☀ Bab 17 || Ujian ☀

32 9 4
                                    

Lembar ujian hari ini untuk kelas dua belas sudah berada di tangan Lia. Ia melirik sebentar ke arah Salsa yang sudah siap untuk mengikuti Fito. Lia mengangguk saat melihat Fito sudah keluar dari ruang ujiannya.

"Hati-hati," bisik Lia—Salsa mengangguk.

Lia melangkah dari tempatnya. Hari ini, sesuai janji, dia akan memberikan soal ujian kepada Arga. Tentunya dengan persetujuan kepala sekolah dan guru yang bertanggung jawab. Dengan catatan, dia harus memantau di sana sampai ujian selesai.

***

Di rumah sakit, Lia langsung menuju ruangan Arga. Membuka pintu saat sudah sampai di depannya. Ia melihat Arga yang menatap ke jendela dengan pandangan bosan.

"Kak," panggil Lia, Arga tersentak kecil.

"Ini ujiannya, ada dua, masing-masing waktunya empat puluh lima menit," jelas Lia saat tak mendapat jawaban.

Arga langsung berusaha untuk duduk. Lia membantu saat melihat Arga sedikit kesulitan untuk duduk.

"Kalau gak bisa, nanti aku—"

"Bisa," potong Arga lalu mengambil kertas ujian di tangan Lia.

"Lo udah ngajarin gue seminggu, gue gak mau itu semua sia-sia," sambung Arga membuat Lia bungkam seketika.

"Oke, aku ngawasin di sofa ya Kak, kalau udah cape, istirahat bentar ya kak," balas Lia setelah diam beberapa detik.

"Iya." Arga mulai mengerjakan soal ujian.

***

"Kita ngapain sih ngikutin Fito?" tanya Gilang—pacar Salsa yang ikut membantunya menjalankan rencana.

"Kan aku udah bilang, nanti aku kasih tahunya, sekarang kamu bantuin aku dulu," balas Salsa tanpa menoleh ke arah Gilang.

"Oke-oke," ucap Gilang pasrah.

Fito, laki-laki itu memberhentikan motornya di parkiran supermarket. Ia turun meninggalkan motornya di sana. Berjalan menuju gang kecil yang berada tak jauh dari tempatnya.

Salsa berusaha berpaling saat Fito melirik sekitar. Salsa dan Gilang turun dari mobil—mengikuti dari belakang ke mana Fito pergi. Tentunya dengan jarak yang tidak terlalu dekat. Ia tidak mau rencana Lia gagal karena dirinya ceroboh.

Di ujung gang, Fito berhenti di depan rumah kecil. Ia mengetuk pintu saat sudah berada di depannya. Salsa langsung menyiapi kamera di ponselnya. Ia merasa jika rumah itu adalah rumah preman yang membuat Arga masuk rumah sakit.

Dan benar saja, saat pintu terbuka, Salsa melihat tiga orang laki-laki berbadan besar seperti layaknya preman. Walaupun Salsa tidak tahu bagaimana wajah preman yang dimaksud, ia akan menunjukan video ini pada Lia.

"Kerja bagus, ini bonus untuk kalian yang melakukan kerja bagus," jelas Fito lalu memberikan sebuah amplop berisi uang kepada salah satu preman.

"Makasih bos, lain kali kalau butuh apa-apa, panggil kita aja," jawabnya.

"Iya, gue akan hubungi kalian kalau butuh lagi, gue pergi dulu," pamit Fito.

Salsa bersembunyi saat melihat Fito akan kembali ke tempat parkir. Saat Fito sudah tidak terlihat, Salsa dan Gilang keluar dari persembunyiannya.

"Jadi?" tanya Gilang.

"Dia yang udah buat Kak Arga masuk rumah sakit," balas Salsa.

"Kok dia tega sih? Arga kan Kakak kandungnya," tutur Gilang.

"Aku gak tahu masalah itu, bentar, aku mau hubungi Lia dulu," ucap Salsa—Gilang mengangguk.

"Halo, Lia,"

"Kenapa? Lo udah dapat buktinya?"

"Iya, udah. Gue gak nyangka firasat lo benar Li, ini gue mau ke rumah sakit sekalian jenguk Arga,"

"Oke, gue tunggu ya. Maaf ya gak bisa bantu, ujian Kak Arga masih belum selesai,"

"Iya, lo santai aja, gue kan sahabat lo,"

"Makasih sekali lagi, eh udah ya, ntar Kak Arga curiga kalau gue ke kamar mandi lama-lama,"

"Iya."

***

(540)

Vote N Comentnya guys jangan lupa. 😉

Biolove Letter ✔︎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang