22

3.6K 395 97
                                    

Bisakah waktu diulang? Seperti mv teori grup terkenal di Korea Selatan yang pernah Jooheon baca.

Mungkin kesalahana dan penyesalan tidak akan pernah tercipta.

Hanya dengan menemukan sebuah kunci jam dan memutarnya berlawanan arah dengan putaran jam aslinya, waktu terundur seketika.

Mudah bukan?

Iya, mudah. Tapi membingungkan.

Dimana dan bagaimana mereka mendapatkan jam seperti itu? Apakah mereka menciptakannya?

Mustahil!

Ah tidak-tidak. Mungkin setahun kemudian dari sekarang? Atau sepuluh tahun? Seratus tahun? Siapa tahu. Selama waktu berjalan tidak ada kata yang mustahil.

Untuk sekarang penyesalan adalah hal yang harus Jooheon tanggung.

Yaa, Jooheon merasakan penyesalan itu. Sungguh, bukan ini yang ia maksud. Salahkan saja bibirnya yang membuat orang lain salah mengartika ucapannya.

"SIAL!" hanya umpatan yang keluar dari bibir kecilnya. Mengacak rambutnya frustasi dengan keadaan yang bahkan ia tidak menahu sebabnya.

"Jooheon hyung"

"DIAM BANGSAT!" dan orang lain harus menjadi sasaran umpatan seorang Lee Jooheon.

Terlalu kalut akan emosi hingga Jooheon tidak dapat mengendalikan amarahnya.

Pembunuh?

Kedua orang tuanya adalah pembunuh?

Apa yang dimaksud bocah itu sampai berani menyebut kedua orang tuanya pembunuh? Dimata Jooheon mereka adalah malaikat yang telah membimbingnya hingga sedewasa ini.

Baiklah, seharusnya ia harus menanyakan langsung masalah ini kepada kedua orang tuanya.

Lagi-lagi ia harus menyesalkan waktu yang terbuang sia-sia hanya untuk melihat tubuh kecil itu pergi dari rumah dan mendecak-decak tidak berguna.

Sunggu hal pemborosan!

"mah!" masih dalam mode siaga, Jooheon masuk tanpa salam ke dalam mansion keluarga Lee.

"Changkyun pergi" adunya tanpa basa-basi.

"terus?" tanya ny. Lee melanjutkan kegiatan yang sempat terhenti.

Tunggu. Apa maksud semua ini? Changkyun pergi apakah ini tanggapan seorang ibu jika anaknya pergi entah kemana?

"mah! Changkyun pergi!" sudah habis kesabaran Jooheon.

"terus kenapa? Apa mama harus susah payah mencarinya?! Biarkan saja. Dia sudah tidak memiliki apapun" ujarnya yang ikut tersulut emosi.

Lagi pula, apa yang harus diharapkan oleh pemuda miskin itu? Harta pun tidak ada.

Jooheon mengepalkan tangannya kuat. Hanya dalam 1 jam ia sudah menyesalkan beberapa hal yang seharusnya tidak ia lakukan. Seperti menampar Changkyun tadi.

"sudahlah Joo. Kamu pernah bilangkan ke mama, kalau kamu bukan gay. Sekarang kamu bisa membangun rumah tangga seperti selayaknya orang normal. Lagi pula, mama juga tidak suka dengan perjalinan gay "

"cih, Kalau mama mau aku normal, kenapa mama ngubah aku?" kekehnya diakhir kalimat.

"Joo, kamu-"

"iya! Kenapa? Mama gak suka? Haha Joo gak peduli" ujarnya sarkas.

"apa itu alat yang mama gunain untuk mengubah ku kembali?" tanya pada gadis disamping ny. Lee

Jooheon melangkahkan kakinya mendekati wanita itu. Setelahnya, ia menyeretnya ke taman belakang.

I'm Not A Gay •Jookyun✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang