Gadis mungil itu sibuk memasukan beberapa peralatan ke dalam tas kardusnya, wajahnya sesekali menampilkan sarat sedang berfikir, bibir kecilnya tengah mengerucut sedangkan jarinya menjentik jentik pada ujung sisi kardus, lalu ia merapihkan semua barang termasuk kardus itu kedalam salah satu sisi sudut kamar yang bernuansa orange muda itu.itu semua peralatan MOS alias Masa Orientasi Siswa.
Kakinya melangkah pada cermin yang tergabung dengan lemari besar, matanya melihat pantulan dirinya.
Pintunya terbuka kecil, memperlihatkan wajah wanita paruh baya berbalut daster.
"Udah siap semua?"
Gadis itu kini tersenyum simpul "iya mah udah, besok kuncirin ya"
Sang wanita paruh baya mendekatinya.mencium keningnya dengan lembut
"Yaudah istirahat ya"
Ucapan itu hanya dibalas anggukan kecil.
****
Jam sudah menunjukan pukul 5 pagi, gadis itu sudah keluar dari kamar mandi yang hanya mengenakan handuk yang menutupi tubuhnya. Ia bergegas menggunakan seragam putih biru di hadapannya, sementara wanita paruhbaya terlihat duduk di pinggir ranjangnya, dengan telaten ia menyisirkan dan mengunciri rambut anak bungsu tercintanya itu. Helai demi helai telah terikat dalam satu karet berbandul matahari, hanya beberapa helai anak rambut tersingkir di sebelah pipinya. Kini gadis itu sudah siap, ia mengendong tas kardus, mengalungkan name tag yang bertulis "SENJA" diatas karton merah berlis hitam. Wajahnya terlihat merona, matanya melihat pantulan dirinya di cermin, gadis kecil dikuncir dua itu siap.
Langkah kakinya beriringan diatas kerasnya trotar, tangannya sesekali mengayunkan ke atas ke bawah menunggu kendaraan kota yang akan menganggkutnya ke sekolah barunya. Dengan wajah yang bersemangat ia terus melalukan itu tanpa merasa malu.
"Lagi mos ya de?" Suara berat itu berasal dari bapak bapak yang tengah membaca koran
Gadis itu mengangguk dan tersipu
"Sama dong kaya yang disana?" Kini tanggan bapak itu mengarah ke seorang laki-laki yang berseragam putih biru dan membawa perlatan mos yang sama seperti gadis kecil itu. Lelaki yang di tunjuk itu menoleh ke sumber suara "Iya sama " ucap sang gadis.
Gadis itu melangkahkan kaki mendekati sang lelaki tadi, ia tersenyum "mau ke sma harapan jaya" tak ada jawaban hanya ada anggukan darinya. Dapat terlihat jelas laki laki itu mengalungkan name tag yang bertulis Ari dengan karton berwarna hijau.
diam hanya itu, tak ada satu patah katapun yang keluar dari mulut laki laki itu. Sudah tak ada pembicaraan lagi diantara mereka berdua, hanya terdengar bwerapa suara kendaraan bermotor yang menghiasi hirup pikuk pagi ini.
Metromini yang di tunggu tunggu sudah datang, gadis itu sengera masuk dan duduk di bangku yang masih kosong. Matanya memelipir sekitar, mencari sosok laki laki tadi. Hasilnya nihil, ia tak terlihat sama sekali. Gadis itu hanya mendengus dan mengerucutkan bibir kecilnya.
****
Hai ini iseng buat hehe, jangan lupa voment yaaa.
Regrads, re♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Matahari untuk senja.
RastgeleKisah dua orang yang saling berkaitan, tapi berbeda. selalu berbeda tapi tak pernah jauh. selalu bersama tapi tak bisa bersatu. Tiba saatnya senja, apakah saat itu matahari dapat bersatu? atau bahkan malah semakin menjauh?