🌠Sedasa✨

921 127 5
                                    

Qeela melangkah keluar dari ruang guru. Secara bersama juga, ada sepasang orang yang ingin memasuki ruang guru. Kedua orang itu sedang terburu-buru sambil membawa tumpukan kertas di tangan mereka.

Bug...

Suara kertas berjatuhan karena ketidaksenangan mereka yang bertabrakan.
"Aduh...pake acara jatuh segala, mana lagi buru-buru." Ucap perempuan berbadan tinggi dan berambut panjang dengan ujung bergelombang. Perempuan itu reflek berjongkok dan memunguti kertas-kertas tersebut. Lelaki yang berada di sebelahnya menghembuskan napas sejenak kemudian ikut memunguti pula. Qeela masih syok dengan kejadian barusan lalu tersadar dan segera membantu mereka mengambil kertas-kertas tadi.

"Eh maaf...maaf gue ga sengaja. Gue gatau kalau kalian mau masuk." Ketiganya berdiri merapikan bentuk kertas tadi lalu mengumpulkannya pada perempuan berbadan tinggi tadi.

"Gue minta maaf ya, gue bener-bener ga sengaja." Qeela memohon maaf kembali sambil menyerahkan kertas yang ia ambil barusan.

"Iyaa...ga apa kok, gue juga salah tadi ga liat juga kalau ada orang yang mau keluar." Ucapan gadis itu membuat Qeela bernapas lega.

Mata Qeela menatap lelaki yang berada di samping gadis itu. Ia menautkan alisnya, mencoba berpikir dengan cepat. Sepertinya ia pernah melihat lelaki itu.
"Lu?!" Kata Qeela dengan nada yang sedikit meninggi.

"Sial mulu gue kalo ketemu sama lu." Celetuk Qeela

"Kebalik." Ucap lelaki tadi tak mau kalah, lelaki tadi adalah Rassya. Orang yang tempo lalu di hukum bersama Qeela.

"Tunggu, kalian saling kenal?" Ucap gadis yang berada di sebelah Rassya.

"Gak, udah ayo masuk." Rassya melangkah masuk sendirian, gadis tadi hanya menatap heran antara Rassya dan Qeela.

"Dih, tengil banget." Ucap Qeela sebal

"Maaf ya, gue lagi buru-buru. Gue duluan ya..." Ucap gadis tadi, yang mulai menyusul Rassya untuk masuk ke ruang guru.

"Ehh.. iyaa." Balas Qeela.

*****

Sementara itu di kantin, Sandrina tengah duduk melahap makanannya. Tak jauh dari tempatnya Rey datang bersama temannya.

"Clay, lu yang pesen terus gua nyari tempat duduknya." Ucap Rey pada temannya. Nakula Clay Gribble adalah nama lengkapnya.

"Dih, enakan lu." Ucap Clay tak terima

"Biar cepet Clay, istirahat nya bentar doang."

"Yauda yauda iyaa. Lu apa?"

"Bakso aja deh sama es teh." Ucap Rey, setelah itu ia berjalan meninggalkan Clay dan mencari tempat duduk. Kali ini ia tidak beruntung karena kantin sangat ramai.

Mata Rey menangkap sebuah bangku yang masih bisa ia tempati bersama Clay, namun masih ditempati seorang perempuan. Ia memilih bergabung dengan perempuan tersebut.

"Hai...boleh join?" Sapa Rey, perempuan tadi menoleh ke sumber suara.

"Gue ga kebagian tempat duduk." Lanjut Rey lagi.

"Oh iya...iya.. boleh." Kata gadis itu mempersilakan.

"Lu yang kemarin di perpustakaan kan?" Rey membuka topik agar tak terlalu canggung.

"Iyaa, btw lu ga makan?"

"Makan kok, lagi di pesenin temen gue."

"Oh gitu." Jawab gadis tersebut.

PERCAYA PADAKU [SYAQEEL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang