Chapter 4

298 46 2
                                    

Ke esokan harinya Jennie pergi ke perusahan Namjoon. Ia sudah tidak sabar bertemu dengan tunangannya itu sekaligus meminta maaf padanya.

“Maaf nona Kim, tuan Namjoon sedang tidak berada di tempat,” kata sekretarisnya saat Jennie berada di depan ruangan Namjoon.

Jennie melirik jam tangannya. Sekarang sudah saatnya makan siang. “Apa Namjoon sedang mengikuti rapat?” tanyanya.

Sekretarisnya menggeleng. “Tuan Namjoon sedang keluar makan siang.”

Mulut Jennie membentuk huruf O. Dengan kecewa, dia berbalik meninggalkan tempat itu.

“Jennie?”

Seseorang memanggil, menghentikan langkah Jennie. Ia mengangkat kepalanya dan terkejut melihat siapa yang telah berdiri di hadapannya.

“Kai?” keningnya berkerut.

Kai tersenyum. “Apa yang kau lakukan di sini?”

“Kau sendiri, kenapa berada disini?” Jennie balik bertanya.

“Aku menemui paman,” jawabnya. Masih dengan senyum di wajahnya.

Jennie hampir lupa kalau ayah Chaeyoumg juga bekerja di perusahan ini. “Oh”

"Jennie-ya, mau makan siang bersamaku?” Kai tersenyum malu memegang belakang lehernya.

Jennie tersentak kaget. Dia tak mengira kalau Kai akan mengajaknya makan siang bersama. Dia ingin makan siang bersama Namjoon tapi mengingat Namjoon tidak ada di tempat, mungkin tidak ada salahnya menerima tawaran Kai. “Baiklah”

Kai tersenyum. Jennie hanya tertawa geli melihat ekspresinya. Dengan menaiki mobil Kai, mereka berdua meninggalkan perusahaan menuju restoran yang tidak jauh.

Mereka baru saja ingin masuk ke dalam restoran saat Jennie tiba-tiba berhenti di tempatnya. Matanya menatap lurus ke depan, kedua tangannya terkepal, matanya memanas berusaha menahan air mata keluar dari sana.

Tidak jauh di depannya, Namjoon sedang bersama seorang wanita. Kelihatannya memang hanya makan siang biasa tapi menurut penglihatan Jennie yang sangat tidak suka dengan apa yang dilihatnya itu, wanita itu seperti menggoda Namjoon. "Apa-apaan itu?aku begitu merindukannya hingga tidak sabar bertemu dengannya tapi ternyata dia malah sedang menikmati makan siangnya bersama wanita pirang disini! Semua pria sama saja!"

---


Namjoon sengaja mengalihkan perhatiannya ke tempat lain karena gadis di depannya terus berbicara padanya. Tubuhnya seketika membeku saat menyadari kehadiran Jennie yang berdiri tidak jauh darinya. keningnya sempat berkerut melihat pria di samping Jennie tapi bukan itu yang menjadi perhatian utamanya sekarang. melihat tatapan Jennie padanya membuatnya khawatir. Jennie pasti salah paham melihatnya bersama wanita lain.

Jennie sayang, ini salah paham, dia ingin berteriak dan mengejarnya tapi melihat Jennie berbalik meninggalkan restoran itu, wajahnya menjadi pucat.

“Jennie!”

Dia mendengar suara pria yang tadi bersama Jennie memanggilnya kemudian berlari menyusulnya. Tidak, dia merasa menjadi tunangan yang gagal karena lagi-lagi membuat Jennie terluka.

“Namjoon kau kenapa?” tanya wanita yang bersamanya.

“Maaf Lisa, aku harus pergi sekarang,” ujar Namjoon beranjak dari tempat duduknya dengan terburu-buru.

“tapi…“ Lisa tidak melanjutkan kalimatnya karena Namjoon sudah lebih dulu meninggalkannya.

"Kenapa dengannya?" Lisa menggeleng tidak tahu. Setelah Seokjin duduk memberitahu sesuatu yang tidak diyakininya. "Tadi ada seorang wanita. Wanita itu pergi dan dia mengejarnya. Entahlah... mungkin dia kekasihnya."

"Kita selesaikan berdua... itu pasti Jennie."

Lisa mengangguk. Bersama Seokjin ia menyelesaikan penandatanganan kontrak prodak selama 2 tahun.

____

“Jennie!” Kai lagi-lagi memanggil Jennie sambil mengejarnya. Dia baru bisa mencapainya setelah gadis itu berhenti di depan mobil.

“Kumohon... bawa aku pergi dari sini sekarang.” Jennie tidak kuat lagi menahan air matanya. Dia menangis di depan Kai.

“Jennie-ya..” Kai merasa iba melihatnya. Ia berniat memeluk, menenangkannya.

“Aku bilang bawa aku pergi sekarang juga!” pekik Jennie membuat Kai tersentak kaget. Dia mengangguk cepat lalu membukakan pintu mobilnya. Tanpa menunggu lagi, Jennie segera masuk ke mobil. Segera setelah itu, mobil  Kai bergerak meninggalkan Namjoon yang tidak dapat mengejar.

“Emm... kau ingin aku membawamu kemana?” tanya Kai hati-hati.

“Kemana saja.”

“Oh... okay.”

Jennie menatap kecewa. Ia sedih dan juga takut.  Kepalanya masih mengingat bagaimana Namjoon tertawa bersama wanita itu. Dia bahkan bisa bersenang-senang bersama wanita lain.

Mengingatknya kembali. Jennie sangat kesal pada si pirang tadi. Ia juga sangat kecewa dan sakit hati pada Namjoon.

***

Jennie cemburu Namjoon ama Lisa udh intinya gitu

Jennie cemburu Namjoon ama Lisa udh intinya gitu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sakit hati Jennie, mas Tunangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sakit hati Jennie, mas Tunangan. Sakit hati aku tuh. Liat kalian berdua ketawa bareng. Bahkan senyum berdimpel

 Bahkan senyum berdimpel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
PREWEDD [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang