Perjanjian

1.7K 161 19
                                    

"Kita memang baru saja mengenal,tapi itu gabisa dijadikan alasan maira"
Maira tidak tau lagi harus berkata apa,karna ia juga mencintai milan namun masih ragu untuk mengungkapkan nya.
"Ra" "oke lo bisa pikirkan dulu dan gw tunggu..kapan pun lo siap gw terima"
"Terima kasih ya,lo udah mau ngertiin gw" ucap maira dengan tersenyum
"Yaudah sekarang gw mau ngajak lo ke sesuatu tempat yang special"
"Tapi lo kan lagi sakit"
"Kan lo yang nyetir,nantii gw yang arahin"

kapan pun lo siap gw terima""Terima kasih ya,lo udah mau ngertiin gw" ucap maira dengan tersenyum"Yaudah sekarang gw mau ngajak lo ke sesuatu tempat yang special""Tapi lo kan lagi sakit""Kan lo yang nyetir,nantii gw yang arahin"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Milan mengajak maira ke tempat yang biasa ia datangi saat banyak masalah. Dari kecil milan suka menyendiri saat ada masalah, rumah pohon ia jadikan tempat untuk menenangkan pikiran sejenak. Disana terdapat segudang rahasia yang hanya langit dan darris yang tau.

"Nah itu dia tempatnya" tunjuk milan ke rumah pohon yang ada di depan nya
"Ini dihutan milan,lo kok bisa nemuin tempat beginian" tanya maira
"Udah turun dulu,nanti gw ceritain"
Milan dan maira keluar dari mobil dan berjalan menuju rumah pohon.

"Sumpah ini sih keren banget" maira kagum akan keindahan disana
"Lo suka ra"
"Suka bangett" ucap maira dengan wajah terharu
"Coba lo naik ke atas bakal lebih indah ra"
"Seriusan? Gw naik ya"
"Iya,hati hati ra ntar jatoh"

Maira terpaku melihat ribunan pepohonan dan danau yang terbentang disana.
"Sekarang lo ceritain ke gw tentang tempat ini"
Milan menceritakan awal mula ia menemukan rumah pohon. Kisah nya bermula dari milan SMP dimana orang tua nya sibuk bekerja sedangkan dirumah hanya ada bibi, ia tidak tau mau kemana mencurahkan keluh kesah nya. Saat itu ia pergi camping karna ada acara weekend sekolah,milan tersesat dan akhirnya ia menemukan pohon di tepi danau. Setelah ia balik dari acara camping ia terus kepikiran akan pohon itu dan akhirnya meminta tolong kepada suami bibi untuk membuatkan rumah pohon disana. Hari demi hari waktu yang milan habiskan hanya dirumah pohon hingga saat ia masuk perkuliahan orang tua milan sadar akan kurang nya perhatian dengan anaknya membuat orangtua milan mengurangi jadwal pekerjaan dan mulai saat itu milan jarang sekali mengunjungi rumah pohon.

"Ra lo kok nangis sih" tanya milan
"Jujur ya, gw ga ngerti lo cerita apa"
"Dasar cewek gila, gw udah cerita panjang lebar dan lo bisa bisa nya.. ah udah lah pulang aja males gw kaya gini"
Baru selangkan milan berjalan meninggalkan maira,tangan milan ditarik oleh maira.
"Gw bercanda kali,jangan marah yaa milan ganteng" rayu maira
"Yaudah mau ngapain lagi nih" lirik milan dengan jahil
"Hah mau ngapain" maira gugup,pikiran ia kemana mana
"Lo jangan macem macem ya" tangan maira mengepal siap siaga mau menonjok milan
"Apaan sih ra" milan tertawa karna maira memiliki pikiran yang aneh
"Makanya kalo pelajaran agama itu jangan bolos,gini kan jadi nya nethink mulu"
"Abis nya muka lo gitu sih"
"Emang muka gw kenapa" milan mendekatkan wajah nya
Maira menjadi salah tingkah,badan nya serasa diserang petir (eh gosong dong)

"Lo kenapa ngasih tau gw tempat ini,kan rahasia lo" tanya maira
"Hmm karna lo itu special buat gw"
"Special pake karet 2 ya" ucap maira sambil tertawa
"Ra,perasaan gw tulus sama lo dan tadi saat dikampus itu gw bener bener serius" milan memegang tangan maira dan meletakkan nya ke dada
"Tapi gw masih mau fokus kuliah"
"Iya gapapa gw tunggu,tapi kita harus buat perjanjian"
"Hah perjanjian"
"Hmm lebih tepatnya komitmen,gimana setuju ga"
"O-oke" jawab maira
"Yang pertama lo ga boleh deket sama cowo mana pun termasuk darris dan langit"
"Ih kok gitu sih,kan mereka juga temen gw"
"Sttt dengerin dulu,kita ga pernah tau kan perasaan orang ke kita itu gimana..jadi jangan deket deket kalo mereka suka sama lo gimana? Masa iya gw harus saingan sama sahabat gw sendiri"
"Yaudah iya iya"
"Yang kedua,jangan main main dalam hubungan ini karna gw mau yang serius ra..dan setelah lo lulus gw bakal lamar lo"
"Iyaaa milan"
"Dann mulai sekarang jangan pake gw lo tapi aku kamu"
"Oke gampang,sekarang giliran gw...lo jangan"
"Baru aja dibilangin pake aku kamuu"
"Ohiya maaf yaa" ucap maira dengan manja
"Kamuu jangan tebar pesona sama cewe lain"
"Aku ga pernah tebar pesona kok,akuu ituu emang udah dari lahir mempesona jadi cewe manapun bakal tertarik"
"Iihh pede boros"
"Udah itu aja?" Tanya milan sambil menatap mata maira dengan penuh kasih
"Sisanya nyusul,hehehe"
"Eh bentar kita tulis dulu di pohon ini,tanggal 24 terus beri love" ucap milan sembari mengukir

"Sekarang kita foto dulu" ajak maira
"Boleh,tapi gaya nya gimana"
"Bebas aja sayang"
"Eh udah manggil sayang aja nih" goda milan
"Ga gitu milann,sayang aja ukiran itu kalo ga di foto"
Next....

Anugerah CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang