Salahkah Waktu

100 37 12
                                    

Jarum Jam menunjukkan pukul 06.50
Kara alkirana masih merajut mimpi dalam dunia tidurnya.
Perlahan cahaya matahari mulai masuk kesela-sela ventilasi jendela kamar Kara.

Beberapa kali jam weker milik Kara mulai berdering.menandatakan waktu nya untuk bangun.

Namun lagi-lagi sang memilik jam weker tetap masih merajut mimpi dalam dunia tidurnya.

"Kara...Kara... Sudah siang ini
nanti kamu terlambat sekolah lagi lho"

Suaranya bunda yang melingking bagaikan gemuru petir membuat Kara terbangun dari dunia mimpinya.

"Ya ampun bunda...ngeri banget sih banguni anak nya sendiri"
Guman Kara Sambil mengakat tubuhnya agar bisa dalam posisi duduk.

Masih diatas kasur tapi dalam posisi duduk Kara mengacak ngacak Kesal rambutnya sembari melirik ke jam weker yang ada disampingnya.

"OH MY GOD"
"gua bakal terlambat lagi ne"

Teriak Kara melompatkan tubuhnya dari atas  kasur dan berlari menunju kamar mandi.
10 menit cukup untuk Kara bersiap-siap berangkat sekolah.

Memakai seragam putih abu-abu tanpa lengkap atribut udah menjadi kebiasaan bagi Kara.satu lagi lipstik mascara udah menjadi bagian terpenting dari penampilan Kara.

Langkah kaki Kara tergesah-gesah menuruni anak tangga yang menghubungkan kamarnya kelantai bawah tepatnya ruang makan.

Seperti biasa Di ruang makan bunda Selalu menyiapkan sarapan untuk keluarga tercintanya.

"bunda papa mana?"
Tanya Kara ketika melihat kursi yang biasa diduduki papanya dimeja makan kosong.

"udah pergi"
"hari ini papa kamu sibuk banget.katanya banyak rapat yang harus segera dilaksanakan."
Jawab bunda Sambil menyodorkan Roti selai coklat dan susu kekara.

"bang Atah mana bun?"
Tanya Kara Sambil mengunyah Roti.

"barusan berangkat ke Jakarta.maklumlah abangmu kan sebentar lagi udah mau wisuda jadi sibuk sama skripsinya.banyak tugas dari dosen harus segera dikasih jadi gak bisa lama-lama temani kita di Kota Bandung.paling nanti kalau lagi cuti kuliah abangmu pulang kemari."

"Yahh..." Kara terkejut Sambil menghela napasnya dengan kasar
" berarti hari ini  Kara pergi sendiri dong bun"

"iya dong.masak bunda yang ngantar kamu sekolah." ekspresi wajah bunda heran melihat Kara.

Yailah gak mungkin juga bunda ngantar Kara.soalnya kan bunda gak bisa bawak kenderaan.bunda biasa kalau mau pergi yang ngantar pak sopir om Dodi namanya.
Tapi om dodinya lagi cuti pulang kekampung karena saudaranya menikah.

Jadi intinya Kara harus pergi naik bus.nunggunya dihalte disimpang yang gak jauh dari komplek rumah Kara.

Kara merogoh Tasnya mencari benda pipih warna hitam kesayangannya lebih tepatnya mencari handphone.

Jarum Jam dihandphone Kara menunjukkan pukul 07.20
"Mampus gue" Guman Kara berdetak Kesal melihat gerbang sekolah ANTARTIKA sudah tertutup rapat.

Seperti biasa walaupun dalam situasi kebingungan Kara Selalu punya ide cemerlang buat ngatasi masalahnya.

Oke gusy kita lanjut keslide selanjutnya ya...
Jangan lupa buat vote + komentar cerita aku ya..

🙂🙂🙂🙂🙂

Arga Diantara Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang