Setelah kejadian kemarin yang sempat membuat geger di parkiran, Pelangi lebih memilih berdiam diri di kelas. Dia malu atas kecerobohannya kemarin, kalau di fikir-fikir kenapa ia harus terbawa emosi.
Pelangi melihat Alvi yang berjalan ke arahnya. Mau apa Alvi ke kelasnya? Ada urusan apa?
"Hai," sapa Alvi sambil duduk di bangku depan Pelangi.
"Ngapain ke sini?" bukannya Menjawab sapaan Alvi, Pelangi malah bertanya.
"Gak boleh?" tanyanya sambil menaik-turunkan alisnya.
"Yaa, gak papa, si. Tapi, gak tau kalau anak-anak yang lain," ujar Pelangi mengangkat bahunya acuh.
"Gak ada yang marah, pastinya."
"PD sekali. Btw, tau gue di sini dari mana?" tanya Pelangi heran. Padahal Pelangi gak ada keluar sama sekali, ke toilet pun pas jam pelajaran dan saat koridor sepi.
"Nadin." Pelangi mengangguk mendengarnya. Dia lupa memberi tahu Nadin, tapi mana dia tau kalau dia di cariin sama orang.
Pelangi menatap ke arah orang yang baru saja masuk ke dalam kelas. Ada Laskar dan Daniar. Pelangi juga sedang menghindari Laskar saat ini, dia masih malu atas kejadian kemarin. Dia benar-benar bodoh kemarin.
Sadar akan ada yang menatapnya, Laskar melihat Pelangi yang tengah menatapnya. Lalu, fokusnya teralihkan pada cowo yang duduk di depan Pelangi, Laskar tidak melihat jelas orang itu, karena membelakangi Laskar.
"Liatin apa, si?" tanya Alvi pada Pelangi. Dia melihat ke arah yang sama dengan Pelangi. Ternyata Laskar.
"Jangan di liatin, nanti sakit." Alvi mengalihkan pandangan Pelangi ke arahnya.
"Lo, gak balik ke kelas?" tanya Pelangi sambil melihat arloji di pergelangan tangannya.
Alvi tertawa pelan. "Lo, kok gak sopan? Gue ini kaka kelas lo," ujarnya. Pelangi mengangkat bahunya acuh.
"yaudah, kalo lo ngusir, gue balik ke kelas ya," ucap Alvi sambil berdiri.
"Eh? Gue gak maksud ngusir, dikit lagi jam masuk pelajaran soalnya," kata Pelangi tak enak.
"Iya, gue becanda. Gue balik, bye." Pelangi mengangguk lalu Alvi pergi dari kelas Pelangi.
"ekhemm, ada yang di apelin cowonya, nih." Pelangi menoleh ke asal suara. Dia melihat Daniar yang sedang meliriknya dengan senyum kemenangan.
Tahan pelangi tahan. Pelangi menarik nafasnya dalam-dalam lalu menghembuskannya perlahan.
"Eh, ada lo? Maaf ya, baru liat. Oh iya, buat tamu jam segini udah gak boleh ke sini, batasnya udah abis, jadi mending balik ya," ucap Pelangi dengan nada yang dia lembut-lembutkan. Daniar menatap marah ke arah Pelangi.
"Gak usah sok berkuasa lo di kelas ini! Lo bukan siapa-siapa di sini, bahkan lo gak punya temen," ucap Daniar penuh amarah. Laskar hanya diam saja di tempatnya, dia sedang malas memisahkan mereka.
"Oh, iya? Gue gak punya temen?" tanya Pelangi pada Daniar. "Gue emang gak punya temen, tapi gue udah dapet restu mamahnya Laskar!" Daniar langsung panas di tempatnya. Ia memang tidak pernah ketemu dengan mamahnya Laskar, dia saat ini merasa kalah telak dengan Pelangi.
"Kok diem? Kenapa?" tanya Pelangi yang tak mendapat jawaban dari Daniar.
Daniar menggeram kesal, dia bangkit dari duduknya dan menghampiri Pelangi, lalu menjambak rambut Pelangi sampai mebuat Pelangi berdiri. Pelangi tak tinggal diam, dia juga membalasnya.
Laskar yang melihatnya langsung bergegas memisahkannya, namun yang ada Laskar malah di dorong ke belakang sama Pelangi. Biar pun badan Pelangi kecil, tapi tenaganya kuat.
KAMU SEDANG MEMBACA
LASKAR PELANGI
Random[Selamat membaca cerita Laskar Pelangi] Ini kisahnya Pelangi yang jatuh hati pada tetangganya yang bernama, Laskar. Pelangi selalu berusaha untuk mendapatkan hatinya Laskar, namun Laskar selalu menolak kehadiran Pelangi. Bagi Laskar, Pelangi hanyala...