Drei : Met Him

4.1K 440 14
                                    

Hai, nunggu update an lama ya? Mian hehe

Happy reading also happy weekend

--oOo--

Suara dentuman musik memenuhi telinga
Jaemin, namun dia tetap berdiri mematung di  tempat. Dia menatap pria tampan yang kini  sudah berdiri di depannya-sangat dekat.

Jaemin tertegun melihat sosok yang sepertinya sudah banyak berubah itu, namun tak peduli seberapa banyak pun penampilannya berubah, Jaemin masih bisa mengenalinya dengan mudah.

Jaemin menatap mata coklat indah yang
tak pernah berubah dan tak mungkin
dia salah kenali. Mata tajam itu selalu
menatapnya dalam diam dulu, selalu berhasil membuatnya salah tingkah.

Jaemin merasakan debaran yang sudah lama hilang. Dia menghela napas untuk menenangkan diri, tapi pria tampan itu sepertinya tak ingin dia tenang.

Dia melangkah maju untuk mendekati Jaemin, membuat Jaemin tak punya pilihan selain mundur. Semakin lama jarak
mereka memendek secara otomatis dan Jaemin merasa seolah jantungnya akan meledak.

Deg.

Jantungnya berdebar semakin kencang
saat dia merasakan dinding di belakangnya,
tak ada lagi jalan untuk lari. Jaemin hanya bisa berdiri gugup sambil bersandar sedekat
mungkin ke tembok.

Jaemin ingin mengucapkan sesuatu saat
tangan yang besar dan hangat menangkup
pipinya perlahan, hampir membuatnya
tersedak karena kaget. Jaemin menatap mata tajam pria itu dan tanpa sengaja menahan napasnya.

Pria itu mungkin berpikir kegugupan Jaemin
cukup lucu, dia tertawa pelan sambil
mengusap pipi Jaemin perlahan. Sementara
Jaemin, mungkin karena terlalu fokus pada
pria itu, dia seolah bisa mendengar suara
tawanya yang lembut di tengah dentuman
musik kelab.

Semua ini membuat Jaemin semakin gugup,
terlebih saat tangan itu dengan sengaja
mengusap telinga Jaemin. Jaemin langsung
menutup matanya karena kaget dan geli, dia
tak berani lagi menatap wajah tampan pria
itu.

Pria itu sepertinya senang melihat
kegugupan Jaemin, senyumnya semakin dalam saat dia merasakan pipi lembut submissif itu menjadi semakin panas seiring sentuhannya.

Dia mungkin sedikit menyayangkan karena
tak bisa melihat betapa manisnya wajah itu
saat memerah karena pencahayaan kelab yang minim.

"Apa yang kau inginkan?" Jaemin mendorong
pria itu, bahkan suaranya pun bergetar.

Pria itu sepertinya menemukan kesenangan
dari menggoda Jaemin, dia tersenyum nakal.
Senyuman itu sangat menggoda saat
dipasangkan dengan wajah tampannya
dan sekali lagi membuat Jaemin tak bisa
berkata-kata.

Jaemin menguatkan hatinya dan melawan
sekali lagi, namun usahanya dengan cepat
dipatahkan. Pria itu menahan tangannya di
dinding sementara dia semakin terpojok.

Jaemin menatap pria itu bingung, sama sekali tak menduga dia akan memperlakukannya seperti ini.

Jaemin juga bingung dengan sikap
langsungnya, orang yang dia kenal itu hanya
akan memperhatikannya dari jauh, dulu. Dia tak pernah menjadi seagresif ini. Kenapa dia
berubah? Atau mungkin sejak awal dia
memang tak pernah mengenal dia yang
sebenarnya?

Jaemin baru saja membuka mulutnya untuk
bertanya saat pria itu tanpa permisi
menciumnya-lagi. Ciuman kali ini lebih
intens dan membuat tubuh Jaemin lemas,
kekuatannya menghilang seketika. Jantung
Jaemin berdebar kencang saat dia tanpa sadar mencengkram kemeja pria itu.

Regular [ Markmin ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang