Sudah 1 hari Jennie dan Namjoon berada di pulau Jeju dan selama itu pula hubungan di antara mereka tetap sama. Tidak ada yang berubah. Jennie yang hanya berbicara seadanya, begitupun dengan Namjoon. Mereka hanya bertemu di waktu makan dan setelahnya, mereka kembali ke kamar masing-masing.
Tok... tok.... tok....
Terdengar suara pintu kamar diketuk. Jennie meninggalkan balkon menuju pintu kamarnya. Ia sedikit terkejut mendapati Namjoon berdiri di depan kamarnya. Dia memakai baju santai dan tersenyum padanya.
“Kau ingin jalan-jalan hari ini?” tanyanya. Dalam hati Namjoon berharap Jennie menerima ajakannya tapi melihat ekspresi gadis itu, dia merasa kecewa dan tetap berpura-pura tersenyum. “Aku mengerti kalau kau tidak ingin ik-“
“Tunggu sebentar, aku akan ikut denganmu,” Jennie memotong kalimatnya. Namjoon tersenyum, tak menyangka Jennie tidak menolak ajakannya. Wajahnya kembali bersemangat.
Di dalam kamar, Jennie mulai sibuk memilih baju yang akan di kenakannya. Dia sangat senang mendengar Namjoon akan mengajaknya keluar. Ia berpikir akan selamanya berada di kamar menunggu orang tua dan adiknya sampai di Jeju. Ia tidak berharap lebih, tapi senang Namjoon sudah berinisiatif untuk mengajaknya jalan-jalan.
"Tenangkan dirimu Jennie.. Ini hanya jalan-jalan biasa, kau tidak perlu sesenang ini," ucapnya pada dirinya sendiri lalu mengganti bajunya. Entah dimulai dari mana dadanya berdebar.
___
“Kau tunggu disini. Aku akan segera kembali.” Pesan Namjoon sebelum meninggalkannya.
Ini sudah hari ketiga di pulau Jeju dan sekarang mereka berdua sedang berada di tempat bermain ski.
Tinggallah Jennie dengan perlengkapan ski ditangannya. Jujur, dia sama sekali tidak tahu bagaimana bermain ski. Setiap kali mencobanya, gadis itu selalu terjatuh dan lebih menyebalkannya lagi, tidak ada satupun yang mau menolongnya. Dengan memberenggut kesal Jennie akhirnya berjongkok di atas salju itu menunggu Namjoon kembali.
“Hei, nak kau butuh bantuan?”
Jennie mengangkat kepalanya melihat siapa pemilik suara itu. Pria yang bertanya padanya hanya tersenyum manis. “Sepertinya kau butuh bantuan,” ucapnya lagi. Suaranya terdengar lembut dan jika diperhatikan, pria itu sepertinya bukan orang korea.
“Hello... kau mendengarku?” pria itu melambaikan tangannya di depan wajahnya membuatnya tersentak.
“Kau bukan orang korea?” Jennie spontan bertanya
Pria itu sedikit tersedak. “Aku dari Canada. Percampuran Korea-Canada, namaku Lee Mark,” jawabnya sembari tersenyum memperkenalkan dirinya.
Jennie akhirnya tersenyum dan berdiri. “Bahasa koreamu sangat fasih. Aku Jennie.”
“Hhm..” Mark memperhatikan Jennie sejenak sebelum kembali berbicara. “Kulihat kau sepertinya tidak mahir bermain ski.”
Jennie baru ingin menjawabnya tapi sebuah tangan menariknya dengan paksa. Dia terkejut dan melihat ke atas. Namjoon menatap tajam ke arah Mark dan memeluknya dengan protektif. Kening Jennie berkerut. Apa yang coba Namjoon lakukam.
Mark menaikkan sebelah alisnya menatap Namjoon dengan heran. Baru saja dia ingin mengenal lebih jauh gadis yang menarik perhatiannya, tiba-tiba seseorang sudah menganggunya.
“Sebaiknya kau mencari gadis lain karena gadis ini milikku.” Namjoon berkata dengan tegas.
Jennie terkejut mendengarnya begitupun dengan Mark. Dia tersenyum meminta maaf lalu meninggalkan mereka berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
PREWEDD [END]
أدب الهواة[COMPLATED] Jennie-Namjoon | Romance Jennie kekakanakan... Namjoon menjadi sibuk dangan pekerjaannya.... Haruskah pernikahan mereka BATAL?!