Aku terbangun dengan mata yang sembab dan wajah yang kusut. Kemarin malam adalah malam yang buruk. Aku benci mengingat Ben membentakku dan menyemburkan kalimat yang tidak pantas di depan wajahku. Aku tahu dia kesal. Aku tahu aku memang banyak tingkah. Dan aku mulai berpikir kalau kami sudah tidak lagi cocok.
Kecocokan memang tidakmudah ditemukan di dalam suatu hubungan, tapi itu bukan satu-satunya alasan bagiku mengambil keputusan untuk mengakhiri hubungan kami. Alasan lainnya adalah karena aku merasa bersalah setiap kali berada di dekat Ben sementara aku terus memikirkan Mr Gage. Ini gila, aku tidak punya niat untuk mengkhianati Ben aku terus menhan diriku untuk tidak melakukan hal rendah semacam itu tapi dengan memikirkan Jonathan Gage setiap detik telah membuktikan bahwa aku adalah wanita yang buruk.
Ini diluar kendali tapi aku tidak bisa berkilah demi melindungi diriku sendiri.
Aku menginginkan John.
Jika aku tidak mendapatkannya, maka biarkan saja yang terpenting adalah aku harus mengakhiri hubungan yang tidak bisa aku jalani lebih lama lagi. Hati Benjamin pasti akan jauh lebih hancur jika mengetahui bahwa aku memikirkan pria lain saat bercinta bersamanya di toilet kampus sepekan yang lalu.
Aku keluar dari apartemenku pagi-pagi sekali. Hari ini adalah hari minggu. Cafetaria akan dibuka sekitar 2 jam lagi, aku akan bertemu dengan Ben sebelum mengurus cafe. Aku harap hubungan ini bisa berakhir secara baik-baik dan Ben tetap menjadi bagian dari sahabat baikku.
Bel kutekan berulang kali tapi pintu tidak kunjung dibuka. Aku mendesah gusar sebelum memutuskan untuk masuk ke dalam apartemen Ben dengan kartu aksesku saja, lagipula ini untuk terakhir kalinya kartu akses Ben ada di tanganku, benda ini harus menjadi berguna.
Kulangkahkan kakiku memasuki apartemen Ben yang mewah. Ben bukan hanya anak orang kaya tapi dia juga punya bisnis pakaian di samping menjadi mahasiswa hukum. Ben memang suka bergaya, gayanya yang classy adalah hal pertama yang membuat aku terpikat saat dulu.
Langkahku terhenti tepat ketilka aku menyadari ada g-string berenda yang menyangkut di ujung sepatuku. Uh, seingatku aku tidak punya g-string yang norak seperti itu.
Perasaanku mulai tidak enak. Dengan langkah yang lebar aku berjalan menuju ke kamar Ben dan membuka pintu kamarnya tanpa memgetuk terlebih dahulu. Yup, aku menemukan dia di sana. Telanjang dan terlelap pulas bersama seorang gadis berambut pirang!
God damn it!
Ben melakukan apa yang selama ini aku coba untuk kendalikan. Dia telah berselingkuh.
Aku tidak tahu harus bersikap bagaimana. Konyol rasanya jika aku marah sementara aku datang ke apartemen Ben untuk mengakhiri hubungan kami. Ya, aku bisa saja memanfaatkan kesempatan ini untuk putus dari Ben lalu menyudutkan dia karena telah berselingkuh. Tapi aku tidak selicik itu.
Aku melangkah menghampiri Ben yang masih terlelap pulas dan berusaha keras umtuk tidak melihat wanita yang memeluk mesra tubuhnya. Dengan hati-hati aku menepuk pelan pipi Ben sambil berbisik memanggilnya agar dia segera bangun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Owned By John (Completed)
RomanceMusim panas tak sepanas Billionaire tampan yang menjadi pembicara pada acara seminar di kampusnya. Tajam, gelap, ambisius, dan dominan itulah yang Tamara Kelsey pikirkan tentang John Gage. Tamara butuh pria seperti John dan ingin sisi dominan pria i...