Mimpi adalah awal mula aku meniti. Aku bisa menjadi seperti sekarang karena mimpi-mimpi yang kurajut dahulu. Aku sadar betul, tidak semua mimpi-mimpi yang kurajut dapat terwujud. Tapi, apalah salahnya bermimpi. Toh mimpi itu gratis, tidak berbayar.
Aku tidak bisa berhenti dari bermimpi. Setiap tarikan dan hembusan napasku, terlahir harapan-harapan dan juga mimpi-mimpi. Kadang, aku merasa terpuruk ketika salah satu mimpiku tidak bisa terwujud. Meskipun aku tahu itu merupakan hal yang wajar, tapi sebagai insan biasa aku tetap bersedih dan parahnya bisa sampai hilang harapan.
Saat sudah terpuruk, kubiarkan rasa sesal menyelimutiku, menyesakkan rongga-rongga pikirku. Kemudian, ketika sudah cukup, kuisi lagi dengan semangat yang kutujukan untuk diriku sendiri. Kalau bukan diriku sendiri siapa lagi yang akan menyematiku? Menunggu orang lain? Terlalu lama. Kita sendirilah yang memegang peranan penting dalam hidup kita. Bukan orang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjalanan Waktu
Teen FictionSebuah ungkapan perasaan yang kutulis dan kuabadikan dalam sebuah tulisan. Kuharap tulisan ini mampu mewakili rasa hatiku dan rasa hati kalian ya🙂 Ikuti aku di instagram @tenina8 dan @pojok.diksi Mit liebe Teni