Malam sunyi. Seorang gadis merasa ingin memakan sesuatu. Bakso. Yah, dia ingin bakso.
Ia lantas menoleh ke arah jam dinding.
"Masih jam delapan," tuturnya.
Ia mengambil sebuah dompet di atas meja lalu keluar dari kamarnya. Berpapasan dengan sang mama membuatnya berhenti.
"Mau ke mana kamu, Lia?" tanya Saras.
Iya, gadis yang tengah kelaparan itu Lia. Ia sudah makan, namun saat melihat instagram yang menampilkan postingan bakso, membuat ia merasa selera.
"Hehe aku mau beli bakso Ma, lagi pengen," jawab Lia sambil terkekeh.
"Yaudah, jangan lama. Makan baksonya di rumah aja," ucap Saras.
"Siap Ma," kata Lia lalu memberikan hormat pada Saras sambil tertawa.
"Eh iya Mama mau dibelikan?" sambung Lia.
"Gak usah, kamu aja," balas Saras.
"Oke Ma."
Lia mengendarai keretanya dengan kecepatan sedang. Untung tempat penjual bakso tidak terlalu jauh dengan kompleknya. Ia jadi bisa mengendarai kereta.
Lia memang punya kereta, namun saat pergi ke sekolah, dia tidak mau mengendarainya. Entah apa alasan pastinya, ia hanya malas jika mengendarai kereta untuk pergi ke sekolah.
Kereta Lia berhenti saat sudah di depan penjual bakso. Ia memarkirkan keretanya lalu melangkah ke gerobak bakso yang sudah terbiasa menyewa tempat di sana.
"Pak baksonya satu yang pedas ya," kata Lia pada penjual bakso.
"Siap Neng, mau bungkus atau makan sini?" tanya sang penjual.
"Bungkus aja Pak."
~~~
Angin malam menerpa wajah Lia yang mengendarai kereta. Membuat Lia merasa sedikit kedinginan karena ia hanya menggunakan baju yang tidak terlalu tebal.
Di jalan, Lia tidak sengaja melihat banyak orang yang berkumpul. Dan ada dua orang yang menjadi sorotan orang-orang itu.
"Balap liar pasti."
Dia hanya menatap tanpa niat mendekat. Namun, entah kenapa pikirannya tertuju pada sosok Arga. Kakak kelas yang katanya juga suka dengan balap liar.
Brak
Kereta Lia berhenti mendadak saat mendengar suara nyaring kereta yang bertabrakan.
Lia menoleh ke arah sumber suara. Seorang pembalap jatuh dari keretanya. Ia tidak tahu apa penyebabnya. Entah kenapa keretanya malah bergerak ke arah pembalap yang jatuh itu.
Lia turun lalu berusaha untuk membantu. Ia membuka pelan helm full face yang dikenakan. Terkejut karena orang itu adalah Arga.
"Kak, bangun," ucap Lia sambil menepuk pipi Arga.
Mata Arga terbuka perlahan. Menatap sekitarnya lalu merasa sakit di sekujur tubuhnya. Arga berusaha bangkit. Dengan sigap Lia membantu Arga.
"Ngapain lo di sini?" tanya Arga ketus.
"Tadi aku ga sengaja dengar ada orang yang tabrakan. Aku cuma niat bantu Kak," jawab Lia seadanya.
Arga hanya diam tanpa menjawab apapun. Ia lantas bangkit dengan sisa tenaga yang ada. Lia berusaha membantu Arga, namun bantuan itu ditolak dengan Arga.
"Gue bisa sendiri," sarkas Arga lalu melangkah menuju kereta yang sudah berserak.
Tiba-tiba tubuhnya merasa oleng. Lia langsung membantu saat melihat Arga hampir terjatuh.
"Jangan nolak bantuan aku ya Kak. Kakak lagi kaya gini kayanya ga bisa deh pulang sendiri," saran Lia.
"Aku carikan taksi aja ya," sambung Lia dan Arga hanya mengangguk.
Lia mendudukkan Arga pada bangku halte di dekat mereka. Hanya butuh lima menit, Lia berhasil memberhentikan sebuah taksi.
"Makasih," ucap Arga saat sudah di dalam taksi.
"Iya Kak sama-sama. Oh iya kereta Kakak?" tanya Lia.
"Biar orang bengkel nanti gue telpon," balas Arga.
"Yaudah, hati-hati ya Pak," kata Lia pada supir taksi.
"Siap Neng. Pacarnya dibawa sampai rumah dengan selamat kok," jawab supir taksi membuat Lia terdiam.
~~~
Sesampai di rumah, Lia tidak bisa berhenti memikirkan keadaan Arga. Bahkan bakso yang sudah dia beli terlantar sia-sia di atas meja ruang tamu.
Lia bangkit lalu melangkah menuju kamar tanpa mengambil bungkus bakso yang ada di atas meja.
Menarik kursi di meja belajarnya. Mengambil sebuah binder yang ada di dalam tasnya. Mulai menuliskan kata tiap kata yang bisa membuat hatinya tenang.
Sama halnya dengan planet yang bergerak sesuai dengan jalannya. Pertemuan kita sepertinya sesuai dengan jalannya.
Jakarta, 15 Juli 2018.
~~~
(621)
![](https://img.wattpad.com/cover/232707245-288-k80775.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Biolove Letter ✔︎
Fiksi Remaja[FOLLOW SEBELUM MEMBACA!] Liyana Puspita seorang ketua osis dari Popcorn High School. Awal ketika dia mulai melaksanakan tugas, Lia merasa biasa saja dan bahkan senang karena itu adalah impiannya. Namun, semenjak kedatangan murid baru yang urakan, m...