10

2.1K 320 84
                                    

HIRAETH


Pagi itu sebelum pergi ke sekolah, Wonwoo menyempatkan dirinya untuk mampir ke sebuah minimarket; membeli susu pisang, roti melon dan sebungkus rokok untuk pertama kalinya. Wonwoo masih ingat ketika dirinya mengantri untuk membayar, maniknya tak sengaja melihat sosok yang nampak tak asing berjalan diluar minimarket sembari berbagi tawa dengan seorang lainnya.

Kala itu ia mencoba mengingat siapa gerangan sosok yang memakai seragam serupa dengannya itu. Tak butuh waktu lama, sebab sepersekian detik setelah membayar belanjanya–yang sempat menimbulkan sedikit cekcok dengan sang kasir karena Wonwoo yang masih berstatus siswa membeli rokok, yang pada akhirnya mengharuskan Wonwoo untuk berbohong–Wonwoo mengingat sosok itu. Siswa itu, orang yang kemarin ia lihat di rekaman cctv kelasnya yang berhasil disadap oleh Xu Minghao.

Wonwoo masih ingat ketika dirinya ingin pergi menenangkan diri setelah memukul Mingyu, dua siswa dengan tiba-tiba merangkulnya, seakan mereka telah mengenal sebelumnya. Yang lebih kecil berkata bahwa ia melihat segalanya, melihat bagaimana Wonwoo memukul Mingyu dengan keras dan menurutnya itu mengagumkan. Sementara yang satunya berkata bahwa Wonwoo harus melihat suatu hal, sebuah kebenaran.

Lantas dua siswa itu membawa Wonwoo ke sebuah kelas tak terpakai. Wonwoo sebenarnya tak paham mengapa dirinya setuju saja untuk mengikuti dua siswa itu.

Di dalam kelas itu, Xu Minghao memberikan laptopnya kepada Wonwoo, mempersilahkan pria bermanik rubah itu untuk menekan tombol play dilayar. Wonwoo lantas menurut saja dan tak banyak bertanya, dia memang sosok yang seperti itu, terkadang hanya akan banyak diam ketika dirinya tengah dilanda emosi.

Layar laptop itu hanya menunjukkan kelasnya yang kosong selama sepuluh detik pertama, Wonwoo menyimpulkan bahwa video itu adalah rekaman cctv ketika kelasnya melakukan pembelajaran di lab komputer. Setelah menunggu beberapa saat, akhirnya terlihat pergerakan di pintu masuk, pintu itu bergeser dan masuklah seorang siswa yang sepertinya telah mengetahui bahwa kelas itu kosong. Wonwoo tetap diam ketika siswa itu berjalan menuju meja Mingyu, mengambil sebuah buku dan juga kotak kecil.

Wonwoo ingat, kotak itu adalah kotak dimana Mingyu menyimpan kalung miliknya. Wajah Wonwoo nampak bingung ketika dilihatnya siswa di dalam video itu nampak kesal dan langsung membuang kotak itu, kemudian pergi.

"Sepertinya dia berpikir kalung itu milik Mingyu dan Mingyu ingin memberikan itu padanya,"

"Siapa dia?" Wonwoo kala itu bertanya sembari mengulang video dimana wajah dari siswa itu nampak jelas.

"Lee Jihoon, kekasih Mingyu."

Ingatan Wonwoo kembali pada pagi di depan minimarket. Dimana dirinya ingin menghampiri Lee Jihoon itu, namun harus tertunda sebab matanya tak sengaja menangkap pemandangan dua orang yang tengah berciuman di sela bangunan yang sedikit remang. Wonwoo mundur tiga langkah, kemudian menyandarkan tubuhnya pada dinding minimarket sembari menikmati sarapan kecilnya. Ia menunggu dua orang itu selesai dengan kegiatan mereka, sebab ia butuh berbicara dengan salah satunya.

"Terimakasih telah mengantar ku, Soon."

"Apa sih yang tidak untuk kekasihku," terdengar suara tawa pelan.

"Bagaimana? Apa kau masih diganggu sampai sekarang?" Suara dari orang yang sama kembali terdengar.

"Tidak terlalu, Mingyu melakukan tugasnya dengan baik." Sahut suara lainnya.

"Tapi kau tidak terbawa perasaan dengannya kan?"

"Tentu saja tidak, aku hanya mencintaimu. Mingyu itu, dia hanya salah menafsirkan pertemanan kita. Sampai kapanpun aku hanya akan menganggapnya seorang teman, tidak lebih."

HIRAETH ; MEANIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang