Room 9

3.7K 916 296
                                    

Halo, triple update datang sesuai janji! ^^

Yuk, komen sampai 200 dan besok aku double update<3<3 bisa kan ya? hehehe

Yuk, komen sampai 200 dan besok aku double update<3<3 bisa kan ya? hehehe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Santa nyaris jatuh kalau Blue tidak menahan tangannya dan berhenti. Ini akibat langkah Blue yang terlalu panjang dan cepat-cepat sehingga Santa kesulitan menjangkaunya.

"Blue, kamu kenapa sih? Jalannya buru-buru banget. Kaki aku sakit," protes Santa.

"Biar cepet pulang."

"Iya, tapi kaki aku sakit. Kamu bisa nggak sih pelan-pelan? Pergelangan tangan aku juga sakit. Kamu demen banget nyakitin aku."

"Maaf." Blue menarik tangannya dari pergelangan tangan Santa. Dia melepas jaket bomber miliknya dan mengganti jas milik Kamayel dengan miliknya untuk menutupi pundak Santa. Setelahnya Blue membuang jas Kamayel ke dalam tempat sampah. "Kenapa sih kamu mau aja diajak jalan sama orang asing?"

"Kamayel bukan orang asing, Blue. Aku udah kenal sama—"

"Iya, tapi kamu baru kenal berapa lama? Hitungan hari, kan? Kalo dia macam-macam gimana?" Blue memotong lebih cepat. Nada bicaranya sedikit meninggi dari biasanya.

"Mana mungkin dia macam-macam sih? Memangnya dia mau ngapain?"

"Kamu tuh jangan terlalu lugu. Memangnya kamu tau dia bakal berbuat apa?"

Santa mengamati Blue yang mulai bertolak pinggang. Raut wajah laki-laki itu mulai berubah galak. Namun, ada kesan khawatir yang cukup kental tercetak di wajahnya. Sebenarnya Blue kenapa? Santa tidak mengerti. Beberapa kali Blue menunjukkan sikap yang membuatnya tidak mengerti. Dia sampai ingin berteriak kencang-kencang dan mengatakan, "Ada apa sih, Blue?!"

"Aku bisa jaga diri sendiri, Blue."

"Oh, ya? Apa kamu ingat beberapa kejadian waktu kita di London?"

Green yang mendengar percakapan itu dari belakang hanya manggut-manggut seakan mengerti ada 'something' di antara mereka yang belum dijelaskan. Green jadi penasaran. Sebenarnya kejadian apa sih yang membuat adiknya sekhawatir ini? Santa kan sudah 30 tahun, masa iya tidak bisa jaga diri? Toh, kalau berbuat aneh-aneh juga itu haknya Santa.

"Itu kan dulu, Blue. Aku udah 30 tahun, lho!"

"Pokoknya kalo kamu mau keluar pilih-pilih dulu orangnya. Jangan asal baru kenal beberapa hari kamu main setuju aja pergi. Belajar dari pengalaman," tegas Blue.

"Iya, tapi—ouch!" Santa meringis saat lecet di kakinya terkena bahan sepatu heels yang agak keras.

Blue berjongkok di depan Santa, lalu menarik tangan Santa supaya berpegangan pada pundaknya. Setelah Santa sudah menjadikan pundaknya sandaran, Blue menaikkan kaki Santa sedikit ke atas pahanya dan melepas sepatu heels. Blue mendapati lecet di bagian belakang kaki dekat mata kaki. Blue menurunkan kaki Santa, lalu tanpa aba-aba menggendong tubuh Santa di depan.

Hello, Ex-Room Mate! (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang