☀ Bab 21 || Masih Dilarang ☀

23 8 4
                                    

Ketika aku dilarang untuk dekat denganmu, aku membayangkan seperti bunga yang akan tumbuh sempurna, tetapi sudah dipatahkan oleh seseorang.
~Liyana Puspita~

Semuanya sudah sedikit membaik, setidaknya saat ini kehidupan Arga tidak seperti dulu.

Pagi ini, dengan semangat baru, ada senyum yang menyapanya kala berada di meja makan.

"Pagi Ma, Pa, Fit," sapa Arga dengan senyum singkat.

"Pagi," jawab semuanya serentak.

"Aku mau langsung berangkat ya, ada urusan soalnya," ucap Arga.

"Loh, ini Mama udah buatkan sarapan, masa gak dimakan sih," balas Widya.

"Iya Ma maaf, nanti keburu telat Ma," mohon Arga.

"Paling mau jemput gebetan," celetuk Fito membuat Arga menatapnya sinis.

"Duh rupanya anak Papa yang pendiam ini sudah ada gebetan ya," seloroh Angga membuat Widya dan Fito tertawa.

"Udahlah, aku berangkat, assalamualaikum," pamit Arga lalu mencium punggung tangan orang tuanya.

"Yee ngambek dia," ucap Fito saat Arga sudah ke luar rumah.

"Sudah Fito, cepat habiskan sarapannya," sahut Widya.

"Iya Ma, iya."


***

Arga membuka helmnya saat sudah berada di depan rumah Lia. Ia ingin membangun hubungan baik dengan orang tua Lia. Walaupun ia tahu semua itu sulit, ia akan terus berusaha.

Ya, sekarang ia harus akui, gadis imut yang ia kenal saat bersekolah di Popcorn High School sudah membuat hatinya terbuka. Ia menyukai gadis itu.

Dengan berani Arga mengetuk pintu rumah Lia. Beruntung pagar rumah Lia sedang tidak terkunci.

Pintu terbuka, menampilkan wajah Agung. Agung langsung menampilkan wajah tidak suka saat melihat Arga yang berada di hadapannya.

"Ngapain kamu ke sini!" tukas Agung.

"Saya mau jemput Lia, Om," balas Arga.

"Udah sering saya ingatkan kamu jangan pernah deketin putri saya lagi, masih gak paham, hah!?" geram Agung.

"Pa, Papa jangan kaya gitu dong, Kak Arga kan udah berubah." Lia datang saat mendengar suara Arga.

"Papa gak peduli mau dia berubah atau engga, yang namanya nakal ya nanti juga nakal lagi," ketus Agung.

"Kamu, lebih baik pergi dari rumah saya sekarang, kalau engga, saya akan panggil satpam komplek untuk ngusir kamu!" usir Agung pada Arga.

"Baik Om, kalau gitu saya permisi, assalamualaikum," pasrah Arga.

Lia menatap sendu tubuh Arga yang meninggalkan rumahnya. Jujur ia tidak bisa melihat wajah itu murung.

"Pa, Papa kok jadi gini sih, dulu Papa gak pernah larang aku mau berteman sama siapa aja, tapi sekarang. Papa egois tahu gak," ungkap Lia lalu meninggalkan rumah dengan kesal.

Panggilan dari Agung juga tidak membuatnya berhenti melangkah. Ia akan pergi ke sekolah sendiri. Persetan dengan perintah jika ia harus berangkat dengan sang Papa.

***

(382)

Uhuy tinggal beberapa part lagi ending deh. Mukushi buat yang udah baca sampai di sini.

Biolove Letter ✔︎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang