☀ Bab 16 | Rencana ☀

35 8 2
                                    

Malam sudah terganti oleh pagi, Lia sudah selesai bersiap-siap. Terlalu pagi, namun dia berencana untuk menjenguk Arga sebentar.

Di ruangan rawat Arga sepi. Tidak ada yang menjaga Arga. Lia melangkah masuk karena tidak ingin berlama-lama.

Lia memandang wajah damai Arga yang tertidur. Selang beberapa menit mata Arga terbuka. Dia sedikit terkejut karena ada Lia di sana.

"Pagi Kak," sapa Lia.

"Ngapain?" tanya Arga.

"Engga cuma mau jenguk sebentar doang. Orang tua Kakak mana?" jawab dan tanya Lia.

"Kerja," jawab Arga.

"Udah makan Kak?" tanya Lia.

"Belum, nanti kalau makanan datang, gue langsung makan," jawab Arga.

"Yaudah, maaf ya Kak gak bisa nemeni Kakak, nanti keburu telat," ungkap Lia.

"Gapapa, hari ini ujian, lo harus datang," balas Arga.

"Nanti ujian Kakak aku bawa ke sini ya. Aku minta tolong Pak Adi nanti," saran Lia.

"Terserah lo," balas Arga.

"Oke, aku berangkat dulu ya kak, assalamualaikum," ucap Lia.

"Waalaikumsalam, semangat ujiannya."

Perkataan terakhir dari Arga itu membuat Lia tersenyum malu. Untung saja wajahnya sudah membelakangi Arga.

***

Di sekolah, Lia bergegas ke ruangan ujiannya. Lia sangat beruntung jika dia satu kelas dengan Salsa. Hal itu membuat mereka lebih mudah mencari tahu siapa yang sudah membayar preman untuk membuat Arga babak belur.

"Pagi Sal," sapa Lia saat melihat sahabatnya sedang duduk membaca buku.

"Pagi Lia. Eh iya, gimana keadaan Kak Arga?" tanya Salsa.

"Udah baikan Sal, tapi gue masih harus tahu siapa dalangnya," kekeh Lia.

"Jadi, lo curigain siapa?" tanya Salsa.

"Fito," jawab Lia.

"What! Lo serius? Fito kan adiknya Kak Arga, gak mungkin dia dalangnya," balas Salsa tidak percaya.

"Itu dia masalahnya, gue cuma curiga sama dia. Dari awal gue juga mikirin itu, tapi, gak ada salahnya kan? Lagian kita harus cari buktinya dulu," jelas Lia.

"Oke, terus, kenapa lo curiga sama Fito?" tanya Salsa sedikit berbisik.

"Kemarin saat gue telpon dia buat bantuin bawa Arga ke rumah sakit, dia datang cepat banget. Padahal waktu di telepon dia bilang lagi di rumah. Saat itu, jarak rumah Fito ke lokasi makan waktu sekitar sepuluh menit, sementara dia, cuma butuh tiga menit, bayangkan cuma tiga menit," ujar Lia.

"Oke, untuk sementara kita bisa curigain Fito karena alasan lo masuk akal. Tapi, caranya gimana?" tanya Salsa.

"Gue mau minta tolong sama lo buat ikutin kemanapun dia pulang sekolah ini, entah kenapa gue punya firasat hari ini dia akan jumpai preman-preman itu, tapi lo harus hati-hati, kalau tempatnya terpencil. Lo gak perlu maksain, cukup lo kasih tahu aja sama gue," terang Lia.

"Terus, lo ngapain?" tanya Salsa.

"Gue mau kasih ujian sama Kak Arga, nanti setelah selesai ujian, gue samperin lo," balas Lia.

"Oke, gue ga masalah kok, nanti gue ajak pacar gue bantuin," ujar Salsa.

"Makasih ya Sal, gue malah nambah beban lo saat-saat ujian gini," kata Lia sambil menggenggam tangan Salsa.

"Gak masalah Lia, gue akan bantu karena lo sahabat gue," balas Salsa tersenyum menyemangati.

***

(475)

VOTE N COMENT.

Biolove Letter ✔︎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang