🌠Sekawan✨

1.1K 163 6
                                    

'Kasian Qeela' batin Sandrina yang ikut melihat kejadian tadi.

****

Qeela berjalan menyusuri koridor sekolah sambil merutuki kebodohannya, kenapa juga ia sampai lupa dengan PR nya. Kenapa juga ia sangat pemalas sekali. Kesal sekali rasanya, baru saja ia ingin memasuki kelas tetapi malah di usir. Tapi memang ini kesalahan dirinya sendiri juga. Jadi, mau tak mau ia juga harus menerima konsekuensinya.

Entah kemana ia harus membawa langkah kakinya, sampai akhirnya Qeela berhenti di depan ruangan yang di atas pintunya terdapat tulisan 'PERPUSTAKAAN'

Qeela menjajakan kakinya untuk memasuki ruangan tersebut, ruangan yang jarang sekali ia kunjungi. Bau rungan yang khas dengan buku. Tak buruk juga, bersih dan nyaman, namun sedikit berantakan di sisi lain ruangan. Tak apalah lagi pula ia hanya singgah sebentar, sampai jam pelajaran bu Madrim habis.

Mata Qeela mencari cari bangku yang nyaman, hingga matanya tertuju pada bangku yang berada di sudut ruangan. Ia berjalan menuju bangku tersebut dan mendaratkan pantatnya. Kemudian Qeela melipat tangannya di atas meja lalu meletakkan kepalanya. Perlahan tapi pasti ia mulai memejamkan mata dan membawa dirinya sendiri ke alam mimpi. Belum lama ia memasuki mimpinya sesorang tengah mencubit-cubit hidungnya.

"Ih apa sih!" Ucap qeela dengan mata yang masih terpejam, tangannya ikut menangkis tangan seseorang yang tengah menjahilinya.
"Kalau tidur jangan disini." Kata lelaki tersebut
"Terus dimana?" Qeela masih saja menjawab dengan mata terpejam.
"Di rumah." Ucap lelaki tersebut yang kembali mencubit hidung Qeela, rasanya sudah seperti squisy saja.
"Ish..." Qeela yang kesal kemudian bangkit dan menggebrak meja. "Ih lu resek banget si!!!!"

"Tolong kecilkan suara kalian!" Ucap penjaga perpustakaan tersebut. Terdengar langkah kaki yang mulai mendekati mereka. "Tuh kan, elu sih." Geram Qeela, lelaki tadi hanya diam ketika Qeela bicara.

"Astaga, ini jam pelajaran kenapa kalian malah disini? Kalau kamu, saya sering lihat. Dan... tidak heran juga kalau kamu di sini." Ucap penjaga tersebut sambil menunjuk lelaki tadi.
"Tapi kalau kamu... Saya tidak pernah melihat, jadi kamu kenapa tidak ikut pelajaran dan malah bolos ke perpustakaan?"

"Itu... Pak sayaa... sayaa.. anuu.. itu loh." Qeela malu menjelaskannya.
"Ita itu ona anu, kenapa?"
"Saya dihukum pak. Disuruh keluar kelas." Ucapnya pelan. Mendengar penuturan Qeela penjaga tersebut menggelengkan kepalanya.

"Ya sudah, kamu bapak kasih hukuman."
"Yaahh pak saya kan lagi dihukum, masa dihukum lagi double kill dong."
"Hukuman mu terlalu ringan, jadi bapak tambahin, kamu rapikan buku-buku yang ada di keranjang, kamu tata di rak sesuai dengan labelnya."
Qeela melongo dibuatnya, bagaimana tidak? Buku-buku tersebut sangat banyak. Walaupun hanya ada dua keranjang.

"Dia gak dihukum pak?" Qeela menunjuk ke arah lelaki tersebut, lagi-lagi ia bertemu dengannya. Dia baik, tapi di sisi lain dia juga menyebalkan. "Rassya?" Qeela mengangguk cepat. "Yasuda kalian berdua."
"Lah kok saya juga?"
"Biar cepat selesai. Sudah cepat kerjakan."
"Ish, bilang aja biar kerjaan bapak ringan." Qeela bergumam pelan, tapi masih bisa didengar oleh penjaga tadi.
"Ohh mau bapak tambahin?"
"Ehhh... enggak pak enggak." Kemudian guru tersebut berlalu meninggalkan mereka berdua.

"Oh jadi nama lu Rassya. Gue tandain lu." Ucap Qeela sambil menunjuk Rassya dengan telunjuknya yang hampir mengenai hidung Rassya.

Melihat jari tersebut Rassya menggenggam tangan Qeela dan menurunkannya. Qeela langsung menghempaskan tangan tersebut. "Gausah pegang-pegang."
"Gausah tunjuk-tunjuk." Balas Rassya
"Hiiihhh...!!! Gemes gue sama lu." Qeela merasa gemas dengan lelaki tersebut seraya mengepalkan tangan dan menghentakkan kakinya.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Hai hai ♡(> ਊ <)♡
Gimana ceritanya?
Kalau suka jangan lupa klik bintang ya, penuhin kolom komentar juga boleh(~‾▿‾)~
Maaf jika ada kesalahan penulisan (ᗒᗩᗕ)
Dan terima kasih sudah mau mampir untuk membaca// hug
(つ≧▽≦)つ

Salam Author
Kiyo_Piyo

PERCAYA PADAKU [SYAQEEL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang