bagian 3

5 1 0
                                    

Pagi hari yang cerah, Pelangi tersenyum manis hanya karena satu orang. Siapa lagi kalau bukan, Laskar. Yep, hari ini Pelangi dan Laskar berangkat sekolah bersama, di karenakan sepedah Pelangi bannya bocor dan beruntungnya Tante Mirey mau menyuruh Laskar, untuk memboncengi Pelangi.

"Makasih, Laskar," kata Pelangi begitu turun dari motor Laskar.

"Hmm."

Pelangi menunggu Laskar yang sedang merapihkan rambutnya, sangat tampan. Lalu dia melihat, Daniar yang berjalan menuju ke arahnya dan Laskar. Buru-buru Pelangi menggandeng tangan Laskar.

"Eeh, apaan, si?" tanya Laskar yang terkejut atas sikap tiba-tibanya Pelangi.

"Kamu wangiii," ujar Pelangi sambil mengendusi Laskar, bahkan matanya sampai merem-melek karena menikmati aromanya.

"Ishh, sana." Laskar berusaha untuk melepaskan tangan Pelangi dari tangannya.

Daniar menarik tangan Pelangi dari Laskar, hingga Pelangi mundur beberapa langkah.

"Awhhh, ngapain, si narik-narik?" kesal Pelangi.

"Lo, ngapain mepet-mepetin cowo gue?" tanya Daniar sarkas.

"Apaan? Cowo lo? Aduhh, apa gue salah denger ya?" Pelangi mengorek-ngorek kupingnya, takut-takut ada kotoran. Daniar yang melihatnya geram, ingin sekali menjambak rambut Pelangi.

"Gak ada kotoran, si. Jangan halu! Ketinggian halu lo tuh," ujar Pelangi sambil menunjuk Daniar.

"Nyari ribut lo ya, sialan!" Daniar ingin menjambak rambut Pelangi, namun Laskar buru-buru menahan Daniar.

"Yar, udah. Jangan main fisik," ujar Laskar sambil menahan Daniar yang terus ingin menjambaki Pelangi. Laskar paling gak suka dengan perempuan yang berantem main fisik.

"Dia, yang mulai duluan."

"Siapa? Ko, gue? Jelas-jelas lo!" marah Pelangi. "Lo itu jelas-jelas belum di tembak sama Laskar, jadi gak usah halu," ujar Pelangi, setelahnya dia pergi dari parkiran.

"Dasar, cewe centil. Perebut cowo orang!" maki Daniar sambil teriak-teriak, namun Pelangi tak menggubrisnya sedikit pun.

"Yar, udah. Ayo, aku anter ke kelas ya."

Laskar membawa Daniar ke kelasnya. Di kelasnya nanti, Laskar akan memarahi Pelangi. Enak aja, Daniar sampai di buat marah seperti ini.

"Jangan marah lagi ya, aku gak mau kamu marah-marah," ucap Laskar lembut.

"Kamu, kapan nembak aku?"

Laskar bungkam, bahkan dia sampai menghentikan langkahnya. Dia memang ada niatan untuk menyatakan perasaannya pada Daniar, tapi dia juga bingung kenapa dia malah jadi ragu.

"Kenapa diam? Kalau kamu gak memperjelas hubungan kita, Pelangi bakalan ngolok-ngolok aku terus," ujar Daniar. Dia tau, Laskar sedang ragu saat ini. "Aku, ke kelas sendiri aja," lanjut Daniar dan pergi meninggalkan Laskar.

***

Laskar memasuki kelas dengan langkah lebarnya, dia buru-buru menghampiri Pelangi.

"Pelangi." Panggil Laskar dengan suara tegasnya. Semua isi kelas, langsung menatapnya penasaran.

"Kenapa, Kar? Kamu, ko kaya kesel gitu?" tanya Pelangi berdiri dari duduknya.

Laskar tersenyum sinis mendengarnya. Kenapa dia malah bertanya, jelas-jelas yang membuatnya seperti ini ya, karena dia, si makhluk halus.

"Ikut gue!" katanya penuh penekanan.

LASKAR PELANGITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang