🌠 Kalih ✨

1.5K 181 1
                                    


***

Sampailah mereka di SMA Candradimuka. "Eh kok abangnya malah masuk sih." Batinnya, Qeela yang kebingungan kemudian menepuk pundak lelaki tersebut. "Bang kok masuk sih?"
"Bang woi berhenti." Lelaki tersebut tak menghiraukan suara Qeela dan malah berjalan terus menuju ke arah parkiran. Banyak siswi yang memperhatikan mereka, khususnya menatap Qeela dengan tatapan sinis. Bahkan ada pula yang berbisik dan bertanya tanya, ada apakah?

"Turun!" Ucap lelaki tersebut, kemudian Qeela turun dan menatap pengendara tersebut. Lelaki tersebut membuka helm dan jaketnya karena sudah berada dilingkungan sekolah.
"Lah murid disini? Gue kira tadi lu abang ojek. Maaf ya, dan makasi tumpangannya." Ucap Qeela sambil nyengir

"Hmm." Lelaki tersebut menatap Qeela malas, kemudian pergi meninggalkan Qeela setelah ia menaruh helmnya.

"Apaan sih sombong banget, untung aja bantuin gue. Kalo nggak, udah tak hiiihh." Kesalnya sambil tangannya memperagakan seakan meremas sebuah kertas dan kakinya bergerak untuk menuju kelas.

"Qeel!!" Teriak teman Qeela yang berlari ke arahnya.
"Qeel lu baru dateng? Buruan taruh tas gih upacaranya udah mau mulai, gue tunggu di lapangan ya."
"Hmm okee San, jagain tempat buat gue." Gadis berambut sebahu, bergigi gingsul, serta memiliki paras cantik tersebut bernama Dewika Sandrina Putri.

"Siiip." Kata sandrina sambil menyatukan ujung jari telunjuk dan jempolnya membentuk huruf 'O'. Qeela segera berlari kecil menuju kelasnya yang tak jauh dari tempatnya berdiri tadi.

***

Kini Qeela dan Sandrina sudah berada di lapangan, mereka sedang mengikuti upacara bendera. Pembina upacara telah dipersilakan untuk memberikan amanat, siswa siswi merasa bosan sehingga sebagian dari mereka ada yang tengah berbisik, asik mengobrol. Termasuk juga Qeela dan Sandrina. Jujur saja memang bagian upacara yang membuat lama adalah bagian pemberian amanat.

"Eh Qeel..." Qeela menatap Sandrina yang memanggil dirinya.
"Lu udah ngerjain PR belum?" Tanya Sandrina

"Hah? PR? Emang ada?" Bukannya menjawab Qeela malah bertanya balik pada Sandrina.
"Ih Qeela, lu gimana si... Itu PR biologi, mana gurunya galak lagi." Qeela memegang kepalanya, ia merasa sedikit pusing, bukan karena ocehan Sandrina. Tapi memang ia mendadak merasa tak enak badan. Apalagi sinar matahari yang mulai muncul membuat wajahnya kini terlihat pucat.

"Ah ya udah ntar gue nyalin punya lu ya?" Kata Qeela pada Sandrina sambil menampakkan deretan giginya mencoba mengabaikan rasa pusingnya.

"Dih."
"Ayolah San please..." Ucap Qeela sambil memohon.
"Yaudah iyaa... tapi jangan sama persis nyalinnya."
"Ya ampun lu cantik banget deh."
"Hilih kalau ada mau nya aja..." Sandrina memutar bola matanya malas.

Sandrina sempat memperhatikan wajah Qeela sesaat. "Qeel, lu sakit?"
"Ga kok San." Jawab Qeela sambil menatap Sandrina kemudian mengalihkan pandangannya ke pembinaan upacara, takut kalau saja nanti dirinya dan Sandrina kepergok sedang mengobrol.

"Bener? Muka lu pucet loh Qeel " Sandrina mulai khawatir dengan sahabatnya tersebut.
"Iyaa, Gue gapapa kok."
"Ya udah ntar kalau pusing bilang gue, kita langsung ke UKS aja."
"Iyaa.." Sebenarnya Qeela ingin sekali beristirahat, karena kini badannya terasa lemas, namun upacara sudah hampir selesai. Tanggung jika ia meninggalkan lapangan. Ia juga malas berjalan menuju UKS.

Hening...

"Qeel kita tuh, udah mau lulus jangan malesan napa, ntar kalau..." Ucapan Sandrina terpotong karena ia kaget dengan yang terjadi pada Qeela.

BRUUUKKK

"EHH...QEELAA!!!" Pekik Sandrina.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Haloo Reader!!! (≧▽≦)
Jangan lupa klik bintangnya, komen juga boleh ( ˘ ³˘)♥
Masukin Reading list juga ya.
(つ≧▽≦)つ
Maaf jika ada kesalahan dalam penulisan (。•́︿•̀。)
Terima kasih juga udah mau baca cerita aku.
Salam dari author kiyo_piyo
(。♡‿♡。)

PERCAYA PADAKU [SYAQEEL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang