putra.
"Anak kalian itu sungguh keterlaluan. Bejat. Sekarang laki-laki mana yang akan menikahi putriku?" ucap Jarko masih emosi saat terjadi pertemuan ke lima. Mirah yang merayu sang suami agar menerima dan berusaha membicarakan baik-baik demi mencari solusi.
"Anak kami akan bertanggung jawab. Kita segera menikahkan mereka berdua. Lebih cepat lebih baik." Jarko memberikan penawaran.
"Enak saja kamu ya. Apakah dengan menikahkan Ayu dengan Fajar, permasalahan langsung hilang?" Jarko merasa tersinggung.
"Lalu kami harus melakukan apa agar masalah ini selesai? Fajar sudah setuju dan kami kira itu memang jalan yang terbaik untuk mereka." Sutanto menunjuk dirinya dan sang istri yang nampak sedikit ketakutan disebelahnya.
"Aku mau anakmu masuk penjara. Dia harus membayar perbuatannya kepada Ayu," tegas Jarko mantap.
Sutanto dan sang istri tentu saja langsung terkejut, "aku mohon jangan seperti itu. Fajar anak laki-laki kami satu-satunya." Sutanto memohon belas kasih.
Jarko baru saja akan balik menyerang, Mirah yang duduk di sebelahnya menahan, kemudian berbisik, "Pak, aku setuju saja. Lebih baik mereka menikah. Kasihan Ayu, Pak."
Jarko meminta waktu untuk berpikir. Dan akhirnya demi menjaga nama baik kedua keluarga dan untuk meredam warga desa yang terus membicarakan kejadian malam itu, Jarko setuju untuk menikahkan Fajar dengan Ayu secepatnya. Pertengahan bulan depan perkawinan itu akan berlangsung.
Ayu sendiri sejak kejadian malam itu terus mengurung diri di kamarnya. Kamar sering dikunci dari dalam, jendela kamar tidak pernah dibuka, bahkan tirai jendela juga selalu tertutup sehingga suasana kamar Ayu sangat suram. Sesuram hati dan perasaannya yang hancur berkeping-keping. Dia tidak menyangka akan mendapatkan pelecehan semacam itu, terlebih lagi yang melakukannya adalah Fajar, pujaan hatinya, lelaki yang selama ini selalu dia kagumi. Setiap saat dia terus menangis dan selalu bermimpi buruk. Ayu masih bisa merasakan rasa sakit saat kejadian malam itu, tidak hanya sakit fisik yang luar biasa, tetapi juga dia merasa sudah sangat direndahkan. Dan sekarang baginya, dirinya sudah kotor. Mahkota berharga yang selalu dia jaga sudah hilang, direbut dengan paksa.
"Nduk, kamu akan segera menikah dengan Fajar. Dia harus bertanggung jawab atas perbuatannya kepadamu." Mirah bersedih melihat keadaan sang putri yang sangat kacau. Rambut panjang Ayu terlihat tergerai acak-acakan, matanya bengkak dan menghitam akibat sering menangis dan jarang tidur, tubuhnya juga mulai nampak kurus karena dia merasa tidak berselera makan sama sekali. Jika bukan Mirah yang memaksa dan mengancam, Ayu tidak akan pernah menyentuh makanannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lestari [TAMAT~> terbit eBook]
Historical FictionJika saja sang ibu tidak meninggalkannya saat kecil, pasti kehidupan Lestari tidak akan seperti ini. Dikucilkan dari masyarakat sekitar hanya karena kesalahan yang dibuat oleh sang ibu. Namun, untung sang ayah mampu membesarkan Lestari hingga tumbuh...