Part 9

17 7 0
                                        

"Gue sayang sama Lo, Fad. Bahkan gue cinta sama Lo. Udah ber bulan bulan gue nyimpen perasaan ini buat lo. Dan menurut gue ini waktu yang tepat buat gue ngingkapin semuanya ke Lo."

Siapa sangka, jika saat ini Fadia tengah menjadi bahan tontonan oleh seluruh siswa di sekolahnya. Pasalnya, saat ini Vano tengah berlutut di hadapannya sekaligus mengutarakan isi hatinya pada Fadia. Alih alih terharu, Fadia malah malu setengah mati dengan apa yang di lakukan Vano saat ini. Hilangkan Fadia dari sini sekarang juga, Ya Allah! Hanya itu kalimat yang diucapkan Fadia dalam hatinya.

"Fad, Lo mau kan jadi cewek gue?" 

Lagi, Vano benar benar sudah tidak waras, dia tidak main main dengan ucapannya tadi. Sementara Fadia hanya menggeleng gelengkan kepala sembari menggigit kuat bibir bawahnya.

Didalam kelas, Elran tengah merapalkan doa doa agar Fadia menolak ajakan Vano untuk jadian.

"Maksud Lo geleng geleng kepala apa, Fad?" Tanya Vano meyakinkan.

"Maksud gue.. selama ini.. gu.. gue cuma nganggep lo sahabat, Van. Dan gue gabisa jadi cewek Lo." Jawab Fadia gugup. Bukan gugup karena takut, tapi karena malu karena menjadi bahan tontonan.

Vano membuang nafas kasar setelah mendengar jawaban dari Fadia. Lalu berdiri,

"Makasih buat jawabannya. Gue ga akan ngelupain momen ini dimana pertama kalinya gue di tolak cewek."

Setelah mengungkapkan kalimat itu Vano segera pergi dari kerumunan.

"Van, gak gitu maksud gue. VANO!!" Fadia hendak mengejar Vano tapi dicegah oleh teman temannya.

"Udah Fad gapapa. Bukan salah Lo kok. Lagian kan perasaan emang gak bisa dipaksa." Ucap Azel menenangkan.

"Gue mau jelasin ke dia."

"Gak perlu di jelasin kan Lo gasalah. Mending kita ke kelas aja, yuk!" Ajak Siti. Fadia hanya mengangguk pasrah, setelah itu segera masuk kedalam kelas dan semuanya bubar.

***

"ARGHH.. Baru kali ini gue di tolak cewek. Jual mahal banget lo, Fad. Berani berani nya nolak gue."

Saat ini, Vano tengah berada di dalam WC pria. Tak lama setelah itu, Vano mendengar bunyi sepatu yang hendak menuju kearah nya.

"Ngapain Lo kesini? Lo gabisa baca? Ini WC pria bukan WC wanita."

"Gue mau nemuin Lo." Ucap gadis itu.

"Ada apa, gue lagi emosi jangan nambah beban!"

"Waduh santai Van. Disini gue berpihak ke Lo kok. Fadia emang sok jual mahal banget aslinya mah murah."

"Maksud Lo apa ngomong gitu?"

"Lo gatau kan apa alasannya Fadia nolak lo?" Vano menggelengkan kepalanya. "Karena dia udah punya gebetan di sekolah ini." Lanjutnya.

"Siapa emang? Perasaan selama ini Fadia gapernah deket sama siapa siapa."

"Sama Rizal anak kelas sebelah."

Setelah mengucapkan kalimat tersebut, Gadis itu hendak pergi meninggalkan Vano. Namun dicegah oleh Vano.

"Lo ada masalah apa sama Fadia? Jangan bilang Lo iri sama dia."

"Lo benci kan sama dia? Sama gue juga."

Vano menatap heran kearah gadis tersebut. Ada masalah apa sebenarnya antara dua temannya itu. Bukannya selama ini mereka terlihat baik baik saja?

"Vin.. gue butuh penjelasan Lo."

***

_________________________________________

085233100xxx
Pulang sklh ntar, temui gw di blkng sklh!

_________________________________________

Sebuah pesan masuk kedalam ponsel Rizal. Siapa yang mengirim pesan ini?

"Kenapa lo?" Tanya Ikhbal, teman dekat Rizal.

"Bukan siapa siapa ga penting."

"Pulang sekolah jadi ke rumah gue kan?"

"Kayaknya gabisa deh. Gue ada urusan mendadak sama nyokap." Jawabnya berbohong.

"Yaudah terserah."

Bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak lima menit lalu. Namun hingga saat ini Rizal masih berada di dalam kelasnya, ia akan menemui seseorang yang telah mengiriminya pesan tadi.

Rizal keluar dari kelasnya, memastikan bahwa keadaan sekolah benar benar sudah sepi.

Setelah melihat semuanya aman, ia segera menuju ke belakang sekolah.

Tempat ini sangat sepi, tidak ada orang sama sekali.

"Mana nih orangnya?"
"Gaada orang juga."

"Woi!"

Mendengar suara berat dari belakangnya, Rizal segera membalikkan badannya, dan mendapati Vano tengah berdiri disana.

"Lo Van yang tadi ngirim pesan ke gue?" Tanya Rizal sembari berjalan mendekati Vano.

Vano tersenyum miring menatap Rizal yang hendak mendekatinya.

"Lo ada hubungan apa sama Fadia?" Vano langsung bertanya pada Rizal yang saat ini sudah berada tepat dihadapannya.

Rizal semakin bingung dengan sikap Vano saat ini. Dimana biasanya Vano selalu menampilkan sifat humornya sementara kini malah terlihat sangat garang.

"Hubungan? Gue gaada hubungan apa apa sama Fadia."

"Bohong!"

"Gue ga bohong . Selama ini gue emang deket sama Fadia, tapi ga lebih dari seorang sahabat."

Vano kembali tersenyum miring, "acting Lo bagus ternyata. Lo pikir gue gak tau, kalau salah satu alasan Fadia nolak gue itu Lo."

"Gue gak ngerti sama sekali sama yang Lo omongin barusan Van."


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 07, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Samar Semu SMAku (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang