Dua tahun lalu, kamu pergi tanpa kata pamit. Aku yang sore itu mendengar kabar dari temanmu, merasa perasaanku sempit. Dunia seperti berhenti saat itu juga ketika aku mendengar kamu meninggalkan kota ini. Aku ingin menangis saat itu juga, tapi kutahan. Yang ada dadaku sesak, rasanya susah untuk bernapas.
Setelah kepergianmu, hari-hariku menjadi kelabu. Setiap sore aku berharap kamu datang seperti biasa, membawa senyum serta sapa. Namun, rasanya itu mustahil. Kamu sudah jauh di sana. Mana mungkin datang kemari untuk menemuiku lagi.
Kamu adalah kenangan. Sudah sepantasnya aku lupakan. Tapi mengapa sampai detik ini aku tak bisa menghapusmu dalam ingatan. Sungguh aku lupa, mungkin kamu adalah bagian dari kenangan yang tak pantas kulupakan. Justru sebaiknya disimpan dalam memori ingatan.
Pagi hari, 1 Oktober 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjalanan Waktu
Teen FictionSebuah ungkapan perasaan yang kutulis dan kuabadikan dalam sebuah tulisan. Kuharap tulisan ini mampu mewakili rasa hatiku dan rasa hati kalian ya🙂 Ikuti aku di instagram @tenina8 dan @pojok.diksi Mit liebe Teni