Vier : Other Side

3.6K 360 1
                                    

Jaemin menghirup napas pelan sebelum
membuka matanya, dia terbangun saat
alarm di nakasnya berbunyi.

Jaemin bergerak dan merasakan tubuhnya kaku karena tertidur terlalu lama. Dia segera bangun dari tempat tidurnya dan melakukan peregangan singkat.

Kamar itu hanya memiliki sedikit sumber cahaya dan nyaris gelap total, jadi Jaemin segera berjalan menuju saklar lampu dan menyalakannya.

Terlihat suasana ruangan yang tenang dan rapi, perabot kamar itu tak terlalu banyak, namun semuanya berkualitas tinggi.

Jaemin melangkah ke jendela saat dia mendegar suara rintik hujan. Saat dia sudah berdiri di dekat jendela, Jaemin segera membuka jendela itu dan mengulurkan tangannya pelan, segera tangannya terciprat air hujan yang sangat dingin.

Jaemin menutup matanya dan menikmati aroma hujan yang menenangkan selagi tangannya bermain dengan air.

"Ah, pasti menyenangkan jika ada segelas kopi panas."

Jaemin merasa matanya masih sedikit berat dan dia juga malas melakukan apapun, jadi Jaemin menarik sofa tunggalnya ke sisi jendela untuk menikmati hujan-cara terbaik untuk meredakan stresnya.

Ini pagi yang indah, mungkin dia akan bolos saja sekolah hari ini. Sepertinya sangat nyaman menghabiskan hari ini tanpa melakukan apapun. Jaemin tersenyum tipis memikirkan harinya yang nyaman sambil menarik selimut yang tadi sempat dibawanya.

Jaemin mencium selimutnya yang berbau lavender dan senyumnya jadi semakin dalam. Ini yang disebut menikmati hidup.

Ya, kalau Renjun tidak tiba-tiba berteriak memanggilnya, maka ini memang kenikmatan hidup.

"Apa?" jawab Jaemin pelan, dia tak punya tenaga lebih untuk menjawab Renjun.

Jaemin membuka matanya seketika saat suara ribut terdengar dari kamar samping.

Semua kamar memiliki tingkat kekedapan suara yang cukup tinggi, namun suara Renjun benar-benar menembus dindingnya.

Sudut bibir Jaemin berkedut pelan dan dia mencoba untuk bersikap tak peduli.

Sayangnya, tak lama setelah keributan itu, pintu kamar Jaemin terbuka dengan dorongan kuat, bahkan menimbulkan suara yang cukup memekakkan.

"Apa?!" Jaemin menatap Renjun kesal.

Namun Renjun seolah tak mempedulikan wajah marah Jaemin, dia berjalan ke sisi Jaemin dan menunjukkan layar ponsel pintarnya.

"Lihatlah!" ujarnya sangat bersemangat.

Jaemin menghela napas dalam hati, bertanya-tanya kapan Renjun akan mulai bersikap dewasa, dia benar-benar seperti anak lima tahun.

Namun Jaemin tak mengatakan itu di depan wajah Renjun, dia masih berdiri dari sofa nyamannya dan menerima ponsel pintar Renjun.

Jaemin menatap layar ponsel dengan wajah tak tertarik, sebelum akhirnya terperangah kaget.

Tiga Anggota Kepolisian Ditemukan Tewas Dibunuh.

Itu adalah judul sebuah berita yang baru saja terbit. Jaemin menggulir ponsel pintar Renjun untuk membaca berita. Semakin banyak Jaemin membaca, semakin kaget dia.

Regular [ Markmin ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang